Achmad Hambali, S.Pd., Gr.

Guru Penggerak Angkatan 7 - Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Ac

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Teks Argumentasi - Ketergantungan Gawai Pada Anak-Anak yang Berbahaya Bagi Mental

Ketergantungan Gawai Pada Anak-Anak yang Berbahaya Bagi Mental 


Kelompok 9 -  Kelas XI J

Nama Anggota:

1. Ayusita Indriana Puspitasari (08)

2. Dian Rahmawati (12)

3. Manda Pramudya Putri (21)

4. Nabil Raditya Febian Kusuma (23)

Sumber Gambar : www.altaschool.id


Perkembangan teknologi yang makin maju tidak dapat memungkiri bahwa ketergantungan anak-anak pada gawai telah menjadi fenomena yang cukup mencemaskan. Mungkin banyak yang tidak sadar bahwa desain dan pengembangan teknologi gawai sekarang ini memang diciptakan untuk membuat orang merasa kecanduan terhadap penggunaan gawai tersebut. Warna-warna cerah pada setiap aplikasi dan video serta kemudahan untuk mengakses berbagai fitur yang disediakan menjadi salah satu faktor anak-anak betah bermain gawai. Lantas dari hal ini akan menyebabkan ketergantungan yang nantinya dapat membawa dampak serius terhadap mental mereka. 

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) adalah hasil pengetahuan manusia yang mengubah cara hidup kita. Kemajuan teknologi memberikan kemudahan dalam pekerjaan, komunikasi, sekolah, dan lainnya, yang membuat semua orang menggunakan teknologi ini. Kemudahan gawai menjadikan anak-anak bebas menggunakannya dan karena sifatnya yang menyenangkan, anak-anak dapat merasa tertarik untuk menggunakan gawai dalam jangka waktu lama. Bayangkan bila tindakan ini terus berlanjut, kemungkinannya besar tindakan ini akan menjadi sebuah kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2022, sekitar 33,44% dari populasi anak usia dini menggunakan gawai nirkabel, sebanyak 25,5% dari anak-anak usia 0-4 tahun atau balita, dan 52, 76% dari populasi anak berusia 5-6 tahun. Adapun yang sudah bisa mengakses internet 24,956% dan lebih banyak di usia 5-6 tahun. Serta berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sekitar 98 persen anak berusia 6-12 tahun sudah menggunakan gawai. Rata-rata anak menghabiskan waktu 6 jam 45 menit per hari menggunakan gawai untuk menonton video, bermain gim, dan menggunakan sosial media.

Hasil studi menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki ketergantungan pada gawai cenderung memiliki konsentrasi yang mudah terganggu. Mereka akan mudah marah dikarenakan emosi yang tidak stabil. Serta, sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas dan menghadapi tantangan dalam menjalin hubungan pertemanan.

Selain itu, salah satu dampak yang cukup serius dari penggunaan gawai secara berlebihan adalah rentan mengalami masalah gangguan perilaku dan gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). ADHD merupakan sebuah gangguan mental yang mengakibatkan kesulitan anak untuk berkonsentrasi dan menunjukkan perilaku impulsif serta agresif.

Namun, perlu diketahui bahwa gawai tidak selamanya memberikan dampak yang buruk pada anak-anak. Ternyata terdapat banyak sekali manfaat yang dihasilkan dari gawai jika dalam penggunaan dan pemantauannya dilakukan secara bijak. Salah satu dampak positif gawai pada anak-anak adalah meningkatnya kemampuan kognitif anak. Dengan menggunakan aplikasi dan gim edukasi yang tepat, anak-anak dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan.

Anak-anak dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan keterampilan memori melalui gim dan aplikasi yang dirancang khusus. Selain itu, penggunaan gawai juga dapat membantu memperluas wawasan anak-anak. Dengan gawai, anak-anak dapat mengakses berbagai informasi dari seluruh dunia. Mereka dapat belajar tentang budaya, sejarah, dan bahasa dari negara lain dan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang dunia di sekitar mereka. Dengan adanya dampak negatif dan positif yang ditimbulkan dari gawai, maka perlu disadari bahwa peran orang tua menjadi hal yang sangat penting dalam membentuk masa depan dan kepribadian anak. Perhatian dan rasa kepedulian orang tua kepada anak menjadi salah satu faktor yang sanagt berpengaruh dalam membentuk pribadi anak. Apabila anak sudah kecanduan dengan gawai hingga berdampak buruk pada kesehatan mentalnya maka bimbingan orang tuanya perlu dipertanyakan. Beberapa solusi untuk mengurangi ketergantungan anak dengan gawai salah satunya adalah melakukan aktivitas lain yang dapat mengalihkan perhatian anak dari gawai. 

Sebagai contoh yaitu mengajak anak bermain permainan tradisional, melakukan aktivitas di luar rumah, mengenalkan anak pada hobinya, serta membatasi waktu penggunaan gawai ketika hari libur saja. Dengan melakukan hal-hal tersebut dipastikan dapat meminimalisir kecanduan anak pada gawai. Oleh karena itu, ketika telah tiba pada saatnya, orang tua harus sigap dan siap membimbing anak untuk menggunakan alat-alat teknologi seperti gawai. Hal ini sebaiknya dilakukan sebelum terlambat agar dapat menghindari hal yang tidak diinginkan seperti memunculkan konsekuensi negatif pada kesehatan mental anak.

Teks Argumentasi - Menilik Proses Pemilihan Umum di Indonesia yang Dinilai Belum Adil

Menilik Proses Pemilihan Umum di Indonesia yang Dinilai Belum Adil



Oleh :

Kelompok 8 - Kelas XI H

(1) Abdurrahman Atashabuuru A (3) Agung Tri Laksono (11) Brillian Ananda Putri (12) Enggar Triyani

Sumber Gambar : www.radioidola.com


Sistem pemilu di Indonesia dinilai masih belum berkembang. Hal ini ditandai dari belum terciptanya pemilu yang benar-benar jujur dan adil. Padahal, prinsip pemilu, "langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil" adalah cerminan dari negara yang konstitusional.


Dalam pemilu saat ini masih banyak ditemukan ketidakadilan dan ketidakjujuran.Para caleg meghalalkan segala cara agar dapat memenagkan pemilu diIndonesia seperti dengan menyogok atau memberi uang kepada para pemilih agar memilih mereka dan dapat memenagkan pemilu tersebut.Hal ini sering kali masih dilakukan di beberapa daerah.


Mengutip dari laman Bawaslu,mereka sudah berupaya mencegah kecurangan pada pemilu dengan cara membuat aplikasi android agar warga dapat melaporkan kecurangan yang dilakukan oleh oknum-oknum tersebut.Dan kita sebagai pelapor tidak perlu takut karna akan dilindungi oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).


Sebenarnya, dengan cara tersebut tidak 100% bisa menangani kasus tersebut. Tetapi, setidaknya hal tersebut dapat mengurangi adanya praktik ketidakadilan atau kecurangan. Sebaiknya hal ini harus di optimalkan agar mendapat hasil yang sesuai.


Perlu diakui bahwa proses pemilu diIndonesia masih banyak ditemukan kejangalan lainnya yang mungkin belum terungkap.Upaya untuk terus memperbaiki sistem pemilihan dan meningkatkan partisipasi masyarakat sangatlah penting demi menciptakan proses pemilihan yang lebih adil dan bersih di masa depan.

Teks Argumentasi - Percobaan pada Hewan Terus Berlangsung, Perlukah Ini Terus Dilakukan?

Percobaan pada Hewan Terus Berlangsung, Perlukah Ini Terus Dilakukan?


Oleh :

1. Kayla Agisca Hariardi (17)
2. Safira Naifah Desta Arta Putri (26)
3. Vania Inez Ardelia (33)
4. Zachwa Alisya Hendrawan (35)

Kelompok 1 - Kelas XI K


Keberlangsungan hidup umat manusia di muka bumi banyak memberikan dampak bagi makhluk lain. Dampak tersebut contohnya dalam bidang penelitian dan percobaan hewan untuk menguji kelayakan obat-obatan yang akan digunakan oleh manusia. Hewan diperlakukan sedemikian rupa agar uji coba berjalan dengan lancar dan tidak memberikan kerugian terhadap manusia. Akan tetapi, apakah hal ini akan terus berlangsung? Kemudian, bagaimanakah keberlangsungan hidup hewan yang menjadi uji coba ini untuk peradaban manusia di bumi? Percobaan pada hewan adalah hal yang mungkin sudah tidak asing lagi. Diperkirakan kurang lebih 50 juta hewan digunakan dalam percobaan setiap tahun di Amerika Serikat. Sayangnya, tidak ada angka akurat yang tersedia untuk menentukan dengan tepat berapa banyak hewan yang digunakan dalam eksperimen di Amerika Serikat atau di seluruh dunia.

Berdasarkan data tahunan dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), beberapa hewan yang sering digunakan untuk bahan percobaan yaitu kucing, anjing, hamster, babi, kelinci, primata, dan domba. Sering kali hewan-hewan tersebut dijadikan sebagai bahan percobaan di dalam laboratorium dengan tujuan khususnya di bidang kesehatan, misalnya untuk mengetahui keamanan obat-obatan yang akan dikonsumsi oleh manusia. Tidak terbayangkan betapa sakit dan sengsaranya hewan yang digunakan untuk uji coba laboratorium demi kepentingan dan kemajuan umat manusia. Oleh karena itu, seorang peneliti seharusnya memperlakukan dan memperhatikan mereka dengan baik sesuai dengan etika penelitian menggunakan hewan uji coba.

Sumber Gambar : cdn.idntimes.com


Hewan-hewan yang dijadikan eksperimen akan merasa ketakutan dan gelisah sehingga mengalami stres. Biasanya yang dilakukan hewan ketika stres adalah percobaan bunuh diri. Tidak jarang monyet memutilasi dirinya sendiri dan terus bersuara untuk menghindari kecemasannya, sedangkan anjing selalu mondar-mandir jika mereka merasa cemas. Dampak yang dialami hewan jika eksperimen terus dilakukan secara berulang, seperti hewan akan merasa gelisah, takut, dan menjadi stres hingga menyebabkan kematian.

Tidak hanya dibuat eksperimen, hewan-hewan tersebut juga menjadi korban dari penganiayaan staf yang tidak berpengalaman atau ceroboh. Kelalaian staf yang gagal dalam melakukan eksperimen mungkin membuat hewan tidak sengaja terbunuh. Selain itu, di dalam laboratorium masih ada banyak hewan yang terabaikan dan tidak terawat dengan baik. Hal tersebut melanggar kode etik penelitian menggunakan hewan yaitu tidak menghormati hewan sebagai makhluk hidup yang bernyawa (tidak sebagai benda mati). Meskipun demikian, sebenarnya ada hukuman atau denda untuk staf-staf yang lalai. Akan tetapi, hukuman tersebut biasanya dengan denda kecil dan dianggap sepele, lalu staf tidak merasa bersalah dan dibebaskan begitu saja.

Anjing sering kali diangkat dan sengaja dirusak organnya seperti jantung, paru-paru, atau ginjal untuk mempelajari bagaimana zat eksperimental dapat memengaruhi fungsi organ manusia, sedangkan kelinci dan tikus biasanya dicekoki dengan bahan kimia beracun untuk mengetahui reaksi yang akan terjadi. Berbagai eksperimen yang dilakukan di atas tadi memiliki banyak dampak yang memberikan efek samping bagi hewan yang digunakan dalam percobaan. Eksperimen tersebut dapat menyebabkan iritasi, kejang, gangguan pernapasan, pendarahan, kelainan organ, bahkan kematian. Berdasarkan beberapa sumber yang ada, eksperimen ini sangat merugikan bagi para hewan yang terlibat dalam proses uji coba ini. Dampak buruk dari eksperimen ini bagi lingkungan di sekitar kita yaitu salah satunya mengakibatkan polusi udara. Bau bangkai yang dihasilkan dari hewan yang sudah mati tersebut akan menghasilkan bau busuk yang akan mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Mungkin ada alternatif lain selain hewan yang bisa dicoba.

Seharusnya pemerintah dapat menggunakan alternatif eksperimen uji coba selain pada hewan. Apalagi di era ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang saat ini. Selain itu, jika dipikirkan secara logis, anatomi dan fisiologi yang dimiliki hewan yang digunakan sebagai eksperimen itu berbeda-beda dan tidak semuanya mirip dengan manusia. Bisa jadi terdapat keuntungan apabila diganti dengan menggunakan metode alternatif lain. Salah satunya dengan organ-on-chip yaitu chip 3D kecil yang dibuat dari sel manusia yang terlihat dan berfungsi seperti miniatur organ manusia. Organ-on-chip ini dipakai untuk menentukan bagaimana sistem manusia merespon berbagai obat atau bahan kimia juga untuk mengetahui dengan tepat apa yang terjadi selama infeksi atau penyakit. Dengan demikian, diharapkan para peneliti lebih mengembangkan eksperimen dengan teknologi canggih tanpa harus menggunakan hewan sebagai objeknya.

Teks Argumentasi - Menindaklanjuti Larangan Merokok di Ruang Publik

Menindaklanjuti Larangan Merokok di Ruang Publik


Oleh:

Kelompok 3 - Kelas XI H
19. Jovan Fatikh 
22. LatifahMardini
28. RakaAnggoro

Merokok di ruang publik adalah perbuatan tercela dan tidak beretika. Aktivitas merokok dapat menganggu orang sekitar juga berbahaya bagi kesehatan. Aktivitas merokok juga dapat memberikan pengaruh buruk terhadap perilaku. Selain itu kesadaran masyarakat di ruang publik untuk menindak lanjuti larangan merokok masih kurang.

Sumber Gambar : berita.99.co


Sebenarnya aktivitas mereka adalah kebiasaan buruk yang berdampak pada kehidupan sosial. Biasanya kebiasaan buruk ini muncul dari satu orang yang melakukan dan kemudian ditiru oleh orang lain sehingga muncul banyak orang-orang yang meniru kebiasaan ini. Seperti yang kita tahu bahwa di ruang publik adalah tempat orang-orang yang beraktivitas dengan kesibukannya masing-masing. Seperti yang kita tahu bahwa mereka memberikan banyak dampak buruk bagi aspek kehidupan terkhususnya kesehatan. Sementara paparan asap rokok baik untuk perokok aktif maupun perokok pasif sama-sama terbukti menyebabkan risiko penyakit jantung, kanker, dan penyakit lainnya.

Kesadaran masyarakat publik akan kebiasaan buruk dari merokok ini masih rendah dibuktikan dengan dipasangnya papan larangan merokok di tempat umum namun masyarakat publik seakan menghiraukan larangan tersebut. Dampak dari merokok selain kesehatan juga memberikan kerusakan sosial. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya banyak puntung rokok yang bersebaran di tempat publik. Masyarakat kurang peduli akan kebersihan di ruang publik dan banyak diantara mereka yang membuang sembarangan puntung rokok, padahal sudah disediakan tempat khusus untuk merokok. kesadaran masyarakat publik inilah yang menjadi tantangan untuk menindak lanjuti aktivitas diruang publik.


Untuk mengurangi perokok, pemerintah sekurang-kurangnya memberlakukan aturan sebagai upaya mencegah bahaya rokok semakin tersebar. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk upaya pemerintah untuk mengurangi pencemaran udara, apalagi zat adiktif yang dilepaskan rokok begitu berbahaya bagi kesehatan. Di Jakarta, peraturan mengenai larangan merokok di ruang publik tercantum dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 88 Tahun 2010 tentang Kawasan Dilarang Merokok. Didalamnya, diatur mengenai lokasi larangan merokok, tetapi tanpa disertai sanksi atau denda bagi yang melanggar. Hal ini belum tentu memberikan efek jera bagi perokok dibuktikan dengan banyaknya orang yang melanggar peraturan tersebut dan dinilai kurang efektif.


Merokok meskipun dampaknya tidak baik bagi kesehatan maupun kehidupan sosial, rokok memiliki efek kecanduan. Pada dasarnya rokok bisa dikatakan sebagai zat adiktif, karena penggunanya mengalami kecanduan. Sebaiknya orang dewasa merokok dengan penuh tanggungjawab yakni tidak mengganggu kesehatan orang lain dan bahkan tidak memengaruhi perilaku orang lain.

Menindak Lanjuti Larangan Merokok di Ruang Publik.

MENINDAKLANJUTI LARANGAN MEROKOK DI RUANG PUBLIK


Kelompok 6 - Kelas XI J

01. ALYA MUTIARA PUTRI
19. HUSNIYYA YUMNA MAYSAANDINI
20. MAHENDRA SURYA LISTA
33. SALMA NAJILAHTUL HUSNA 



Siapa sih yang tidak tahu rokok di zaman sekarang ini? Rokok adalah sebuah benda yang berbentuk silinder dari kertas yang berisi daun-daun tembakau kering yang telah dicacah. Merokok kini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja tetapi kalangan remaja Indonesia rata-rata juga sudah merokok. Banyaknya kaum remaja yang mulai merokok mengakibatkan jumlah perokok di Indonesia kian tahun kian meningkat.

Bertambahnya jumlah perokok di Indonesia kian tahun kian bertambah banyak. Misalnya saja perokok di Provinsi Jawa Tengah, menurut data dari BPS (badan pusat statistik) perokok di provinsi Jawa Tengah mencapai 28,72% pada tahun 2022. Berdasarkan data tersebut maka perokok di Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan sebesar 0,48% dari tahun sebelumnya yang sebesar 28,24%. Meningkatkannya jumlah perokok tersebut bisa saja disebabkan oleh beberapa orang yang merokok di ruang publik. Ketika orang merokok di ruang publik maka akan banyak yang melihat sehingga kebiasaan perilaku merokok mereka ditiru oleh orang lain.

Kebiasaan merokok yang seharusnya dapat dihindari melalui pencegahan dini mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh rokok tidaklah sederhana bagi keberlangsungan hidup manusia, apalagi di Indonesia. Menurut penuturan Aditama (Simartama, 2012: 37) ada 3 faktor yang menyebabkan seorang memiliki kebiasaan merokok yaitu: pertama, faktor farmakologis, salah satu zat yang ada di dalam rokok yang menyebabkan kecanduan. Kedua, faktor sosial lingkungan yang merokok. Dan ketiga, faktor psikologis, orang yang merokok atau perokok memiliki persepsi bahwasanya merokok dianggap dapat meningkatkan konsentrasi atau hanya sekadar untuk menikmati asap rokok.

Merokok diruang publik tidak dapat dibenarkan. Kegiatan tersebut dapat mengakibatkan banyak sekali hal-hal yang tidak diinginkan. Merokok di ruang publik sangatlah mengganggu, kegiatan tersebut dapat menyebabkan kerusakan sosial. "Orang yang merokok ditempat umum akan dilihat oleh banyak orang, tidak menutup kemungkinan dilihat oleh anak-anak. Hal tersebut membuat anak cenderung meniru untuk merokok. Selain itu menjadi perokok adalah gerbang untuk menjadi pecandu narkoba" ujar Fuad dan juga dr. Priyo Sidipratomo Sp.Rad(k). Selain memicu kerusakan sosial, paparan rokok ditempat umum juga dapat membahayakan perokok pasif. Perokok aktif maupun perokok pasif akan mendapat dampak yang sama, yaitu kerusakan pada paru-paru, jantung, dan dapat memicu penyakit kanker.

Solusi kurangi merokok di lingkungan publik dapat dimulai dari diri sendiri seperti dengan menyiapkan niat yang kuat dan terus konsisten. Selanjutnya ke lingkungan sekitar kita, jaga jarak dengan orang yang sedang merokok agar tidak terpengaruh olehnya, karena biasanya perokok mengajak orang sekitarnya untuk ikut merokok. Beritahu mereka bahwa anda ingin berhenti merokok dengan tegas. Jika sudah, anda dapat berkonsultasi dengan dokter agar lebih efektif dalam menghentikan kebiasaan merokok, dokter akan memberikan metode dan obat-obatan yang akan membantu kita.

Penerapan larangan merokok di lingkungan publik efektif atau tidak efektif tergantung bagaimana masyarakat meresponnya. Survei kesehatan masyarakat Kanada melakukan analisis data setelah adanya larangan merokok di lingkungan publik di 15 Kota Ontario serta undang undang yang mengaturnya, hasilnya paparan asap di tempat umum menurun 4,7% dan paparan di tempat kerja menurun 2,3% antara tahun 2003 sampai 2005. Dari hasil ini dapat dilihat kalau penurunan yang dialami tidak terlalu signifikan meski sudah diatur undang undang setempat. Karena itu pemerintah perlu metode yang lebih efektif dan tegas dalam penerapannya.

Jika kesadaran masyarakat tentang larangan merokok di ruang publik masih rendah maka jumlah perokok di Indonesia akan terus tambah meningkat. Meningkatnya jumlah perokok maka akan meningkat juga bahaya-bahaya lain yang akan diterima oleh masyarakat itu sendiri. Sehingga sangat diperlukan kesadaran diri yang bisa dimulai dari diri sendiri dengan niat yang kuat dan terus konsisten terhadap keputusan berhenti merokok.

Teks Argumentasi - Ketergantungan Komputer Pada Anak Usia Dini

KETERGANTUNGAN KOMPUTER PADA ANAK USIA DINI

Oleh : 

Kelompok 2

Kelas XI J - SMA Negeri 1 Sragen

(5) Aolinda Tahara Fa'iza
(11) Delvina Putri Aneira
(16) Gregorius Juan Thomaros Sewy
(31) Rolanda Navista Ria

Sumber Gambar : yankes.kemkes.go.id/


Teknologi pada saat ini tidak dapat dilepas dari kehidupan, baik orang dewasa maupun anak–anak yang terlahir di zaman milenial ini. Tidak hanya di Indonesia saja tetapi di luar negeri pun teknologi bahkan menjadi hal yang penting bagi masyarakatnya. Perkembangan teknologi yang pesat ini memunculkan suatu alat pintar yang dinamakan komputer. Komputer merupakan sebuah alat untuk menunjang kegiatan di kehidupan seperti di dunia pendidikan, di perkantoran dan di dunia bisnis. Penggunaan komputer sebelumnya sudah marak digunakan dari kalangan anak kecil sampai orang dewasa namun pada saat masa pandemi yang disebabkan oleh Covid-19 kebiasaan masyarakat dalam menggunakan komputer semakin meningkat. Hampir seluruh kegiatan yang dilakukan di rumah menggunakan komputer, mulai dari absen kantor, pembelajaran jarak jauh dan kegiatan lainnya.

Penggunaan komputer ini mempunyai dampak positif dan negatif dalam kehidupan. Dampak dari penggunaan komputer tersebut kembali lagi kepada orang yang mengoperasikannya, apakah bisa memanfaatkannya dengan baik atau tidak? Namun dibalik hal itu komputer memiliki dampak negatif. Dikutip dari screen dependency disorder atau SDD sebuah penelitian terbaru menemukan 30% anak di bawah usia enam bulan sudah mengalami paparan gadget secara rutin dengan rata-rata 60 menit perhari. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nusa Tenggara Barat(NTB) merupakan provinsi dengan derajat kesehatan anak usia dini terendah secara nasional. Ini tercermin dari angka kesakitan (morbiditas) anak usia dini di provinsi tersebut yang mempunyai persentase paling tinggi di antara provinsi lainnya, yakni 27,39% pada2021.

Anak–anak yang mengalami gangguan kesehatan mental SDD memiliki ciri–ciri yaitu mudah marah, selalu merasa cemas dan mudah bosan. Anak–anak yang sedari kecil sudah diberi fasilitas tanpa pengawasan orang tua rata-rata mengalami gangguan SDD karena pada era saat ini orang tua cenderung memilih solusi yang simpel dengan hanya memberikan tontonan dari komputer kepada anaknya, padahal dengan demikian memberikan dampak negatif kepada anak tersebut seperti kecanduan, dengan kata lain apa–apa harus ada tontonan bahkan seperti contohnya makan saja harus ada tontonannya. Dengan anak–anak yang sudah kecanduan teknologi komputer ini dapat mempengaruhi pola hidup anak– anak di masa depan seperti anak itu menjadi pribadi yang tertutup, gangguan tidur, dan menimbulkan perilaku malas. Sebaiknya sebagai orang tua yang bijak seharusnya dapat memberikan konten dan pengawasan ketika anak itu sedang berhadapan dengan dunia teknologi. Tentunya dari pembiasaan tersebut anak akan memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

Pembiasaan yang dapat diterapkan pada anak berupa membatasi waktu penggunaan komputer pada anak. Dengan membatasi penggunaan komputer pada anak, anak dapat lebih mengetahui batasan dalam penggunaan komputer dengan hal ini anak jadi mengerti pentingnya disiplin waktu. Pembiasaan selanjutnya yang dapat dilakukan yaitu, memperbolehkan anak untuk mengeksplor dunia luar. Mengeksplor dunia luar dapat memberikan kebiasaan yang baik, seperti anak itu lebih dapat mengungkapkan perasaan mereka dan anak tersebut lebih mudah bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Selain itu dengan memberikan kebebasan pada anak untuk mengeksplor dunianya, anak tersebut dapat terhindar dari perilaku malas.

Bisa disimpulkan bahwa peran orang tua dalam memberikan edukasi didunia teknologi sangat penting. Edukasi yang diberikan orang tua dapat berupa pengajaran memanage waktu, dengan itu anak akan lebih terbiasa untuk menghargai waktu. Jika diusia dini anak sudah dibiasakan untuk bertanggungjawab terhadap teknologi, maka dimasa yang akan datang anak tersebut dapat menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab. Dengan itu pandangan masyarakat tidak selalu negatif terhadap teknologi karena teknologi justru memiliki dampak positifl ebih banyak dari pada dampak negatifnya apabila digunakan dengan bijak.

Teks Argumentasi - Pemberlakuan Jam Malam Bagi Anak Usia Remaja yang Dinilai Efektif

 Teks Argumentasi

Pemberlakuan Jam Malam Bagi Anak Usia Remaja yang Dinilai Efektif

Oleh :

Kelompok 7 Bahasa Indonesia XI K

Asyara [6], Hilmaya [14], Kharisma [19], Salsabila [27]


SMA Negeri 1 Sragen TP 2023/2024


image from : news.detik.com


Pemberlakuan jam malam dinilai efektif untuk mengatasi masalah-masalah khususnya pada remaja yang timbul selama 1 dekade ini. Tidak hanya kasus perkelahian, kriminalitas juga seks bebas telah merajalela dan harus segera ditangani dengan solusi yang dapat diterima semua kalangan baik remaja maupun orang tua. Pemerintah melalui dinas pendidikan juga terus berupaya melakukan sosialisasi untuk menekan lajunya tingkat kenakalan remaja. 

Tentu timbul pro dan kontra dari adanya pemberlakuan aturan ini, terutama bagi para remaja sendiri. Tidak semua remaja yang kontra terhadap aturan ini adalah remaja-remaja yang suka nongkrong di kafe hingga larut pagi atau sekadar pesta di klub malam. Tapi remaja-remaja yang memang memanfaatkan waktu malamnya untuk belajar di luar, seperti kafe atau tempat-tempat yang nyaman digunakan bersama teman-temannya untuk mencari udara segar setelah seharian beraktivitas di sekolah. Apalagi siswa-siswi yang kos pastinya akan jenuh bila hanya duduk diam di dalam kamar kos dengan suasana sepi tanpa orang lain yang dapat diajak berbincang ataupun orang tua yang sudah menyiapkan makanan siap santap di meja. Pasti mereka akan memilih untuk keluar sekaligus mencari makan malam daripada harus sibuk memasak ditambah dengan deadline tugas yang sudah menupuk. Apakah pemberlakuan jam malam ini benar-benar efektif? Lalu apa tujuan sebenarnya dari aturan ini bila justru dapat menghambat mobilitas sosial karena tidak semua anak yang keluar pada jam malam bernilai negatif?

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2021 kejadian kriminal di Kota Bandung mencapai 2.418 kasus. Kasus kriminal di Kota Bandung itu tertinggi terjadi pada malam hari, tepatnya pada pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB, yakni mencapai 1.135 kasus. Hal ini menandakan bahwa tingkat kriminalitas pada malam hari sangatlah tinggi. Pemberlakuan jam malam akan dinilai sangat efektif untuk mengurangi tingkat kriminalitas pada malam hari. Maraknya, kriminalitas yang terjadi adalah perampokan, pembegalan, dan hal-hal yang menyimpang dari asusila seperti pemerkosaan, seks bebas, dan sebagainya. Pemberlakuan jam malam adalah sebuah upaya pemerintah untuk melindungi warganya, khususnya para remaja yang merupakan korban atau bahkan menjadi pelaku tindak kriminalitas yang memang dapat dicegah sebelumnya.

Dukungan serta peran orang tua sangat diperlukan untuk kesuksesan program kerja pemerintah dalam upaya menangani kasus-kasus yang umumnya terjadi pada malam hari yaitu, progam kerja pemberlakuan jam malam. Orang tualah sebagai pendamping dan pendidik anak selama mereka di rumah, keselamatan dan kenyamanan anak sudah menjadi tanggung jawab orang tua selama mereka belum menikah. Orang tua juga berperan penting dalam menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh anak mereka. Mulai dari kapan mereka berpergian, kemana mereka akan pergi, dan dengan siapa mereka pergi. 

Banyak anak remaja zaman sekarang yang suka keluar malam dengan alasan kurang jelas. Mungkin mereka keluar malam dengan alasan ingin mengerjakan tugas di luar. Namun ternyata, mereka pergi nongkrong dengan tujuan yang tidak jelas, atau bekumpul bersama circle pertemanan negatif . Orang tua harus memberikan jam malam sesuai dengan usia anak mereka. Seiring pertumbuhannya, remaja juga memiliki pola pikir yang lebih dewasa dan dapat mengetahui baik buruk suatu hal yang ada di sekitarnya. Orang tua dapat memberikan toleransi jam malam jika anak memberikan alasan dan kegiatan yang jelas. Orang tua juga berhak untuk mengetahui dengan siapa anak bermain atau mencari informasi kepada teman anak mereka yang dapat dipercaya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengawasan dan pencegahan terhadap hal negatif yang mungkin akan terjadi. Dengan melakukan hal-hal tersebut maka jam malam yang diberikan kepada remaja dapat diterapkan secara baik dan efektif.


Untuk mencegah kejahatan jalanan pada malam hari kembali muncul, upaya pencegahan perlu dilakukan bersama-sama. Salah satu upayanya yaitu pemberlakuan jam malam bagi anak-anak supaya tidak keluar malam tanpa aktivitas yang jelas. Keluarga dan masyarakat diminta  memastikan supaya anak-anak mereka pada khususnya, juga  anak-anak di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka sudah berada di rumah maksimal pukul 22.00 WIB. Menurut pemerintah, penerapan jam malam adalah upaya yang dapat dilakukan bersama karena perkelahian pelajar seperti geng sekolah sekarang ini bergeser menjadi kejahatan jalanan di masyarat yang memicu tindak kriminalitas. Oleh sebab itu, masyarakat harus mulai mengendalikan agar anak-anak mereka tidak terjebak atau mulai melakukan aktivitas yang dilarang seperti kejahatan jalanan yang rata-rata dilakukan terutama pada malam hari.


Peran penting anak, orang tua, juga pemerintah sangat dibutuhkan demi kelancaran dan keberhasilan program kerja ini. Kerjasama seluruh elemen masyarakat Indonesia perlu guyub rukun serta gotong royong membangun negeri kita tercinta ini untuk kembali mewujudkan lingkungan yang aman, nyaman, dan damai. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pemaparan di atas, tentu timbul pendapat pro dan kontra ketika program kerja ini dilaksanakan.  Akan tetapi, dari semua program yang telah pemerintah coba dan berujung kurang memberikan dampak progres yang signifikan atau bahkan tidak adanya perubahan. Oleh karena itu, program kerja ini dinilai paling efektif dan dapat menekan angka kriminalitas cukup tajam bahkan menghilangkan tindak-tindak kriminalitas yang ada.

Rubrik Penilaian Presentasi Kelompok

 Rubrik Penilaian Presentasi Kelompok




Rubrik Penilaian Membuat Poster (Persuasif)

Rubrik Penilaian Membuat Poster (Persuasif)
Materi Bahasa Indonesia 
Kelas XI