Merancang Informasi, Tujuan, dan Esensi dalam Karya Ilmiah
A. Menentukan Informasi Penting
dalam Karya Ilmiah
Tujuan penulisan karya ilmiah adalah untuk
memublikasikan suatu ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Salah satu forum yang
sering dijadikan tempat untuk tujuan itu adalah diskusi.
Tujuan
dari karya ilmiah adalah :
- Melatih ide tersurat atau hasil
penelitian dalam bentuk karya ilmiah yang sistematis dan metodologis.
- Makalah ilmiah yang telah ditulis,
harapannya akan menjadi transformasi pengetahuan antara sekolah dan
masyarakat.
- Untuk membuktikan pengetahuan dan
potensi ilmiah yang dimiliki oleh siswa. Pembuktian dalam menghadapi dan
memecahkan masalah, dan itu bisa dilihat dalam bentuk karya
ilmiah. Selain itu juga untuk melatih keterampilan dasar dalam
melakukan penelitian.
B. Menyajikan Hasil Karya Ilmiah
dalam Diskusi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masalah adalah
sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Melalui forum diskusi,
masalahmasalah itu iharapkand apat terselesaikan lebih baik karena
melibatkan banyak orang.
Dalam diskusi resmi, seperti seminar, masalah itu
dipaparkan oleh seorang atau beberapa orang yang ditunjuk khusus oleh panitia
berdasarkan keahlian ataupun penguasaannya terhadap masalah itu. Orang tersebut
dinamakan dengan pemakalah atau narasumber.
Berikut
langkah-langkah menyajikan makalah dalam forum diskusi resmi.
- Tampillah sebagai pemakalah setelah
mendapat izin dari moderator.
- Kalau tidak diperkenalkan oleh
moderator, perkenalkan diri dengan rendah hati.
- Sampaikan masalah umum dari isi
makalah yang akan dipaparkan.
- Jelaskan pokok-pokok isi makalah
dengan bahasa yang lugas.
- Sertakan ilustrasi dan fakta-fakta
penting yang menyertai penjelasan di atas.
- Akhiri paparan dengan menyampaikan
simpulan.
C. Menganalisis Sistematika dan
Kebahasaan Karya Ilmiah Menganalisis Sistematika Karya Ilmiah
Isi karya ilmiah memang dapat berkaitan dengan banyak
hal, sepanjang hal-hal tersebut bukan sesuatu yang imajinatif.
Masalah-masalah dalam karya ilmiah mencakup berbagai hal yang bersifat empiris
(pengalaman nyata), mulai dari masalah keagamaan, bahasa, budaya, sosial,
ekonomi, politik, alam sekitar, dan sebagainya. Pada dasarnya, makalah terdiri
atas dua bagian utama, yaitu bagian tubuh dan pelengkap. Bagian tubuh terdiri
atas pendahuluan, isi/pembahasan, dan penutup. Bagian pelengkap terdiri atas
judul, kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka.
Dalam menganalisis sistematika karya ilmiah harus
berdasarkan struktur karya ilmiah. Berikut struktur yang terdapat dalam karya
ilmiah yang sudah dipaparkan pada ulasan Mengidentifikasi Struktur Karya Ilmiah
Yang Dibaca
1. Pendahuluan
Dalam bagian pendahuluan berisikan dasar-dasar
penelitian ilmiah dilakukan, masalah yang diangkat, dan mekanisme penyelesaian
masalah itu.
2. Isi
dan Pembahasan
Bagian isi dan pembahasan ini bisa terdiri dari satu
atau lebih bab. Jumlah bab pada bagian ini bergantung seberapa pelik pembedahan
dan pembahasan dari bahan penelitian.
3. Kesimpulan
Bagian kesimpulan berisikan kesimpulan dari hasil
analisis pada bagian isi dan pembahasan. Kesimpulan yang disampaikan pada
bagian ini berupa penjelasan singkat dan padat mengenai hasil analisis
Yang harus dipahami dalam Karya tulis ilmiah adalah
ciri – cirinya. Berikut ciri-ciri karya tulis ilmiah
1. Reproduktif
Artinya karya ilmiah ditulis oleh peneliti atau
penulis harus diterima dan dimaknai oleh pembacanya sesuai dengan makna yang
ingin disampaikan. Pembaca harus bisa langsung memahami konten dari karya
ilmiah.
2. Tidak Ambigu
Ciri ini ada kaitannya dengan reproduktif. Sebuah
karya ilmiah harus memberikan pemahaman secara detil dan tidak dikemas dengan bahasa
yang tidak membingungkan. Dengan begitu, maksud dari karya ilmiah itu bisa
langsung diterima oleh pembacanya.
3. Tidak Emotif
Artinya, karya ilmiah ditulis tidak melibatkan aspek
perasaan dari penulisnya. Sebab, karya ilmiah harus memaparkan fakta yang
didapatkan dari hasil analisis penelitian, bukan dari perasaan subjektif dari
penulisnya.
4. Menggunakan Bahasa Baku
Menggunakan bahasa baku agar mudah dipahami.
Penggunaan bahasa baku itu meliputi setiap aspek penulisannya. Mulai dari
penulisan sumber, teori, hingga penulisan kesimpulan. Ketidakbakuan pada
tulisan karya ilmiah hanya akan membuat pembacanya bingung dan apa yang ingin
disampaikan dalam tulisan tidak dipahami pembaca.
5. Menggunakan Kaidah Keilmuan
Penulisan karya ilmiah harus menggunakan kaidah
keilmuan atau istilah-istilah akademik dari bidang penelitian si penulis. Hal
itu bertujuan untuk menunjukkan bahwa peneliti atau penulisnya memiliki
kapabilitas pada bidang kajian yang dibahas dalam karya ilmiah. Penggunaan
kaidah atau istilah ilmiah itu juga menjadi takaran seberapa ahli peneliti pada
bidang keilmuannya.
6. Bersifat Dekoratif
Artinya penulis karya ilmiah harus menggunakan istilah
atau kata yang memiliki satu makna. Rasional artinya penulis harus menonjolkan
keruntutan pikiran yang logis dan kecermatan penelitian. Kedua hal itu penting
karena karya ilmiah harus bisa menyampaikan maksud dari penelitian yang
dilakukan oleh penulis tanpa membingungkan.
7. Terdapat Kohesi
Artinya karya ilmiah harus memiliki kesinambungan antar
bagian dan babnya dan bersifat straight forward maksudnya ialah tidak
bertele-tele atau tepat sasaran. Sebuah karya ilmiah setiap bagian atau babnya
harus memiliki alur logika yang saling bersambung. Selain itu, penyampaiannya
harus tepat sasaran dengan apa yang ingin disampaikan.
8. Bersifat Objektif
Karya ilmiah harus bersifat objektif. Hal ini sangat
penting karena karya ilmiah tidak dibuat berdasarkan perasaan penulisnya. Karya
ilmiah harus menunjukkan fakta-fakta dan data-data dari hasil analisisnya.
Jadi, tidak memiliki kecondongan subjektifitas.
9. Menggunakan Kalimat Efektif
Dan, penulisan karya ilmiah harus menggunakan kalimat
efektif. Ciri ini berkaitan dengan semua ciri sebelumnya. Tujuan penggunaan
kalimat dalam karya ilmiah agar pembaca tidak dipusingkan dengan penggunaan
kalimat yang berputar-putar. Penggunaan kalimat seperti itu hanya akan membuat
pembaca bingung.
D. Menganalisis Kebahasaan Karya
Ilmiah yang Dibaca
Objektivitas suatu karya ilmiah, antara lain, ditandai
oleh pilihan kata yang bersifat impersonal. Hal ini berbeda
dengan teks lain yang bersifat nonilmiah, semacam novel ataupun
cerpen yang pengarangnya bisa ber-aku, kamu, dan dia. Kata ganti yang digunakan
dalam karya ilmiah harus bersifat umum, misalnya penulis atau peneliti.
Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah harus lugas
dan bermakna denotatif. Makna yang terkandung dalam kata-katanya harus
diungkapkan secara eksplisit untuk mencegah timbulnya pemberian
makna yang lain. Untuk itu, dalam karya ilmiah kita sering mendapatkan definisi
atau batasan dari kata atau istilah-istilah yang digunakan. Misalnya, jika
dalam karya itu digunakan kata seperti frasa atau klausa, penulis itu harus
terlebih dahulu menjelaskan arti kedua kata itu sebelum ia melakukan pembahasan
yang lebih jauh. Hal tersebut penting dilakukan untuk menyamakan persepsi
antara penulis dengan pembaca atau untuk menghindari timbulnya pemaknaan lain
oleh pembaca terhadap maksud kedua kata itu.
Makna denotasi adalah makna kata yang tidak
mengalami perubahan, sesuai dengan konsep asalnya. Makna denotasi disebut juga
makna lugas. Kata itu tidak mengalami penambahan-penambahan makna. Adapun
makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan. Tambahan-tambahan
itu berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang terhadap suatu hal.
Berikut
Kaidah Kebahasaan Karya Ilmiah
1.
Pilihan
kata yang digunakan di dalam karya ilmiah harus bersifat impersonal.
Yang dimaksud dengan pilihan
kata yang digunakan di dalam karya ilmiah bersifat impersonal adalah kata ganti
yang digunakan dalam karya ilmiah harus bersifat umum, seperti menggunakan kata
ganti seperti penulis atau peneliti.
2.
Karya
ilmiah banyak menggunakan kalimat pasif.
Kalimat pasif adalah kalimat
yang subjeknya dikenai suatu pekerjaan/tindakan atau aktivitas. Subjek pada
kalimat pasif berada sebelum predikatnya.
Contoh
:
Aku disekolahkan oleh pamanku ke salah satu akademi keperawatan
terbaik di kota Indramayu
Sedangkan
penggunaan bahasa yang reproduktif adalah dalam penyampaian informasi dalam
karya ilmiah harus menggunakan kata-kata dan kalimat yang ganda.
4. Ragam bahasa yang digunakan
dalam karya ilmiah harus lugas dan mengungkapkan denotatif.
Ragam bahasa yang digunakan
karya ilmiah harus lugas dan terdekat denotatif yaitu makna yang terkandung
dalam kata-katanya harus ada untuk mencegah timbulnya pemberian makna yang
lain. Untuk itu, dalam karya ilmiah kita sering mendapatkan defnisi atau
batasan dari kata atau istilah-istilah yang digunakan.
0 Post a Comment:
Posting Komentar