Teks Argumentasi - Ketergantungan Gawai Pada Anak-Anak yang Berbahaya Bagi Mental

Ketergantungan Gawai Pada Anak-Anak yang Berbahaya Bagi Mental 


Kelompok 9 -  Kelas XI J

Nama Anggota:

1. Ayusita Indriana Puspitasari (08)

2. Dian Rahmawati (12)

3. Manda Pramudya Putri (21)

4. Nabil Raditya Febian Kusuma (23)

Sumber Gambar : www.altaschool.id


Perkembangan teknologi yang makin maju tidak dapat memungkiri bahwa ketergantungan anak-anak pada gawai telah menjadi fenomena yang cukup mencemaskan. Mungkin banyak yang tidak sadar bahwa desain dan pengembangan teknologi gawai sekarang ini memang diciptakan untuk membuat orang merasa kecanduan terhadap penggunaan gawai tersebut. Warna-warna cerah pada setiap aplikasi dan video serta kemudahan untuk mengakses berbagai fitur yang disediakan menjadi salah satu faktor anak-anak betah bermain gawai. Lantas dari hal ini akan menyebabkan ketergantungan yang nantinya dapat membawa dampak serius terhadap mental mereka. 

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) adalah hasil pengetahuan manusia yang mengubah cara hidup kita. Kemajuan teknologi memberikan kemudahan dalam pekerjaan, komunikasi, sekolah, dan lainnya, yang membuat semua orang menggunakan teknologi ini. Kemudahan gawai menjadikan anak-anak bebas menggunakannya dan karena sifatnya yang menyenangkan, anak-anak dapat merasa tertarik untuk menggunakan gawai dalam jangka waktu lama. Bayangkan bila tindakan ini terus berlanjut, kemungkinannya besar tindakan ini akan menjadi sebuah kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2022, sekitar 33,44% dari populasi anak usia dini menggunakan gawai nirkabel, sebanyak 25,5% dari anak-anak usia 0-4 tahun atau balita, dan 52, 76% dari populasi anak berusia 5-6 tahun. Adapun yang sudah bisa mengakses internet 24,956% dan lebih banyak di usia 5-6 tahun. Serta berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sekitar 98 persen anak berusia 6-12 tahun sudah menggunakan gawai. Rata-rata anak menghabiskan waktu 6 jam 45 menit per hari menggunakan gawai untuk menonton video, bermain gim, dan menggunakan sosial media.

Hasil studi menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki ketergantungan pada gawai cenderung memiliki konsentrasi yang mudah terganggu. Mereka akan mudah marah dikarenakan emosi yang tidak stabil. Serta, sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas dan menghadapi tantangan dalam menjalin hubungan pertemanan.

Selain itu, salah satu dampak yang cukup serius dari penggunaan gawai secara berlebihan adalah rentan mengalami masalah gangguan perilaku dan gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). ADHD merupakan sebuah gangguan mental yang mengakibatkan kesulitan anak untuk berkonsentrasi dan menunjukkan perilaku impulsif serta agresif.

Namun, perlu diketahui bahwa gawai tidak selamanya memberikan dampak yang buruk pada anak-anak. Ternyata terdapat banyak sekali manfaat yang dihasilkan dari gawai jika dalam penggunaan dan pemantauannya dilakukan secara bijak. Salah satu dampak positif gawai pada anak-anak adalah meningkatnya kemampuan kognitif anak. Dengan menggunakan aplikasi dan gim edukasi yang tepat, anak-anak dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan.

Anak-anak dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan keterampilan memori melalui gim dan aplikasi yang dirancang khusus. Selain itu, penggunaan gawai juga dapat membantu memperluas wawasan anak-anak. Dengan gawai, anak-anak dapat mengakses berbagai informasi dari seluruh dunia. Mereka dapat belajar tentang budaya, sejarah, dan bahasa dari negara lain dan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang dunia di sekitar mereka. Dengan adanya dampak negatif dan positif yang ditimbulkan dari gawai, maka perlu disadari bahwa peran orang tua menjadi hal yang sangat penting dalam membentuk masa depan dan kepribadian anak. Perhatian dan rasa kepedulian orang tua kepada anak menjadi salah satu faktor yang sanagt berpengaruh dalam membentuk pribadi anak. Apabila anak sudah kecanduan dengan gawai hingga berdampak buruk pada kesehatan mentalnya maka bimbingan orang tuanya perlu dipertanyakan. Beberapa solusi untuk mengurangi ketergantungan anak dengan gawai salah satunya adalah melakukan aktivitas lain yang dapat mengalihkan perhatian anak dari gawai. 

Sebagai contoh yaitu mengajak anak bermain permainan tradisional, melakukan aktivitas di luar rumah, mengenalkan anak pada hobinya, serta membatasi waktu penggunaan gawai ketika hari libur saja. Dengan melakukan hal-hal tersebut dipastikan dapat meminimalisir kecanduan anak pada gawai. Oleh karena itu, ketika telah tiba pada saatnya, orang tua harus sigap dan siap membimbing anak untuk menggunakan alat-alat teknologi seperti gawai. Hal ini sebaiknya dilakukan sebelum terlambat agar dapat menghindari hal yang tidak diinginkan seperti memunculkan konsekuensi negatif pada kesehatan mental anak.

0 Post a Comment:

Posting Komentar