Teks Argumentasi - Menelusuri Fakta Penggunaan Game Video yang Menampilkan Adegan Kekerasan

Menelusuri Fakta Penggunaan Game Video yang Menampilkan Adegan Kekerasan


Oleh :

Kelompok 8 - Kelas XI I

(1) Arfian Zaki Kurnia
(15) Floradyna Amalina Mahadhani
(17) Jihan Hasna Rofifah
(18) Jourast Hepta Adjie




Pengaruh video game terhadap pengguna telah menjadi topik yang menarik perhatian dalam beberapa dekade terakhir. Seiring dengan berkembangnya teknologi, Video game telah mengalami evolusi yang signifikan dari sekadar hiburan sederhana menjadi bentuk media yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Dampak ini tidak hanya terbatas pada tingkat hiburan semata, tetapi juga melibatkan aspek kognitif, emosional, sosial, dan bahkan fisik dari para pemainnya. Penggunaan game online di masa kini dapat berdampak kepada penggunanya baik efek negatif maupun positif. Salah satu dampak negatif yang diberikan game kepada pengguna jika pengguna terlalu terobsesi terhadap suatu game maka tidak menutup kemungkinan kalau mereka mengikuti adegan yang terdapat di video game. Lemahnya peraturan tentang batasan usia pengguna video game dan mudahnya mengakses game game tersebut memperkuat efek negatif tersebut.


Tidak sedikit game online yang menyantumkan adegan yang kurang pantas. Seperti adegan kekerasan baik verbal maupun non verbal. Dan ada juga video game yang menampilkan adegan kekerasan seksual. Hal ini menambah efek negatif dari game online tersebut. Tak sedikit orang yang meniru adegan yang kurang pantas dari video game tersebut. Karena adegan itu berpengaruh terhadap kepribadian dari penggunanya. Sehingga banyak kasus kekerasan yang dimana pelaku termotivasi dari video game tersebut.


Sebuah penelitian yang dilakukan para ahli di Brock University di Kanada baru-baru ini menyebutkan bahwa video game bertema kekerasan cenderung mempengaruhi pemainnya (anak-anak) menjadi lebih agresif terhadap orang lain. Hasil penelitian tersebut melibatkan sebanyak 1.492 remaja di delapan sekolah tinggi di Ontario. Prosentasenya 51% perempuan dan 49% laki-laki. Mereka melakukan survei selama beberapa tahun, dengan rentang usia partisipan 14-15 tahun pada awal studi dan 17-18 tahun saat akhir penelitian.


Analisis para ahli menunjukkan bahwa rernaja yang bermain video game kekerasan selama beberapa tahun, memiliki catatan tinggi terhadap tindakan agresif mereka. Sementara mereka yang memainkan game di luar tema kekerasan sama sekali tak menunjukkan bukti peningkatan sifat agresif mereka.


Menurut hasil penelitian yang juga dipublikasikan di jurnal Developmental Psychology, remaja yang senang bermain game bertema kekerasan dapat menyimpulkan bahwa tindakan kekerasan adalah cara yang efektif dan tepat untuk menangani konflik dan kemarahan. Sebagai contoh, remaja perempuan yang bermain game dengan tema tersebut selama bertahun-tahun, terbukti memiliki perangai yang sama seperti anak laki-laki yang bermain game serupa. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa jangka panjang pemain game kekerasan, umumnya cenderung bereaksi lebih agresif terhadap provokasi yang tidak disengaja. Studi pengaruh game ini menunjukkan satu minggu dari bermain game yang mengandung kekerasan, seperti game action. Dapat mengakibatkan perubahan di daerah otak yang berhubungan dengan fungsi kognitif dan pengcndalian emosi pada remajanya Penelitian mengambil sampel acak dari 22 orang dewasa muda (18 hingga 29 tahun) yang kemudian di eksposur dengan video game kekerasan untuk melihat pengaruh game tersebut.


Secara keseluruhan, dampak negatif bermain game kekerasan terhadap individu dan masyarakat menjadi semakin jelas. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa eksposur berulang terhadap konten kekerasan dalam permainan video dapat memiliki efek merugikan pada kesejahteraan mental dan emosional, terutama pada anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap perkembangan. Permainan semacam itu dapat mempengaruhi peningkatan agresi terhadap kekerasan, dan penurunan empati. Selain itu, waktu yang dihabiskan dalam bermain game kekerasan dapat mengganggu interaksi sosial dan kegiatan produktif lainnya.


Oleh karena itu, penting bagi orang tua, pendidik, serta pembuat kebijakan untuk mengenali dampak negatif ini dan berkolaborasi dalam membatasi akses anak-anak dan remaja terhadap jenis permainan tersebut. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang potensi risiko ini, masyarakat dapat bergerak menuju lingkungan digital yang lebih aman dan mendukung perkembangan positif generasi mendatang.

0 Post a Comment:

Posting Komentar