Achmad Hambali, S.Pd., Gr.

Guru Penggerak Angkatan 7 - Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Ac

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label tugas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tugas. Tampilkan semua postingan

Teks Argumentasi - Materi Kelas XI Kurikulum Merdeka



A.    TEKS ARGUMENTASI


Teks argumentasi merupakan tulisan yang berisi suatu gagasan atau pendapat dengan maksud untuk menyatakan kebenaran. Kebenaran tersebut didasarkan dari pendapat yang di dukung dengan ataupun fakta sebagai bukti penguat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari teks argumentasi adalah untuk memenuhi pembaca agar memiliki pendapat yang sama dengan penulis.

Sama halnya dengan jenis teks lain, teks argumentasi jufa memiliki ciri-ciri tertentu sebagai berikut:

1.   Terdiri atas kalimat yang berisi pernyataan, ide, dan pendapat dari penulis

2.   Pernyataan, ide, atau pendapat penulis tersebut didasarkan pada data dan fakta sebagai pendukung.

3.   Nilai kebenarannya hanya dapat ditinjau dari data dan fakta yang dipaparkan.

4.   Bagian akhir teks argumentasi berisi simpulan dari pandangan penulis dengan cara yang lebih luas.

 

Adapun teks argumentasi berdasarkan struktur paragrafnya dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

1.   Paragraf argumentasi analogi atau perbandingan.

Contoh  :   Seseorang memiliki ilmu pengetahuan dan berpendidikan tinggi, Ia akan seperti padi, setangkai padi yang mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi. Semakin Ia berwawasan, semakin Ia merendahkan hati seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir bernas.

 

2.   Paragraf argumentasi generalisasi atau umum.

Contoh :   Setelah diadakan survey ke permukiman liar di sepanjang rel kereta api itu, banyak penduduk menempati rumah-rumah yang terbuat dari bahan berupa seng, papan, dan kardus. Rumah itu tidak memiliki MCK, pendek, pengap, berlantai tanah, dan lembab. Jadi, dapat dikatakan bahwa tempat tinggal mereka tidak layak huni dan tidak sehat.

 

3.   Paragraf argumentasi sebab - akibat

Contoh :   Masa pademi Covid-19 yang tidak kunjung usai hadirkan banyak persoalan baru. Sebelumnya, pada awal peristiwa banyak pekerja yang dirumahkan. Selain itu, banyak bisnis dan UMKM yang gulung tikar. Belum lagi angka kemiskinan yang kian tinggi. Tidak heran jika banyak orang yang ingin masa pandemic ini segera berakhir.

 

Teks Argumentasi - Perilaku Curang yang Menjadi Bibit Awal Tindakan Korupsi

Perilaku Curang yang Menjadi Bibit Awal Tindakan Korupsi


Oleh :

Kelompok 8 - Kelas XI G

04 - Atikah Putri Khomariah

17 - Ilfan Ilyasa

24 - Naura Shazia Pinayung

30 - Rayhan Dzaky Permana W.




Belakangan ini kecurangan sudah menjadi budaya laten bagi masyarakat di Indonesia. Mulai dari kalangan pelajar hingga orang dewasa, sudah mulai menormalisasi tindakan ini dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi itu tidak bisa dilepaskan dari semakin ketatnya persaingan di masyarakat baik itu dalam dunia pendidikan ataupun pekerjaan yang membuat masyarakat menghalalkan segala cara untuk meraih kesuksesan.


Terlepas dari normalisasi tindak kecurangan tersebut, setidaknya ada dua hal yang harus menjadi perhatian masyarakat Indonesia dalam memandang kecurangan sebagai bibit awal tindak korupsi. Dua hal tersebut adalah kesimpulan penulis dari teori yang diperkenalkan oleh Jack Bologne yaitu "Teori GONE" yang merupakan akronimi dari G (Greed), O (Opportunity), N (Needs),dan E (Exposes), yang berarti korupsi terjadi karena adanya Keserakahan, Kesempatan, Kebutuhan, dan Pengungkapan.


Pertama, rendahnya moral masyarakat Indonesia dalam menghadapi suatu masalah, sehingga masarakat Indonesia lebih menormalisasi tindak kecurangan saat berhadapan dengan masalah tertentu. Sependek pengalaman dan pengamatan penulis, hal ini terjadi karena masyarakat Indonesia cenderung tidak menghargai proses yang dijalani oleh seseorang untuk menggapai hasil yang diinginkan, sehingga menyebabkan normalisasi terhadap tindak kecurangan yang dilakukan dalam menggapai hasil yang diinginkan. Sebagai contoh, mengutip pernyataan Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Mochamad Ashari bahwa kurang lebih 200-an peserta UTBK-SBMPTN 2022 kedapatan melakukan tindak kecurangan saat menjalani ujian.


Kedua, banyaknya tekanan lingkungan sekitar yang menuntut suatu individu untuk mencapai kesuksesan juga kerap menjadi pondasi awal seseorang melakukan kecurangan. Jika tekanan dari lingkungan sekitar ini semakin lama semakin berat, maka tidak menutup kemungkinan untuk mendorong seseorang melakukan perbuatan curang yang bisa merugikan banyak pihak sekitar. Sebagai contoh, seorang siswa yang sering kali merasa terbebani oleh keinginan orang tua agar mencapai nilai yang tinggi atau sempurna dalam akademik. Hal ini bisa mendorong dan memotivasi siswa untuk berbuat apapun termasuk kecurangan untuk memenuhi tekanan tersebut.


Hal ini membuktikan bahwa Teori GONE seolah memandang kecurangan sebagai bibit awal tindakan korupsi, karena baik kecurangan maupun tindak korupsi sama-sama terjadi karena adanya keserakahan, kesempatan, kebutuhan, dan pengungkapan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kecurangan di dunia pendidikan. Di antaranya adalah melakukan mentoring, membantu siswa yang mengalami kesulitan pada mata pelajaran, hingga memberi apresiasi sekecil apapun kepada siswa. Dengan melakukan tiga hal tersebut, siswa diharapkan menjadi pribadi yang jujur dan menghargai proses yang juga dapat mencegah tindakan korupsi di masa yang akan datang.

Teks Argumentasi - Menelusuri Pedalaman Indonesia dan Pemerataan Pendidikan yang Belum Merata

MENELUSURI PEDALAMAN INDONESIA DAN PEMERATAAN PENDIDIKAN YANG BELUM MERATA

Oleh :

Kelompok 3 - kelas XI I

(8) Ardhan Hafiz Pratista
(12) Chesilia Amelina Rahmawati
(19) Kevin Zahran H. N
(29) Pradipta Daud Gamara




Pedalaman Indonesia tak pernah habis untuk dijelajahi. Indonesia kaya akan keanekaragaman alam dan budaya, pedalaman Indonesia menawarkan keindahan yang memikat hati. Di tengah pesona alam yang memukau, para pelajar di daerah pedalaman Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menuntut ilmu pendidikan. Keberadaan fasilitas pendidikan yang layak, jauh dari jangkauan mereka. Hal tersebut menyulitkan proses belajar-mengajar. Fasilitas sekolah yang memadai dan perkembangan teknologi seperti internet, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern, masih menjadi barang langka di daerah ini. Selain itu, keadaan pedesaan yang sulit terbaca dan kurangnya akses terhadap utilitas mendasar membuat perjalanan mereka menuju masa depan yang cerah penuh dengan rintangan. Kesulitan yang paling berat bagi anak-anak pedesaan adalah kesulitan dalam mendapatkan pendidikan, mempunyai tempat tinggal yang layak. Mereka harus menempuh 12 tahun untuk bersekolah, harus dengan menyeberangi sungai, bahkan sungai tersebut tidak memiliki jembatan. Mereka harus berjalan kaki puluhan kilometer untuk berangkat ke sekolah karena rumahnya yang jauh dari sekolah. Ditambah lagi, tidak semuanya memiliki seragam, sepatu, buku dan tas yang layak pakai. Sebagian anak harus memakai kaus, sandal, bahkan tas plastik karena kondisi ekonomi yang tidak memadai.


Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2020, tingkat kemiskinan Indonesia di kota adalah sebesar 7,88 persen. Sedangkan di desa mencapai 13,20 persen. Terutama di daerah yang masuk dalam kategori 3T (Terluar, Terpencil, dan Tertinggal). Suatu daerah dapat masuk kategori 3T apabila wilayah tersebut merujuk pada wilayah yang berada di bagian paling depan dan terletak jauh dari pusat administrasi atau pusat perkotaan utama. Wilayah ini seringkali sulit dijangkau dan memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, akses terbatas terhadap layanan kesehatan dan pendidikan, serta kesenjangan dalam pembangunan ekonomi. Dilihat dari ciri ciri daerah tersebut, sulit bagi para masyarakat di sana untuk mendapatkan fasilitas yang baik, khususnya di bidang pendidikan. Menurut data yang dipublikasikan oleh World Population Review, pada tahun 2021 lalu Indonesia masih berada di peringkat ke-54 dari total 78 negara yang masuk dalam peringkat pendidikan dunia. Kebanyakan di daerah terpencil, fasilitas seperti gedung sekolah, buku, seragam sekolah dan jaringan internet masih sangat kurang. Ya, jaringan internet turut menjadi bagian penting dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJI1), terdapat 45% masyarakat Indonesia yakni kira-kira sebanyak 117 juta masyarakat masih belum tersentuh internet. Padahal Internet sangatlah bermanfaat sebagai sumber pengetahuan.


Sepertinya, apabila daerah tersebut memiliki sinyal internet dan pengetahuan teknologi yang baik, akan dapat mempermudah anak anak untuk mendapatkan pembelajaran secara daring. Karena siswa bisa mengakses materi pembelajaran dari mana pun, dan guru tidak perlu datang. Namun, cara ini pun kurang efektif, karena anak anak tidak terdaftar pada suatu lembaga pendidikan, sedangkan syarat masuk universitas adalah memiliki ijazah SMA. Pembangunan fasilitas internet di daerah terpencil sangatlah sulit untuk di wujudkan karena mengingat daerahnya yang jauh dari perkotaan sehingga sulit untuk dijangkau.


Masalah pendidikan yang tak kalah penting ada pada kualitas guru. Data UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM) 2016 menyebutkan bahwa kualitas guru di Indonesia menempati peringkat ke-14 dari 14 negara berkembang di dunia. Dari 3,9 juta guru, terdapat 25% guru yang belum memenuhi syarat kualifikasi akademik dan 52% diantaranya belum memiliki sertifikat profesi. Kebanyakan yang tercatat di data adalah guru-guru di perkotaan. Bagaimana dengan guru-guru di daerah pedalaman? Di daerah pedalaman indonesia terjadi kekurangan tenaga pendidik yang secara tidak langsung akan berpengaruh pada kualitas pendidikan di sana. Hanya sedikit kesadaran masyarakat untuk menempuh pendidikan setinggi tingginya. Banyak anak-anak yang setamat Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) tidak melanjutkan pendidikannya. Melainkan membantu orang tuanya bekerja, baik sebagai buruh maupun petani. Kebiasaan itulah yang akhirnya turun temurun kepada generasi generasi selanjutnya. Dan jika hal ini terusmenerus berlangsung, akan menambah buruk kondisi pendidikan di indonesia. Selain itu, sangat sedikit para tenaga pendidik dari kota yang mau untuk terjun langsung mengajar di daerah daerah terpencil. Selain karena faktor transportasi, juga karena faktor pemerintah yang masih menganggap remeh dengan pendidikan di pedalaman. Padahal, seharusnya para tenaga pendidik juga harus memiliki pikiran dan tujuan yang sama, yaitu mencerdaskan anak anak bangsa memastikan seluruh wilayah di Indonesia mendapatkan pendidikan yang merata. Namun nyatanya, kebanyakan guru tidak memiliki dana yang lebih dan tidak berani mengambil risiko untuk mengajar di pedalaman karena gaji tidak sesuai dengan kebutuhannya. Minimnya perhatian dari pemerintah maupun dinas pendidikan juga menjadi alasan, karena seharusnya hal seperti itu harus di pikir ulang agar kegiatan pendidikan dapat merata dan memumpuni dengan suntikan dana untuk meningkatkan fasilitas di pedalaman agar pendidikan bisa maju, rata dan tidak membeda beda kan.


Seiring waktu berjalan, zaman yang makin berkembang, namun di sisi lain masih ada daerah yang masih memiliki Sumber Daya Manusia yang rendah karena tingkat pendidikannya yang rendah. Kita sebagai generasi muda Indonesia, pasti menginginkan negara kita tercinta ini mengalami kemajuan. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan memperhatikan pendidikan masyarakatnya. Semoga pemerintah segera melakukan tindakan untuk memperbaiki fasilitas di daerah daerah tersebut. Dan kita sebagai masyarakat juga tidak boleh diam saja, kita dapat turut serta membantu saudara saudara kita yang membutuhkan. Bisa dengan cara memberikan sumbangan dana, peralatan sekolah, ataupun memberikan tenaga kita dengan menjadi guru di sana.

Teks Argumentasi - Menyimak Alasan Anak Muda yang Memiliki Kecenderungan Menunda Pekerjaan

Menyimak Alasan Anak Muda yang Memiliki Kecenderungan Menunda Pekerjaan

Oleh :

Kelompok 3 - Kelas XI G

(03) amadhea Annisa Alfatihah
(06) Azka Hida Fidiana
(07) Bunga Nasa Ayu Pratiwi
(34) Vidryanda Az Zigra Hendrikusuma




Menunda – nunda adalah salah satu kebiasaan yang sering dilakukan oleh banyak orang. Biasanya mereka beralasan bahwa mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya disisa waktu mendekati tenggat akhir pengumpulan tugas. Kebiasaan menunda – nunda pekerjaan kerap ditemui pada kalangan remaja. Banyak remaja yang belum memahami bahwa waktu yang mereka sia-siakan adalah kesempatan yang tak dapat diulang.

Banyak ditemui orang yang mendapatkan label pemalas karena mereka sering menunda –nunda pekerjaan. Terkadang mereka yang belum bisa mengatur waktu yang optimal untuk mengatur jadwal pekerjaan yang telah mereka dapatkan. mereka memilih menunda – nunda pekerjaan untuk mendapatkan kesenangan sesaat, padahal hal tersebut bisa saja mengakibatkan mereka mendaptakan masalah. Seperti yang dapat kita lihat di zaman ini banyak orang-orang khususnya kalangan remaja yang memiliki kebiasaa menghabiskan waktu untuk bermain game daripada belajar atau mengerjakan tugas-tugas mereka ataupun melakukan hal-hal yang positif. Padahal kebiasaan tersebut dapat merugikan diri mereka sendiri. Menurut para ahli sendiri saat seseorang memiliki tugas yang menumpuk, namun masih sering menunda dan menumpuk tugas, sebenarnya saat itu mereka sedang melakukan prokrastinasi.

Selain bisa mendapatkan masalah seseorang yang mempunyai kecenderungan menunda–nunda pekerjaan bisa saja mendatangkan dampak buruk bagi kesehatan loh!. Diantaranya yaitu kemampuan menajemen seseorang dalam membagi waktu yang tidak optimal seperti yang dijelaskan diparagraf sebelumnya. Selain itu menunda – nunda pekerjaan menyebabkan stres atau depresi yang berkelanjutan, bukan hal itu saja akibat dari menunda nunda pekerjaan bisa saja dapat memicu seseorang memiliki gangguan mental yang buruk. Hasil Survei I-NAMHS: Satu dari Tiga Remaja Indonesia Memiliki Masalah Kesehatan Mental. “Remaja dengan gangguan mental mengalami gangguan atau kesulitan dalam melakukan kesehariannya yang disebabkan oleh gejala gangguan mental yang ia miliki,” terang Prof. Dr. Siswanto Agus Wilopo, SU, M.Sc., Sc.D., Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM yang merupakan peneliti utama I-NAMHS.

Tidak hanya berdampak pada kesehatan mental saja seseorang yang sering menunda –nunda pekerjaan, bisa juga memperburuk kondisi kesehatan fisik dan juga dapat membuat orang tersebut mudah lelah, serta membuat orang itu kurang fokus dalam menjalankan pekerjaannya. Dan lebih herannya kenapa masih banyak orang yang suka melalukan tindakan menunda-nunda pekerjaan padahal seseorang tersebut tahu jika menunda – nunda pekerjaan bisa membuat kesehatan mereka down. Spesialis Penyakit Dr Saptino Miro Sp.PD-KGEH, FINASIM mengemukakan stres dapat memicu terjadinya penyakit asam lambung. Penyakit asam lambung ini banyak diderita masyarakat umum. Penyebabnya, stres, makan terlalu banyak, langsung berbaring setelah makan, dan makan terlalu dekat dengan waktu tidur,” terang Dr saptino Miro Sp.PD-KHEH.

Untuk mengatasi kebiasaan menunda-nunda pekerjaan, Kamu bisa berkomitmen untuk memberikan reward jika pekerjaanmu selesai. Kamu bisa memodifikasi pengalamanmu saat bekerja, contoh kalau suka bekerja di tempat yang agak ramai, maka cobalah bekerja di tempat seperti cafe. Kamu juga bisa mengatasinya dengan menghindari gangguan seperti  media sosial atau game. Buatkan batasan dalam bermain media sosial dan game, jika perlu matikan notifikasi dari hp dan carilah lingkungan yang tenang untuk bekerja.

Jika seseorang khususnya remaja yang sering menunda – nunda pekerjaan bahkan menjadikan hal ini sebagai kebiasaan, maka mereka bukan hanya akan kehilangan banyak waktu akan tetapi juga akan kehilangan yang sudah direncanakan dari awal. Intinya semakin lama sebuah pekerjaan tidak segera dikerjakan akan semakin lama juga pekerjaan tersebut akan selesai. Jadi ayo mulai sekarang khususnya kita anak remaja jangan lagi suka menunda – nunda pekerjaan, apalagi sampai menumpuk karena bukan orang lain yang merasakan akibatnya tetapi diri kita sendirilah yang akan merasakan akibatnya.

Teks Argumentasi - Mengulik Manfaat dan Tujuan Penggunaan Seragam Sekolah

MENGULIK MANFAAT DAN TUJUAN PENGGUNAAN SERAGAM SEKOLAH


Oleh :

Kelompok 9 kelas XI K

(2) Ahnaf Muzakki (8) Celsy Gerby Noviana (10) Elsa Joice Dinastika (31) Talhita Muthia Narda




Penggunaan seragam sekolah pastinya memiliki tujuan dan manfaat tersendiri untuk para murid yang memakainya. Salah satu tujuannya yakni untuk membedakan tingkatan atau jenjang sekolah yang sedang dilalui. Seperti contoh murid SD menggunakan seragam OSIS putih dan merah, murid SMP menggunakan OSIS putih dan biru, sedangkan murid SMA menggunakan putih dan abu-abu. Dengan adanya seragam sekolah, maka tidak menimbulkan keiirian terhadap siswa yang satu dengan siswa yang lain.

Seperti yang kita ketahui berita akhir akhir ini tentang salah satu orang tua di Brebes yang mengeluh karena harus membayar 1,7 juta hanya untuk seragam sekolah. Hal ini langsung menjadi sorotan publik terlebih lagi gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, beliau langsung menegaskan bahwa pembelian seragam sekolah tidak wajib dibeli disekolah. Beliau juga mengatakan bahwa sekolah tidak wajib untuk seragam khas/seragam identitas, bahkan ada beberapa sekolah yang tidak mewajibkan untuk membeli seragam sekolah.

Seharusnya memang kebijakan untuk tidak mewajibkan membeli seragam sekolah itu bagus, tetapi selalu ada tim pro dan kontra. Memang ini bagus untuk para orang tua yang kurang mampu karena menghemat biaya, tetapi ini juga sangat menunjukkan kesenjangan sosial. Terlebih lagi di Indonesia ini menjunjung tinggi tata krama khususnya di Jawa dimana tata krama menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dimiliki. Bayangkan jika murid-murid bersekolah memakai baju bebas, pasti ada murid yang memakai baju sesuka hati. Apakah tata krama akan perlahan luntur?.

Jika kita mengamati apa saja manfaat seragam pasti ada banyak seperti melatih kedisiplinan menurut garmenesia. co. id. Seragam juga dapat dijadikan sebagai penanda tingkat pendidikan atau menjadi yang membedakan jenjang SD,SMP,maupun SMA dan mempunyai seragam sekolah dapat dijadikan kenang-kenangan pengalaman pahit manisnya perjalanan pendidikan kita. Kita juga dapat merasakan kembali bagaimana perjuangan kita pada masa remaja, entah itu kenangan masa percintaan maupun kenangan masa mengejar mimpi.

Tetapi kebijakan ini ada benarnya juga seperti berita diatas banyak sekolah yang mengambil untung mengatasnamakan pembelian seragam. Memang motifnya tak hanya seragam contoh lainnya adalah modus pembayaran infaq seperti di SMK 4 Sale, temuan itu terkuak secara tidak sengaja saat Ganjar memberikan motivasi pada acara seminar di Pendopo Kabupaten Rembang. Banyak peristiwa pungli di sekolah sekolah dengan berbagai modus mungkin Ganjar tidak mau terjadi hal seperti itu di Jawa Tengah tetapi tetap saja ada tim pro dan kontra mengenai hal tersebut. 

Rubrik Penilaian Membaca Teks Berita

 Rubrik Penilaian 

Membaca Teks Berita



Teks Argumentasi - Sosialisasi Terkait Makanan Sehat dan Terjangkau

Sosialisasi Terkait Makanan Sehat dan Terjangkau

Oleh :

Kelompok 6 - Kelas XI H

(10)Ayunda mayesti.p (13)Erick wijayanto (31)Siti maelani.s (34)Umi khasanah



Makanan sehat menjadi salah satu kebutuhan hidup sehari hari. Makanan yang sehat tentunya makanan yang kaya protein dan mengandung banyak nutrisi serta baik untuk kesehatan tubuh seperti nasi tentunya menjadi makanan pokok kita sehari hari, tidak hanya nasi. Buah dan sayur juga makanan yang hampir setiap orang mengonsumsi. Makanan sehat tidak harus mahal, masih banyak juga makanan sehat yang harganya terjangkau.


Makanan sehat lainnya yaitu ada buah dan sayur. Harga buah dan sayur diindonesia juga tergolong masih terjangkau. Buah dan sayur memiliki serat yang baik bagi kesehatan tubuh, baik untuk pencernaan. Menurut catatan riset kesehatan dasar (riskesdas) menunjukkan, tidak lebih dari 10% orang di Indonesia yang mengonsumsi buah dan sayur yang cukup. Makanan sehat bukan hanya buah dan sayur saja tetapi masih banyak lagi makanan sehat dan tentunya terjangkau contohnya tahu dan tempe. Walaupun harga tahu dan tempe masih tergolong sangat terjangkau, tetapi tahu dan tempe memiliki banyak kandungan karbohidrat dan protein yang sangat baik untuk menjaga keseimbangan energi dalam tubuh.


Menurut kami masih banyak orang tidak suka makanan sehat, ataupun tidak suka sayur, buah dan lain-lain. Tetapi jaman sekarang makanan sehat sudah bisa disajikan dengan berbagai macam hidangan seperti salad buah, salad sayur dikombinasikan dengan aneka saus yang lezat. Kemudian ada nugat sayur dikombinasikan dengan wortel, bawang daun, jagung, daging dan masih banyak lainya tentunya sangat membantu orang-orang yang tidak suka dengan buah dan sayur.


Masih banyak masyarakat yang mengira bahwasanya makanan sehat itu mahal dan kurang terjangkau bagi kalangan yang ekonominya rendah. Padahal makanan sehat itu tidak harus mahal tergantung kita belinya di mana. Kita bisa membelinya di sekitar kita seperti dipasar, tukang sayur keliling dan itu sudah pasti murah dan cocok bagi kalangan masyarakat untuk menerapkan makan makanan yang sehat sesuai dengan budget kita masing-masing.


Makanan sehat sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Sehingga sangat diperlukan kesadaran diri dimulai dari diri sendiri untuk membiasakan hidup sehat dengan terus konsisten dan mengonsumsi buah dan sayur dengan seimbang. Makanan sehat tidak semuanya mahal, sekarang sudah banyak makanan sehat yang harganya sangat terjangkau. Jadi, tidak ada lagi alasan untuk tidak mengonsumsi makanan sehat.

Teks Argumentasi - Mengulik Menu Makanaan Rumahan yang Disepelekan Nilai Gizinya

Mengulik Menu Makanaan Rumahan yang Disepelekan Nilai Gizinya


Kelompok 4 - Kelas XI J

Ayu Atikah A (07)

Nadhif Latifa (24)

Ramzy Reyjun (29)

Shela Novita T.S (34)


Mengapa generasi semakin maju tapi minat terhadap makanan rumahan semakin menurun? Makan menjadi kebutuhan pokok setiap manusia. Tanpa makan, manusia tidak akan bisa bertahan hidup lama karena sejatinya seluruh manusia di muka bumi ini membutuhkan makanan sebagai sumber energi untuk beraktivitas, melakukan pekerjaan setiap hari, dan juga sebagai metabolisme tubuh. Makanan dianggap sangat penting karena makanan dapat diubah menjadi energi untuk manusia melakukan aktivitas. Tetapi, kebanyakan orang bosan dengan menu makanan yang itu itu saja, apalagi menu makanan rumahan yang terbilang sederhana dan kerap kali disepelekan nilai gizinya.


Menu makanan rumahan yang kerap disepelekan nilai gizinya ini tidak lain karena kurangnya pengetahuan orang-orang mengenai nilai gizi suatu makanan, terlebih lagi pada era sekarang yang semakin berkembangnya menu-menu makanan yang sebenarnya tidak memiliki nilai gizi yang tinggi dan mengandung banyak zat yang tidak sehat bagi tubuh tetapi tinggi peminat apalagi anak muda.


Seiring berkembangnya tren makanan, sering kali muncul makanan dengan kandungan tinggi gula tambahan, garam, lemak trans, dan bahan pengawet yang dapat membahayakan kesehatan tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan. Padahal, banyak makanan rumahan yang memiliki segudang nilai gizi yang baik untuk tubuh dan juga memiliki rasa yang tidak kalah enak. Makanan rumahan yang memiliki gizi yang tinggi contohnya tempe dan tahu.


Tempe dan tahu merupakan contoh sederhana dari makanan yang memiliki protein dan nilai gizi yang tinggi dan tentunya tidak kalah enak dengan makanan-makanan luar. Tetapi, sering kali disepelekan oleh banyak orang terutama generasi muda. Seperti pada website https://www.bps.go.id (15/08/2023) menyebutkan bahwa, “Rata-rata konsumsi per kapita seminggu makanan yang mengandung protein di tahun 2022 akhir yaitu ikan dan udang segar sebanyak 0,367 kg sedangkan tahu sebanyak 0,148 kg dan tempe sebanyak 0,140 kg.” Yang artinya jumlah ikan dan udang yang dikonsumsi lebih banyak dibanding tahu dan tempe. Padahal, tempe goreng menduduki peringkat ke-4 sepenjuru dunia sebagai makanan vegan terenak dengan nilai 4,5 dari 5 yang artinya sangat enak.


Dikutip dari website https://www.tasteatlas.com (15/08//2023), “Tempe goreng berada di posisi ke-4 setelah Zeyton Pavardeh (Iran), Guacamole (Meksiko) dan Mpuhammara (Siria).” Lalu, mengapa masyarakat di Indonesia khususnya generasi muda memiliki minat yang kurang terhadap tempe padahal populer di luar negeri dan pastinya memiliki nila gizi yang tinggi? Selain karena kurangnya pengetahuan mengenai nilai gizi yang terkandung, pengaruh budaya luar yang mempengaruhi selera makan masyarakat juga menjadi salah satu alasan mengapa makanan rumahan ini sering disepelekan.


Sama halnya seperti tempe, tahu juga kurang diminati oleh masyarakat khususnya pada generasi muda. Padahal, tahu juga memiliki segudang nilai gizi tetapi jarang orang perhatikan. Meski dilihat dari segi kandungan protein, tempe memang memiliki kandungan yang lebih tinggi daripada tahu. Dilansir dari jurnal Litbang Depkes, “Jumlah protein tahu banyak berkurang akibat proses pembuatannya.”


Namun, dari data Reseach Study yang dibuat oleh Rahmad Wahyudi dan kawan-kawannya disebutkan bahwa, “Kandungan asam amino dari tahu merupakan yang paling lengkap daripada olahan kedelai lainnya dan memiliki kandungan protein nabati terbaik yang diyakini mudah diabsorpsi sehingga bisa menghasilkan energi tinggi sebesar 85%-98%.” Sangat disayangkan masyarakat khususnya generasi muda kurang mengetahui kandungan dan nilai gizi pada tahu, padahal dari segi teknologi sekarang sudah sangat berkembang dan yang pastinya mereka para anak muda lebih mudah mencari informasi tentang seberapa bagusnya nilai gizi pada makanan rumahan khususnya tahu dan tempe untuk tubuh.


Tidak hanya memiliki kandungan dan nilai gizi yang berlimpah , tempe dan tahu juga merupakan makanan rumahan yang harganya terbilang cukup murah. Alih-alih mengeluarkan banyak untuk membeli menu makanan diet yang mahal, tempe dan tahu dapat dijadikan menu diet yang tentu dapat divariasikan ke dalam beberapa masakan. Tempe dan tahu memiliki kandungan yang bagus untuk diet karena pada data Komposisi Pangan Indonesia dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, “Dalam 100 gr tempe dan tahu memiliki Kandungan gizi diantaranya Energi 150 kal, Protein 14 gr, Lemak 7,7 gr, Karbohidrat 9,1 gr, Serat 1,4 gr, Kalsium 517 mg, Natrium 7 mg, Fosfor 202 mg. Adapun kandungan gizi dalam 100 gr tahu: Energi 80 kal, Protein 10,9 gr, Lemak 4,7 gr, Karbohidrat 0,8 gr, Serat 0,1 gr, Kalsium 223 mg, Natrium 2 mg, Fosfor 183 mg."


Tempe dan tahu memiliki kandungan gizi yang tinggi dan baik untuk diet namun jika kita salah dalam mengolahnya maka akan mengurangi banyak kandungan nilai gizi yang terkandung. Dikutip dari situs https://media.neliti.com (21/08/2023), “Terjadi penurunan kadar protein pada semua bahan pangan yang direbus maupun yang digoreng tetapi pada bahan pangan yang digoreng penurunan kandungan protein lebih besar dibandingkan dengan bahan pangan segarnya.” Penggunaan minyak goreng yang berlebihan dalam menggoreng juga salah satu penyebab berkurangnya nilai gizi. Maka dari itu cara memasak yang baik untuk menjaga nilai gizi adalah dengan menggoreng, merebus, mengukus, atau memanggang dengan waktu yang tidak terlalu lama. Cara ini dapat mengurangi kandungan lemak dan kalori, mempertahankan kandungan protein, serat, dan isoflavone pada tempe dan tahu.


Nah, dari data diatas maka penting bagi masyarakat terutama generasi muda untuk lebih memperhatikan pentingnya nilai gizi dari makanan yang mereka konsumsi dan tak hanya memprioritaskan rasanya yang enak saja. Banyak makanan yang terasa enak namun nilai gizinya belum tentu terjamin. Makanan yang sehat dan bergizi tidak harus yang mahal, tidak sedikit makanan rumahan yang disepelekan banyak orang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Populer dan tingkat keminatan sesuatu diluar negeri belum tentu sama dengan yang ada di dalam negeri, contohnya seperti makanan. Banyak alasan yang melatar belakangi hal tersebut salah satunya rasa bosan terhadap makanan rumahan.


Jadi, bisa disimpulkan bahwa mengolah makanan rumahan dengan inovasi terbaru tanpa merusak atau menghilangkan banyak nilai gizi dapat dijadikan cara alternatif agar makanan rumahan tersebut dapat menarik perhatian banyak orang khususnya bagi generasi muda. Tetapi, tetap diingat bahwa tidak hanya dari bahan makanan saja yang dapat dinilai gizinya, terkadang cara memasak juga mempengaruhi nilai gizi dari makanan tersebut karena ada beberapa makanan rumahan yang sebenarnya memiliki nilai gizi yang tinggi tetapi menjadi berkurang karena cara memasak kita yang salah.

Teks Argumentasi - Perilaku Curang Yang Menjadi Bibit Awal Pelaku Korupsi

Perilaku Curang Yang Menjadi Bibit Awal Pelaku Korupsi


Oleh : Kelompok 7 - Kelas XI J

(09) Azalea Kheisya Daffa Wiyadi (26) Nicolas Kelvin (35) Soraya Emha (36) Syntia Naissabela



Banyak kecurangan yang terjadi dikalangan pemuda-pemudi. Banyak juga kasus di Indonesia mengenai rasuah. Semua itu tidak lepas dari pepatah sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Terdapat teori yang membahas mengenai rasuah, teori tersebut adalah teori dari Jack Bologne yaitu

GONE. Menurut Jack Bologne akar penyebab rasuah ada empat, yaitu:

G = Greedy

O = Opportunity

N = Needs

E = Expose


Teori Jack Bologne ini memiliki arti bahwa faktor penyebab rasuah adalah keserakahan, kesempatan, kebutuhan, dan pengungkapan. Oknum akan merasa mempunyai opportunity (kesempatan) tetapi dimanfaatkan dalam hal buruk. Kecurangan mungkin menjadi cikal bakal perbuatan rasuah. Peluang yang terlihat dilakukan untuk menguntungkan dirinya sendiri. Hal tersebut akan merugikan orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Kini kecurangan sudah menjadi hal yang wajar di beberapa kalangan. Seperti perbuatan yang sering dilakukan para siswa disekolahnya. Kecurangan itu salah satunya adalah perbuatan mencontek. Mencontek adalah korupsi kecil karena akan merugikan beberapa pihak yang ada di sekitarnya. Bila kecurangan-kecurangan bahkan korupsi kecil marak terjadi, bahkan beberapa menjadi kebiasaan tidak menutup kemungkinan angka korupsi di Indonesia akan terus bertambah. Menurut data BPKP (badan pengawasan keuangan dan pembangunan) mengenai korupsi pada tahun 2012 kasus penyelidikan rasuah terdapat penyelidikan 77 kasus hingga di tahun 2016 terdapat penyelidikan 96 kasus. Angka kenaikan yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Hal tersebut akan menimbulkan banyak kerugian di Indonesia.

Kebiasaan buruk tersebut dapat kita cegah dari usia muda. Menertibkan kecurangan yang ada di lingkungan sekitar khususnya para pelajar. Mereka yang menjadi pelajar hari ini yang akan memegang kendali Indonesia nanti. Pencegahan dapat dilakukan mulai diri sendiri, kemudian mengajak orang terdekat, dan mengingatkan orang lain.

Dapat disimpulkan bahwa rasuah banyak terjadi karena kebiasaan kecil yang mereka lakukan. Hal tersebut dapat dicegah dengan menegakkan sifat disiplin. Memberi teguran hingga hukuman untuk semua yang melakukan kecurangan. Mari kita jadikan generasi tanpa korupsi.

Teks Argumentasi - Tindakan Perundungan yang Harus Mendapatkan Tindakan Tegas

 Tindakan Perundungan yang Harus Mendapatkan Tindakan Tegas

Oleh :

Kelompok 7 - Kelas XI J

(06) Aulia Nur Fajrina (25) Naefi Luthfia Zahra (27) Nisrina Najla Aisyah (32) Safnarisa Fauziah Hadi



Sangat mengenaskan, di era modern yang seharusnya setiap orang hidup bebas di bawah perlindungan HAM masih ditemukan kasus bullying yang terjadi, baik secara fisik, verbal, terselubung, maupun cyber bullying. Tidak hanya menimbulkan luka atau cedera fisik, korban bullying juga sering kali akan mengalami berbagai trauma psikologis atau luka batin. Perundungan atau rundung dapat mewakili istilah bullying yang bermakna mengganggu korbannya atau mengusik secara terus-menerus seperti melakukan intimidasi, penghinaan, pemalakan, pemukulan, penindasan atau penganggu orang lain yang lebih lemah hingga korban terluka atau depresi.


Kasus perundungan atau disebut bullying termasuk indikasi serius dalam permasalahan problematika yang marak terjadi saat ini, salah satunya dalam lingkungan pendidikan. Baik dilakukan di kota-kota besar ataupun di tempat-tempat terpencil. Maraknya kasus-kasus perundungan inilah yang mungkin mengubah prespektif sebagian peserta didik bahwasanya perundungan adalah tren masa kini.


Wajarnya, bullying merupakan budaya yang ditentang oleh setiap kalangan. Namun seiring berkembangnya zaman prespektif budaya bullying dianggab lumrah dan dijadikan bahan candaan. Fakta ini sangatlah ironis. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan, tempat untuk mencari kawan, dan menjadi ruang aman bagi siswa untuk  mengenyam pendidikan demi masa depan mereka, kini menjelma menjadi tempat permusuhan yang mengerikan, bahkan membahayakan nyawa pelajar.

Indonesia mengalami tingkat kekerasan dan perundungan dua kali lipat dibandingkan dengan negara lain.

Dengan berat hati kita harus mengakui bahwa kasus perundungan di Indonesia telah sampai tahap yang mengkhawatirkan dan bukan merupakan hal yang baru lagi. Tindakan perundungan (bullying) bahkan telah menjadi tradisi dalam dunia pendidikan di Indonesia. Berdasarkan survei OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) pada Peta Jalan Pendidikan Indonesia Tahun 2020 - 2035, siswa di Indonesia mengalami tingkat kekerasan dan perundungan dua kali lipat dibandingkan dengan negara lain. Angkanya telah mencapai 41%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kasus perundungan di Indonesia sudah benar-benar parah. Hal ini dapat dibuktikan dari liputan cnnindonesia.com bahwa kasus perundungan di jenjang sekolah menengah atas (SMA) berkisar di angka 18,75%. Sedangkan korban terbanyak adalah peserta didik yaitu 95,4% dengan pelaku yang juga peserta didik yaitu 92,5%.


Mengapa kasus perundungan di Indonesia terus saja meningkat?

Penyebab dari maraknya kasus perundungan saat ini dapat berasal dari banyak faktor. Namun faktor yang sering dijumpai yaitu karena ketidakseimbangan antara korban dengan pelaku bullying. Bisa berupa ukuran badan, kepandaian komunikasi, gender, fisik seseorang hingga status sosial. Selain itu, mungkin karena kasus bullying tersebut kurang mendapat perhatian yang baik dari orang-orang sekitar sehingga banyak jatuh korban. Perhatian yang kurang ini bisa disebabkan karena memang efek bullying yang tidak tampak secara langsung juga tidak terlihat karena banyak korban yang enggan melapor. Entah karena tekanan atau ancaman dari pelaku maupun karena malu mendapat sorotan dari pihak-pihak yang lain. 

Kemudian perhatian yang kurang tersebut mungkin juga disebabkan minimnya pengetahuan guru dan orang tua tentang bullying dan dampaknya terhadap anak-anak. Padahal pengetahuan ini sangatlah penting karena dampak buruk perundungan baik bagi korban maupun pelaku tentu saja tidak bisa dianggap remeh, karena hal ini tentunya ikut menyangkut masa depan bangsa. Perundungan tidak lagi bisa disebut suatu penyimpangan sederhana, namun hal ini termasuk tindakan kejahatan dikarenakan dapat menyangkut nyawa seseorang, meskipun itu dilakukan secara verbal fisik juga sosial di dunia nyata maupun maya. Perundungan berimplikasi menyebabkan perasaan seseorang menjadi tidak nyaman, sakit hati bahkan tertekan baik dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok. Perundungan yang terjadi secara berkelanjutan seringkali berimbas pada rusaknya mental. Tidak hanya pada objeknya, tetapi akan berdampak pula pada pelakunya. Pelaku akan merasa paling hebat layaknya penguasa.


Hal ini akan berdampak buruk pada keadaan psikologi keduanya. Tak jarang pula objek bullying akan melampiaskan dendamnya pada seseorang maupun sesuatu. Tindakan bullying nyatanya juga berimbas terhadap masa depan generasi bangsa. Beberapa penelitian menunjukkan, bullying menjadi faktor utama yang bisa mempengaruhi prestasi akademik hingga putus sekolah atau lebih parahnya bunuh diri, sehingga masa depan dari peserta didik pun dapat terancam. Masa depan calon penerus bangsa yang terancam mengakibatkan timbulnya kekhawatiran tentang masa depan bangsa. Kualitas  seperti apa yang dimiliki bangsa ini di masa depan kelak? Hal ini tentu menjadi indikator yang perlu diperhatikan oleh pemerintah. Dampak dari bullying tidak hanya menjadi masalah sesaat namun bisa menjadi permasalahan jangka panjang. Sebuah penelitian menemukan remaja yang menjadi korban bullying menghadapi risiko masalah kesehatan mental pada saat mereka mencapai usia pertengahan 20-an 40% lebih besar. Lebih buruk, bullying sewaktu remaja bisa meningkatkan peluang pengangguran di kemudian hari sebesar 35%. Korban bullying mengalami risiko kesehatan menurun ketika mereka beranjak dewasa.


Banyak diantaranya terdiagnosa penyakit serius, perokok berat, narkoba dan berisiko gangguan jiwa. Mereka adalah kelompok paling rentan karena emosi mereka tidak teratur, dan tidak adanya dukungan yang kuat untuk mengatasinya. Namun, baik korban ataupun pelaku, semuanya memiliki risiko dua kali lebih tinggi mengalami kesulitan untuk bertahan dalam pekerjaan dan hubungan sosial yang buruk di masyarakat. Dengan demikian, cenderung untuk mengalami kemiskinan di masa depan.


Hal ini tentu menjadi peringatan besar bagi pemerintah maupun orang tua bahwa bullying merupakan masalah nyata yang layak mendapat perhatian dan intervensi untuk dicegah dan perlu tindakan tegas. Jika berbicara soal peraturan yang sudah tertera jelas tentang perlindungan anak, peraturan hanya menjadi peraturan yang tidak terealisasi apabila tidak ada kontrol atau pengawasan dari orang yang punya kewajiban. Sanksi pelaku bullying juga harus sesuai. Baik orangtua maupun guru harus memberikan sanksi tegas jika ketahuan anaknya melakukan bullying kepada orang lain.


Dilihat dari banyaknya kerugian yang ditimbulkan baik bagi korban maupun pelaku seharusnya bullying tidaklah bisa dianggab remeh lagi. Karena selain membahayakan kondisi fisik dan psikologis, nyatanya buah dari bullying juga turut menentukan futurity suatu bangsa. 


Memang bukan suatu hal yang mudah untuk dimusnahkan. Namun, berpadu dengan peraturan-peraturan yang tegas serta pengawasan ketat dari pemerintah dan masyarakat sekitar, kami berharap bahwa tren bullying dapat terminimalisir di era sekarang ini.

Teks Argumentasi - Ketergantungan Gawai Pada Anak-Anak yang Berbahaya Bagi Mental

Ketergantungan Gawai Pada Anak-Anak yang Berbahaya Bagi Mental 


Kelompok 9 -  Kelas XI J

Nama Anggota:

1. Ayusita Indriana Puspitasari (08)

2. Dian Rahmawati (12)

3. Manda Pramudya Putri (21)

4. Nabil Raditya Febian Kusuma (23)

Sumber Gambar : www.altaschool.id


Perkembangan teknologi yang makin maju tidak dapat memungkiri bahwa ketergantungan anak-anak pada gawai telah menjadi fenomena yang cukup mencemaskan. Mungkin banyak yang tidak sadar bahwa desain dan pengembangan teknologi gawai sekarang ini memang diciptakan untuk membuat orang merasa kecanduan terhadap penggunaan gawai tersebut. Warna-warna cerah pada setiap aplikasi dan video serta kemudahan untuk mengakses berbagai fitur yang disediakan menjadi salah satu faktor anak-anak betah bermain gawai. Lantas dari hal ini akan menyebabkan ketergantungan yang nantinya dapat membawa dampak serius terhadap mental mereka. 

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) adalah hasil pengetahuan manusia yang mengubah cara hidup kita. Kemajuan teknologi memberikan kemudahan dalam pekerjaan, komunikasi, sekolah, dan lainnya, yang membuat semua orang menggunakan teknologi ini. Kemudahan gawai menjadikan anak-anak bebas menggunakannya dan karena sifatnya yang menyenangkan, anak-anak dapat merasa tertarik untuk menggunakan gawai dalam jangka waktu lama. Bayangkan bila tindakan ini terus berlanjut, kemungkinannya besar tindakan ini akan menjadi sebuah kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2022, sekitar 33,44% dari populasi anak usia dini menggunakan gawai nirkabel, sebanyak 25,5% dari anak-anak usia 0-4 tahun atau balita, dan 52, 76% dari populasi anak berusia 5-6 tahun. Adapun yang sudah bisa mengakses internet 24,956% dan lebih banyak di usia 5-6 tahun. Serta berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sekitar 98 persen anak berusia 6-12 tahun sudah menggunakan gawai. Rata-rata anak menghabiskan waktu 6 jam 45 menit per hari menggunakan gawai untuk menonton video, bermain gim, dan menggunakan sosial media.

Hasil studi menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki ketergantungan pada gawai cenderung memiliki konsentrasi yang mudah terganggu. Mereka akan mudah marah dikarenakan emosi yang tidak stabil. Serta, sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas dan menghadapi tantangan dalam menjalin hubungan pertemanan.

Selain itu, salah satu dampak yang cukup serius dari penggunaan gawai secara berlebihan adalah rentan mengalami masalah gangguan perilaku dan gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). ADHD merupakan sebuah gangguan mental yang mengakibatkan kesulitan anak untuk berkonsentrasi dan menunjukkan perilaku impulsif serta agresif.

Namun, perlu diketahui bahwa gawai tidak selamanya memberikan dampak yang buruk pada anak-anak. Ternyata terdapat banyak sekali manfaat yang dihasilkan dari gawai jika dalam penggunaan dan pemantauannya dilakukan secara bijak. Salah satu dampak positif gawai pada anak-anak adalah meningkatnya kemampuan kognitif anak. Dengan menggunakan aplikasi dan gim edukasi yang tepat, anak-anak dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan.

Anak-anak dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan keterampilan memori melalui gim dan aplikasi yang dirancang khusus. Selain itu, penggunaan gawai juga dapat membantu memperluas wawasan anak-anak. Dengan gawai, anak-anak dapat mengakses berbagai informasi dari seluruh dunia. Mereka dapat belajar tentang budaya, sejarah, dan bahasa dari negara lain dan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang dunia di sekitar mereka. Dengan adanya dampak negatif dan positif yang ditimbulkan dari gawai, maka perlu disadari bahwa peran orang tua menjadi hal yang sangat penting dalam membentuk masa depan dan kepribadian anak. Perhatian dan rasa kepedulian orang tua kepada anak menjadi salah satu faktor yang sanagt berpengaruh dalam membentuk pribadi anak. Apabila anak sudah kecanduan dengan gawai hingga berdampak buruk pada kesehatan mentalnya maka bimbingan orang tuanya perlu dipertanyakan. Beberapa solusi untuk mengurangi ketergantungan anak dengan gawai salah satunya adalah melakukan aktivitas lain yang dapat mengalihkan perhatian anak dari gawai. 

Sebagai contoh yaitu mengajak anak bermain permainan tradisional, melakukan aktivitas di luar rumah, mengenalkan anak pada hobinya, serta membatasi waktu penggunaan gawai ketika hari libur saja. Dengan melakukan hal-hal tersebut dipastikan dapat meminimalisir kecanduan anak pada gawai. Oleh karena itu, ketika telah tiba pada saatnya, orang tua harus sigap dan siap membimbing anak untuk menggunakan alat-alat teknologi seperti gawai. Hal ini sebaiknya dilakukan sebelum terlambat agar dapat menghindari hal yang tidak diinginkan seperti memunculkan konsekuensi negatif pada kesehatan mental anak.

Teks Argumentasi - Menilik Proses Pemilihan Umum di Indonesia yang Dinilai Belum Adil

Menilik Proses Pemilihan Umum di Indonesia yang Dinilai Belum Adil



Oleh :

Kelompok 8 - Kelas XI H

(1) Abdurrahman Atashabuuru A (3) Agung Tri Laksono (11) Brillian Ananda Putri (12) Enggar Triyani

Sumber Gambar : www.radioidola.com


Sistem pemilu di Indonesia dinilai masih belum berkembang. Hal ini ditandai dari belum terciptanya pemilu yang benar-benar jujur dan adil. Padahal, prinsip pemilu, "langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil" adalah cerminan dari negara yang konstitusional.


Dalam pemilu saat ini masih banyak ditemukan ketidakadilan dan ketidakjujuran.Para caleg meghalalkan segala cara agar dapat memenagkan pemilu diIndonesia seperti dengan menyogok atau memberi uang kepada para pemilih agar memilih mereka dan dapat memenagkan pemilu tersebut.Hal ini sering kali masih dilakukan di beberapa daerah.


Mengutip dari laman Bawaslu,mereka sudah berupaya mencegah kecurangan pada pemilu dengan cara membuat aplikasi android agar warga dapat melaporkan kecurangan yang dilakukan oleh oknum-oknum tersebut.Dan kita sebagai pelapor tidak perlu takut karna akan dilindungi oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).


Sebenarnya, dengan cara tersebut tidak 100% bisa menangani kasus tersebut. Tetapi, setidaknya hal tersebut dapat mengurangi adanya praktik ketidakadilan atau kecurangan. Sebaiknya hal ini harus di optimalkan agar mendapat hasil yang sesuai.


Perlu diakui bahwa proses pemilu diIndonesia masih banyak ditemukan kejangalan lainnya yang mungkin belum terungkap.Upaya untuk terus memperbaiki sistem pemilihan dan meningkatkan partisipasi masyarakat sangatlah penting demi menciptakan proses pemilihan yang lebih adil dan bersih di masa depan.

Rubrik Penilaian Menulis Cerpen

 Rubrik Penilaian Menulis Cerpen



E-Book Antologi Cerpen : Aku, Dia, dan Mereka

E-Book Antologi Cerpen : Aku, Dia, dan Mereka



Malam itu, tiba-tiba lima orang petugas menggerebek hotel

tempat mereka menginap. Doni tidak luput dari penggerebekan

petugas pada malam itu. Setelah dilakukan tes urine ternyata

Doni positif menggunakan narkoba. Doni kemudian terpaksa

harus menginap di balik jeruji besi. Dua bulan kemudian kasus


Doni mulai di sidang dan tiga bulan lamanya bersidang penga-dilan kemudian memutuskan hukuman untuk Doni.

Hakim: Setelah menimbang dan memperhatikan barang bukti serta keterangan para saksi maka pengadilan memutuskan bahwa Doni terbukti bersalah dan harus dihukum penjara selama satu tahun tiga bulan dikurangi masa tahanan.

Dari kejauhan dan tidak disadari oleh Doni, Pak Ivan dan Rony memperhatikan persidangan itu.

“Ron... harap kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita” ucap Pak Ivan kepada Rony.

“Iya, Pa...” sahut Rony “Ayo... kita pulang” ajak Pak Ivan.

E-Book Antologi Cerpen : Mawar Putih dengan Pita Merah

E-Book Antologi Cerpen : Mawar Putih dengan Pita Merah




Senja

Maafkan aku Fannia. Semenjak aku menyadari bahwa aku tidak menyukaimu. Aku membuat tekad yang hina. Aku bermaksud melumpuh-kanmu perlahan dengan jalan," pertama-tama, menghancurkan hatimu. Itulah kenapa aku mendekati Revian. Aku selalu berusaha membuatmu sakit hati. Jadi, sebelum tes kimia dimulai aku sengaja membuatmu cemburu. Dengan harapan, akan berakibat buruk pada basil tesmu. Begitu juga dalam lomba ini, Fannia! Aku mencampur sedikit obat penimbul rasa pusing pada makan siangmu! Aku bertujuan mengalahkanmu dengan cara licik!


Ciri-ciri Kalimat Fakta dan Opini

 FAKTA DAN OPINI

Dalam sebuah berita atau wacana terdapat banyak informasi yang terkandung didalamnya. Namun tidak semua informasi yang terkandung itu merupakan sebuah fakta. Tak jarang penyaji berita atau penulis wacana tersebut mengikut sertakan opini mereka terhadap sesuatu hal yang dibahas. Maka, sebagai pembaca, kita harus dapat membedakan antara fakta dan opini, sehingga informasi yang diperoleh tidak bercampur aduk antara fakta/kenyataan dengan sebuah opini/pendapat.




Pengertian 


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fakta adalah sesuatu hal yang benar-benar ada dan terjadi. Fakta sering juga disebut dengan kenyataan. Fakta dapat diperoleh melalui suatu pengamatan terhadap suatu objek atau peristiwa/kejadian tertentu. Kalimat fakta adalah suatu kalimat yang didalamnya terdapat sebuah informasi yang sebenarnya dan dapat dibuktikan kebenarannya.

Sedangkan opini, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terdiri dari 3 pengertian yakni pendapat, pikiran dan pendirian. Atau dapat disimpulkan bahwa opini adalah pendapat, pikiran seseorang yang belum tentu benar karena tidak/belum ada bukti kebenarannya. Opini merupakan lawan/kebalikan dari fakta, dan sering juga disebut juga sebagai pendapat. Kalimat opini adalah suatu kalimat yang berisi hasil gagasan, pendapat, atau perkiraan orang baik perorangan maupun kelompok.

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fakta adalah sesuatu hal yang benar-benar ada dan terjadi. Fakta sering juga disebut dengan kenyataan. Fakta dapat diperoleh melalui suatu pengamatan terhadap suatu objek atau peristiwa/kejadian tertentu. Kalimat fakta adalah suatu kalimat yang didalamnya terdapat sebuah informasi yang sebenarnya dan dapat dibuktikan kebenarannya.

Sedangkan opini, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terdiri dari 3 pengertian yakni pendapat, pikiran dan pendirian. Atau dapat disimpulkan bahwa opini adalah pendapat, pikiran seseorang yang belum tentu benar karena tidak/belum ada bukti kebenarannya. Opini merupakan lawan/kebalikan dari fakta, dan sering juga disebut juga sebagai pendapat. Kalimat opini adalah suatu kalimat yang berisi hasil gagasan, pendapat, atau perkiraan orang baik perorangan maupun kelompok

Jenis jenis Kalimat Fakta

1.     Fakta umum
Kalimat fakta umum adalah kalimat fakta di mana kebenarannya berlaku selamanya atau sepanjang zaman.
Contoh : Matahari terbit disebelah timur dan terbenam disebelah barat.

2.     Fakta khusus
Kalimat fakta khusus adalah kalimat fakta yang kebenarannya hanya berlaku sementara atau dalam kurun waktu tertentu.
Contoh : Saat ini Doni duduk di kelas 3 SMP Negeri 1 Semarang.

Jenis jenis Kalimat Opini

1.     Opini perorangan/individu
Kalimat opini perorangan/individu adalah kalimat opini yang pendapat atau gagasannya dikemukakan oleh satu individu tertentu.
Contoh : Sepertinya nanti sore akan turun hujan.

2.     Opini Umum
Kalimat opini umum adalah kalimat opini yang pendapat atau gagasannya diakui banyak orang atau semua orang.
Contoh : Sering mandi di malam hari dipercaya dapat menyebabkan penyakit rematik.

Ciri ciri Kalimat Fakta

  1. 1.     dapat dibuktikan kebenarannya
  2. 2.     berisi data-data yang sifatnya kuantitatif (berupa angka) dan kualitatif (berupa pernyataan)
  3. 3.     mempunyai data yang akurat baik waktu, tanggal, tempat dan peristiwanya
  4. 4.     dikumpulkan dari nara sumber yang terpercaya
  5. 5.     bersifat objektif, yakni data yang sebenarnya, bukan dibuat-buat dan dilengkapi  dengan gambar objek
  6. 6.     biasanya dapat menjawab rumus pertanyaan 5W + 1H
  7. 7.     menyatakan kejadian  yang sedang atau telah dan pernah terjadi
  8. 8.     informasi berasal dari kejadian yang sebenarnya

Ciri ciri Kalimat Opini

  1. 1.     tidak dapat dibuktikan kebenarannya
  2. 2.     bersifat subjektif dan biasanya disertai dengan pendapat, saran dan uraian yang menjelaskan
  3. 3.     tidak memiliki nara sumber
  4. 4.     berisi pendapat tentang peristiwa yang terjadi
  5. 5.     menunjukkan peristiwa yang belum pasti terjadi atau terjadi dikemudian hari
  6. 6.     merupakan pikiran atau pendapat seseorang maupun kelompok
  7. 7.     informasi yang disampaikan belum ada pembuktiannya
  8. 8.     biasanya ditandai dengan penggunaan kata-kata : bisa jadi, sepertinya, mungkin, seharusnya, sebaiknya


Silahkan klik gambar Conan di atas untuk latihan soal menentukan Fakta atau Opini!