Achmad Hambali, S.Pd., Gr.

Guru Penggerak Angkatan 7 - Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Ac

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rubrik Penilaian Menulis Teks Argumentasi

Rubrik Penilaian Menulis Teks Argumentasi


Bahasa Indonesia

Materi Teks Argumentasi Kelas XI


Rubrik Penilaian Menulis Cerpen

 Rubrik Penilaian Menulis Cerpen



Judul Essay Argumentasi

B Berikut adalah Judul Essay Argumentasi yang cocok untuk tugasmu!


1.    Penyebab Utama Perubahan Iklim Global Ekstrem di Dunia
2.    Sejumlah Manfaat Media Sosial Untuk Bisnis
3.    Hukuman Mati Bagi Koruptor Menjadi Topik Baru yang Diperbincangkan
4.    Menilik Proses Pemilihan Umum di Indonesia yang Dinilai Belum Adil
5.    Tindakan Perundungan yang Harus Mendapat Tindakan Tegas
6.    Cuti Bagi Ayah dari Pekerjaan yang Masih Dianggap Tabu
7.    Mengulik Manfaat dan Tujuan Penggunaan Seragam Sekolah
8.    Menelusuri Sistem Pajak di Indonesia yang Dianggap Belum Adil
9.    Pemberlakuan Jam Malam Bagi Anak Usia Remaja yang Dinilai Efektif
10. Perilaku Curang yang Menjadi Bibit Awal Tindakan Korupsi
11. Ketergantungan Pada Komputer Pada Anak Usia Dini
12. Kampanye Untuk Melindungi Hewan Agar Tidak Jadi Bagian Percobaan
13. Penelitian Kosmetik Haruskah Memakai Hewan Sebagai ‘Kelinci’ Percobaan
14. Menindaklanjuti Larangan Merokok di Ruang Publik
15. Menelusuri Bahaya Penggunaan Ponsel Secara Berlebihan
16. Mengulik Fenomena Kamera Penegakan Hukum yang Dianggap Melanggar Privasi
17. Menelusuri Pedalaman Indonesia dan Pemerataan Pendidikan yang Belum Merata
18. Ketergantungan Gawai Pada Anak-Anak yang Berbahaya Bagi Mental
19. Mendengar Asa dan Harapan Anak-Anak Bagi Masa Depan Bangsa
20. Sosialisasi Terkait Makanan Sehat dan Terjangkau
21. Mengulik Menu Makan Rumahan yang Disepelekan Nilai Gizinya
22. Kesadaran Penggunaan Alat Kontrasepsi Sebagai Langkah Untuk Menekan Angka Penularan HIV AIDS
23. Menyimak Alasan Anak Muda yang Memiliki Kecenderungan Menunda Pekerjaan
24. Upah Guru yang Belum Optimal dan Peran Mereka Terhadap Masa Depan Negara
25. Tuntutan Moral dan Peran Publik Figur Terhadap Masa Depan Bangsa
26. Kualifikasi Pekerjaan yang Mengejutkan Para Pencari Kerja
27. Menelusuri Fakta Penggunaan Game Video yang Menampilkan Adegan Kekerasan
28. Apakah Kreatif dan Bakat Berkaitan?
29. Mengulik Ajang Kontes Kecantikan yang Dinilai Eksploitatif
30. Penggunaan Bahasa Asing Menjadi Bahasa Ketiga Setelah Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah


Rubrik Penilaian Menulis dan Membaca Puisi

 Rubrik Penilaian Menulis dan Membaca Puisi



Rubrik Penilaian Karya Tulis Ilmiah

 Rubrik Penilaian Karya Tulis Ilmiah



Kumpulan Diksi Pilihan

Berikut ini kumpulan beberapa diksi yang mungkin jarang digunakan dan bisa coba kamu pakai untuk memperkaya nilai tulisan:

 


A

Akara = Bayang

Aksa = Jauh/Mata

Aksama = Ampunan

Ambigu = Makna ganda

Ambu = Aroma

Anala = Api

Anantara = Diantara

Ancala = Gunung

Anca = Rintangan

Anila = Angin

Anindhita = sempurna

Anindya = Cantik Jelita

Anitya = Tidak Kekal

Asrar = Rahasia

Astu = Puji

Atma = Jiwa

Ayar = Air

B

Badui = pengembara, nomad

Bagaskara = panas matahari, bisa juga diartikan sebagai yang memberi cahaya penerang

Basirah = hati, penglihatan hati, qalbu

Baskara = Matahari

Baswara = Berkilau, Bercahaya

Belenggu = alat untuk mengikat, terbelenggu = terikat

Bena = Menarik, Banjir, Ombak

Benawat = Sombong

Bernas = Berisi Penuh, Semakin Berisi

Bhama = Nafsu

Bianglala = Pelangi

Buana = Dunia

Bui = penjara, kurungan

Bumantara = Langit

 

C

Caci = cela, cerca

Cakrawala = lengkungan langit, atau cekungan langit

Candala = Rendah diri

Chandra = Bulan

Citta = Maksud Hati, Pikiran

Cumbana = Mencium



D

Dahayu = Cantik, Molek, Elok

Daksa = Badan, Tubuh

Dama = Cinta Kasih

Dayita = Kekasih

Dekap = peuk, memeluk

Dera = pukulan dengan rotan, cemeti, dan sebagainya

Derai = butir butir, suara rintikan air hujan pada kaca dan sebagainya

Derap = bunyi kaki orang berjalan cepat, derap langkah

 

E-J

Eka = Satu

Faktitus = Imitasi

Gapah = cakap, lincah, trengginas, pantas

Gata = Telah Pergi

Gundah = Sedih, Bimbang, Gelisah

Haki = Energi Spiritual

Harsa = Kegembiraan

Hirap = Hilang

Ina = Matahari Pagi/Senja

Indurasmi = Sinar Rembulan

Insan = manusia

Jamanika = Tirai, Tabir

Janardana = Menggairahkan

Jejal = penuh sesak, jejali = penuh sesakilah

Jelampah =bergelimpang, bergolek, terkapar

 

K-M

Kama = Dipuja

Kampa = Getaran

Kampana = Mempunyai Getaran

Kaprah = biasa, lumrah, kebanyakan

Kelabu = abu-abu, antara hitam dan putih

Kenes = Lincah, Genit

Kirana = Sinar Cantik & Molek

Korelasi = Hubungan Timbal Balik

Lara = sedih, susah hati

Lelap = tidak sadarkan diri, nyenyak

Lembayung = waktu-waktu berakhirnya senja, merah jingga

Lunglai = lemah sekali

Mahligai =  Istana

Mangkus = Efektif

Masygul = bersusah hati karena sesuatu, sedih, murung

Mega = Awan

Mencabar = menantang

Mengerang = berteriak kesakitan, rintihan keras

Merapah = merantau, menjelajah, mengembara, melanglang buana

Miang = Lugut

Muak = sudah jemu karena terlalu sering



N-R

Nabastala = Langit

Nestapa = sedih sekali, susah hati

Nirmala = tanpa cacat atau cela, bersih, suci. Menggambarkan seorang gadis yang baik dan suka menolong

Nirwana = Surga

Persistensi = Gigih, kukuh, tekun, terus menerus

Pitarah = leluhur, pendahulu, sesepuh

Rapal = mengucap, membaca

Redum = Mendung

Relikui = benda keramat, aji-aji, jimat

Repui = lemah, rapu, lapuk

Rimpuh = Sudah Tua Sekali

Rinai = Gerimis, Rintik-Rintik

Romansa = kisah tindakan kepahlawanan, kehebatan dan keromantisan



S-V

Sadrah =berserah, pasrah, bertawakkal

Sahaja = Sederhana

Sangkil = Efisien

Sedari = Sejak

Selaksa = teramat banyak, tidak terhingga

Sempena = Berkah

Sendu = Sedih, Pilu, Dukacita

Serapah = nista, sumpah, umpat, hardik

Sporadis = Tidak Tentu, Kadang-kadang

Surya bara neraka = cahaya dari sesuatu yang terbakar dan masih terlihat apinya di neraka

Tandang = bertamu, berkunjung

Temaram= hampir gelap, suram, tidak bercahaya terang

Termaktub = Tertulis, Tercantum

Tika = ketika

Tikam = tusukan, menusuk tajam

Umbu =Nenek Moyang

Urgensi = Sangat Penting

Visus = Penglihatan tajam



Jika ada yang ingin menambahkan, silahkan tambahkan di kolom komentar.

 

 

E-Book Antologi Cerpen : Aku, Dia, dan Mereka

E-Book Antologi Cerpen : Aku, Dia, dan Mereka



Malam itu, tiba-tiba lima orang petugas menggerebek hotel

tempat mereka menginap. Doni tidak luput dari penggerebekan

petugas pada malam itu. Setelah dilakukan tes urine ternyata

Doni positif menggunakan narkoba. Doni kemudian terpaksa

harus menginap di balik jeruji besi. Dua bulan kemudian kasus


Doni mulai di sidang dan tiga bulan lamanya bersidang penga-dilan kemudian memutuskan hukuman untuk Doni.

Hakim: Setelah menimbang dan memperhatikan barang bukti serta keterangan para saksi maka pengadilan memutuskan bahwa Doni terbukti bersalah dan harus dihukum penjara selama satu tahun tiga bulan dikurangi masa tahanan.

Dari kejauhan dan tidak disadari oleh Doni, Pak Ivan dan Rony memperhatikan persidangan itu.

“Ron... harap kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita” ucap Pak Ivan kepada Rony.

“Iya, Pa...” sahut Rony “Ayo... kita pulang” ajak Pak Ivan.

E-Book Antologi Cerpen : Mawar Putih dengan Pita Merah

E-Book Antologi Cerpen : Mawar Putih dengan Pita Merah




Senja

Maafkan aku Fannia. Semenjak aku menyadari bahwa aku tidak menyukaimu. Aku membuat tekad yang hina. Aku bermaksud melumpuh-kanmu perlahan dengan jalan," pertama-tama, menghancurkan hatimu. Itulah kenapa aku mendekati Revian. Aku selalu berusaha membuatmu sakit hati. Jadi, sebelum tes kimia dimulai aku sengaja membuatmu cemburu. Dengan harapan, akan berakibat buruk pada basil tesmu. Begitu juga dalam lomba ini, Fannia! Aku mencampur sedikit obat penimbul rasa pusing pada makan siangmu! Aku bertujuan mengalahkanmu dengan cara licik!


Cara Mudah Membuat Puisi

 Cara Mudah Membuat Puisi



Ada beberapa cara yang dapat pembaca terapkan untuk memulai menulis puisi yang dapat kamu pelajari pada buku Yuk, Menulis! Diary, Puisi, Dan Cerita Fiksi oleh Aveus Har.

1. Tentukan Tema dan Judul

Sebelum membuat puisi, penting sekali untuk menentukan tema dan judul sebagai acuan dalam membuat sebuah puisi. Agar puisimu lebih mudah dipahami oleh pembaca. Setelah menentukan tema, langkah selanjutnya barulah menentukan judul yang berhubungan dengan tema.

Tema sendiri adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam sebuah cerita. Tema berkaitan erat dengan fokus atau pun dasar yang digunakan oleh penulis untuk mengembangkan sebuah cerita. Setiap puisi biasanya dibuat dengan berdasarkan tema tertentu dan seluruh aktivitas di dalam puisi kemudian didasarkan oleh tema tersebut.

2. Tentukan Kata Kunci

Jika telah menentukan tema dan judul, selanjutnya adalah menentukan kata kunci dan mengembangkakan puisi dari sana.

Seperti jika ingin menuliskan puisi dengan tema persahabatan maka carilah kata kunci yang erat hubungannya dengan persahabatan tersebut.

Setelahnya kamu tinggal mengembangkannya dalam sebuah kalimat atau larik puisi. Misalnya satu kata kunci digunakan untuk satu larik. Atau bisa juga satu kunci kemudian dikembangkan menjadi satu bait.

3. Tentukan Diksi

Diksi atau pemilihan kata menjadi keunikan sebuah puisi. Banyak puisi bagus yang terdiri dari pemilihan kata-kata sederhana, dipakai di keseharian dan tidak asing di telinga. Banyak pula puisi bagus dengan pemilihan kata yang jarang didengar orang.

Sebenarnya, hal ini tergantung dari selera dan minat penuliskan. Tak ada yang wajib, ikuti saja diksi yang kamu sukai.

Jika gaya menulismu sederhana, maka tulislah puisi dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Namun, jika lebih suka menulis dengan kata-kata yang rumit, tidak usah ragu untuk menuliskannya juga.

4. Gunakan Rima

Rima juga sangat berguna untuk pembacaan puisi yang lebih tertata. Rima menjadi esensial untuk menambah lantunan saat membaca. Rima tak sekedar pemanis dalam puisi, tapi juga akan mengasah sisi kreatifmu  untuk mencari padanan kata yang memenuhi lantunan di kata sebelumnya. Rima sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu:

  • Rima Baris – Pengulangan kata antara satu baris dengan baris yang lainnya. Rima baris umumnya terdiri atas 2 baris yang disebut dengan disticond dan 4 baris yang disebut dengan quatrain. Rima baris mempunyai beberapa pola diantaranya, a-a-a-a, a-b-b-a, a-a-b-b, dan a-b-a-b.
  • Rima Kata -P pengulangan kata pada sebuah baris sajak. Ada 2 bagian rima kata yakni, rima perulangan dalam suku kata pada sajak dan rima dalam perulangan kata sajak sepenuhnya.

5. Bait

Jangan samakan bait puisi dengan larik puisi, ya. Perbedaan baris dan larik puisi adalah satu kalimat atau satu baris di dalam bait. Larik atau baris adalah bagian dari bait. Bait sendiri merupakan kumpulan baris atau larik yang tersusun dengan rapi. Pada puisi lama, biasanya membatasi satu bait yang terdiri dari empat larik.

Namun, dalam puisi baru, larik yang terdapat dalam sebuah bait tidak dibatasi. Kita bisa membuat bait sesuai keinginan pun mengikuti jenis-jenis bait yang sudah ada, yaitu distikon (puisi dengan masing-masing dua baris di setiap bait), terzina (terdiri dari tiga baris per bait), kuatren (empat baris per bait), kuint (lima baris per bait), atau sonata (terdiri dari empat baris di masing-masing dua bait pertama dan tiga baris di masing-masing dua bait terakhir).

6. Kembangkan Puisi

Susunlah kata-kata, larik-larik puisi menjadi bait-bait yang indah. Kembangkan menjadi satu puisi utuh dan bermakna. Kamu harus ingat, bahwa puisi bukanlah sebuah artikel. Tulisan yang kamu buat untuk puisi haruslah ringkas, padat, dan tentunya indah. Pilihlah kata yang sesuai dan mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat.

7. Penutup Puisi

Biasanya, puisi akan lebih mengena jika ditutup dengan akhiran yang dramatis dan ‘menusuk’ pembacanya, memungkinkan puisi agar dibaca lebih dari satu kali. Pemilihan akhir puisi ini menjadi taktik yang bisa dimanfaatkan sebagai ungkapan ‘save the best for the last’, atau siapkan yang terbaik pada bagian akhir.

Selain dengan dramatis, kita juga bisa melebarkan kreativitas dan memilih akhir puisi yang justru tidak dapat dibayangkan oleh pembaca kita, atau membuat sebuah twist di akhir. Jikapun tidak memiliki akhiran dramatis, kita harus bisa mengimbangi susunan puisi di awal, sehingga tidak menyebabkan ketimpangan yang membuat puisi kita justru jadi kehilangan maknanya sepenuhnya. Alur penuturan puisi diusahakan agar mengalir tetapi konstan berfokus pada hal yang ingin kita bicarakan, ditutup pula dengan alur yang sama.

8. Perhatikan Keterbacaan

Puisi harus menyampaikan maksud dan tujuan yang dapat dimengerti oleh orang lain. Lantaran karakteristik utama puisi penuh dengan bahasa kiasan, bukan berarti kamu menuliskan puisi yang terlalu banyak majas dan ungkapan tanpa makna berarti. Puisi tetap harus mempunyai makna tersendiri, yang konsisten dan koheren.