MENELUSURI PEDALAMAN INDONESIA DAN PEMERATAAN PENDIDIKAN YANG BELUM MERATA
Oleh :
Kelompok 3 - kelas XI I
Pedalaman Indonesia tak pernah habis untuk dijelajahi. Indonesia kaya akan keanekaragaman alam dan budaya, pedalaman Indonesia menawarkan keindahan yang memikat hati. Di tengah pesona alam yang memukau, para pelajar di daerah pedalaman Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menuntut ilmu pendidikan. Keberadaan fasilitas pendidikan yang layak, jauh dari jangkauan mereka. Hal tersebut menyulitkan proses belajar-mengajar. Fasilitas sekolah yang memadai dan perkembangan teknologi seperti internet, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern, masih menjadi barang langka di daerah ini. Selain itu, keadaan pedesaan yang sulit terbaca dan kurangnya akses terhadap utilitas mendasar membuat perjalanan mereka menuju masa depan yang cerah penuh dengan rintangan. Kesulitan yang paling berat bagi anak-anak pedesaan adalah kesulitan dalam mendapatkan pendidikan, mempunyai tempat tinggal yang layak. Mereka harus menempuh 12 tahun untuk bersekolah, harus dengan menyeberangi sungai, bahkan sungai tersebut tidak memiliki jembatan. Mereka harus berjalan kaki puluhan kilometer untuk berangkat ke sekolah karena rumahnya yang jauh dari sekolah. Ditambah lagi, tidak semuanya memiliki seragam, sepatu, buku dan tas yang layak pakai. Sebagian anak harus memakai kaus, sandal, bahkan tas plastik karena kondisi ekonomi yang tidak memadai.
Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2020, tingkat kemiskinan Indonesia di kota adalah sebesar 7,88 persen. Sedangkan di desa mencapai 13,20 persen. Terutama di daerah yang masuk dalam kategori 3T (Terluar, Terpencil, dan Tertinggal). Suatu daerah dapat masuk kategori 3T apabila wilayah tersebut merujuk pada wilayah yang berada di bagian paling depan dan terletak jauh dari pusat administrasi atau pusat perkotaan utama. Wilayah ini seringkali sulit dijangkau dan memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, akses terbatas terhadap layanan kesehatan dan pendidikan, serta kesenjangan dalam pembangunan ekonomi. Dilihat dari ciri ciri daerah tersebut, sulit bagi para masyarakat di sana untuk mendapatkan fasilitas yang baik, khususnya di bidang pendidikan. Menurut data yang dipublikasikan oleh World Population Review, pada tahun 2021 lalu Indonesia masih berada di peringkat ke-54 dari total 78 negara yang masuk dalam peringkat pendidikan dunia. Kebanyakan di daerah terpencil, fasilitas seperti gedung sekolah, buku, seragam sekolah dan jaringan internet masih sangat kurang. Ya, jaringan internet turut menjadi bagian penting dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJI1), terdapat 45% masyarakat Indonesia yakni kira-kira sebanyak 117 juta masyarakat masih belum tersentuh internet. Padahal Internet sangatlah bermanfaat sebagai sumber pengetahuan.
Sepertinya, apabila daerah tersebut memiliki sinyal internet dan pengetahuan teknologi yang baik, akan dapat mempermudah anak anak untuk mendapatkan pembelajaran secara daring. Karena siswa bisa mengakses materi pembelajaran dari mana pun, dan guru tidak perlu datang. Namun, cara ini pun kurang efektif, karena anak anak tidak terdaftar pada suatu lembaga pendidikan, sedangkan syarat masuk universitas adalah memiliki ijazah SMA. Pembangunan fasilitas internet di daerah terpencil sangatlah sulit untuk di wujudkan karena mengingat daerahnya yang jauh dari perkotaan sehingga sulit untuk dijangkau.
Masalah pendidikan yang tak kalah penting ada pada kualitas guru. Data UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM) 2016 menyebutkan bahwa kualitas guru di Indonesia menempati peringkat ke-14 dari 14 negara berkembang di dunia. Dari 3,9 juta guru, terdapat 25% guru yang belum memenuhi syarat kualifikasi akademik dan 52% diantaranya belum memiliki sertifikat profesi. Kebanyakan yang tercatat di data adalah guru-guru di perkotaan. Bagaimana dengan guru-guru di daerah pedalaman? Di daerah pedalaman indonesia terjadi kekurangan tenaga pendidik yang secara tidak langsung akan berpengaruh pada kualitas pendidikan di sana. Hanya sedikit kesadaran masyarakat untuk menempuh pendidikan setinggi tingginya. Banyak anak-anak yang setamat Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP) tidak melanjutkan pendidikannya. Melainkan membantu orang tuanya bekerja, baik sebagai buruh maupun petani. Kebiasaan itulah yang akhirnya turun temurun kepada generasi generasi selanjutnya. Dan jika hal ini terusmenerus berlangsung, akan menambah buruk kondisi pendidikan di indonesia. Selain itu, sangat sedikit para tenaga pendidik dari kota yang mau untuk terjun langsung mengajar di daerah daerah terpencil. Selain karena faktor transportasi, juga karena faktor pemerintah yang masih menganggap remeh dengan pendidikan di pedalaman. Padahal, seharusnya para tenaga pendidik juga harus memiliki pikiran dan tujuan yang sama, yaitu mencerdaskan anak anak bangsa memastikan seluruh wilayah di Indonesia mendapatkan pendidikan yang merata. Namun nyatanya, kebanyakan guru tidak memiliki dana yang lebih dan tidak berani mengambil risiko untuk mengajar di pedalaman karena gaji tidak sesuai dengan kebutuhannya. Minimnya perhatian dari pemerintah maupun dinas pendidikan juga menjadi alasan, karena seharusnya hal seperti itu harus di pikir ulang agar kegiatan pendidikan dapat merata dan memumpuni dengan suntikan dana untuk meningkatkan fasilitas di pedalaman agar pendidikan bisa maju, rata dan tidak membeda beda kan.
Seiring waktu berjalan, zaman yang makin berkembang, namun di sisi lain masih ada daerah yang masih memiliki Sumber Daya Manusia yang rendah karena tingkat pendidikannya yang rendah. Kita sebagai generasi muda Indonesia, pasti menginginkan negara kita tercinta ini mengalami kemajuan. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan memperhatikan pendidikan masyarakatnya. Semoga pemerintah segera melakukan tindakan untuk memperbaiki fasilitas di daerah daerah tersebut. Dan kita sebagai masyarakat juga tidak boleh diam saja, kita dapat turut serta membantu saudara saudara kita yang membutuhkan. Bisa dengan cara memberikan sumbangan dana, peralatan sekolah, ataupun memberikan tenaga kita dengan menjadi guru di sana.
0 Post a Comment:
Posting Komentar