MEMBUAT KESEPAKATAN DENGAN MELAKUKAN NEGOSIASI

 MEMBUAT KESEPAKATAN DENGAN MELAKUKAN NEGOSIASI

 


·      Kompetensi Dasar

3.10. Mengevaluasi pengajuan, penawaran, dan persetujuan dalam teks negosiasi lisan maupun tulisan.

3.11.  Menganalisis isi struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan teks negosiasi.

4.10.  Menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan, dan penutup dalam teks negosiasi secara lisan atau tulis.

4.11.  Mengonstruksi teks negosiasi dengan memperhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan.

 

·      Tujuan Pembelajaran

Setelah memperlajari materi ini, siswa diharapkan mampu:

a.       merumuskan ciri teks negosiasi.

b.      menjelaskan cara menyampaikan pengajuan dan penawaran;

c.       menjelaskan syarat tercapainya persetujuan (kesepakatan);

d.      menganalisis faktor penentu keberhasilan negosiasi;

e.       menggunakan alasan yang tepat untuk melakukan pengajuan dan penawaran dalam negosiasi;

f.       menjelaskan pola-pola penyajian teks negosiasi;

g.      menentukan bagian-bagian (struktur) teks negosiasi;

h.      menyebutkan unsur-unsur surat penawaran dan pemensanan barang;

i.        mengidentifikasi pasangan tuturan dalam teks negosiasi;

j.        mengidentifikasi kalimat persuasif dalam teks negosiasi;

k.      menyusun teks negosiasi lisan dalam bentuk dialog;

l.        menyusun teks negosiasi tulis dalam bentuk dialog;

 

·      Materi Inti Pembelajaran

a.       Mengevaluasi teks negosiasi

b.      Menjelaskan pengajuan, penawaran, dan persetujuan dalam teks negosiasi;

c.       Menganalisis struktur dan kaidah teks negosiasi

d.      Mengontruksi teks negosiasi.

 

·      Kata Kunci

Negosiasi, dialog, narasi.

 

·      Alokasi Waktu

18 jam pembelajaran

 

·      Karakter Bangsa

Gemar membaca, teliti, kreatif, bertanggung jawab.

 

 

PETA KONSEP



RINGKASAN MATERI

 

Negosiasi merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kemampuan bernegosiasi hendaknya dikuasai oleh setiap orang. Anda pasti juga pernah melakukan negosiasi, misalnya meminta guru untuk menunda jadwal pengumpulan tugas. Proses negosiasi juga dapat Anda lihat ketika orang pembeli menawar harga barang dagangan kepada penjual. Sebuah proses negosiasi dapat dituangkan dalam bentuk teks negosiasi.


A.  Mengevaluasi Teks Negosiasi

Secara etimologi, negosiasi berasal dari kata to negotiate, yang artinya “merundingkan, membicarakan kemungkinan tentang suatu kondisi, dan atau menawar”. Turunan kata negotiate, yaitu negotiation yang artinya “menunjukkan suatu proses atau aktivitas untuk merundingkan, membicarakan sesuatu hal untuk disepakati dengan orang lain” dan negotiable yang artinya “dapat dirundingkan, dapat dibicarakan, atau dapat ditawar”. Dengan demikian, definisi negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan berbeda. Teks negosiasi adalah teks yang berisi interaksi sosial antara satu orang dengan yang lainnya yang berfungsi untuk menetapkan keputusan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan berbeda. Negosiasi melibatkan dua pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda. Dua pihak yang melakukan negosiasi tersebut disebut negosiator.

 

1.        Merumuskan Ciri Negosiasi.

Negosiasi  adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara suatu pihak dengan pihak lain. Negosiasi dapat berhasil dengan menyampaikann argumentasi yang kuat dan tak terbantahkan dengan kalimat yang menarik dan santun. Negosiasi bertujuan untuk menentukan kesepakatan dari dua kepentingan yang berbeda. Satu kepentingan akan digunakan sebagai kesepakatan bersama.

 

Definisi negosiasi secara formal dapat diartikan sebagai suatu bentuk pertemuan bisnis antara dua pihak atau lebih untuk mencapai suatu kesepakatan bisnis. Negosiasi merupakan perundingan antara dua pihak yang di dalamnya terdapat proses memberi, menerima, dan tawar-menawar. Selain itu, negosiasi juga merupakan ijab dari sebuah proses interaksi yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk saling memberi dan menerima atas sesuatu yang ditentukan dengan kesepakatan bersama. Negosiasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Negosiasi dalam bentuk tertulis biasanya dituangkan dalam bentuk surat penawaran.

 

Bacalah contoh negosiasi berikut!

Pembeli

:

“Bu, mangganya berapa?”

Penjual

:

“Satu kilonya Rp. 9.000,00. Bu, ini tinggal dua kilo, semua Rp. 18.000,00.”

Pembeli

:

“Apa tidak bisa kurang harganya? Saya tawar satu kilonya Rp. 7.000,00 ya? Sekalian penghabisan.”

Penjual

:

“Maaf, tidak bisa, Bu. Harga itu sudah murah sekali, Bu. Saya beri Rp. 17.000,00 saja kalau ambil semua.”

Pembeli

:

“Rp. 15.000,00 saja ya, Bu?”

Penjual

:

“Maaf, belum boleh, Bu. Kalau mau Rp. 16.000,00 Bu. Ini, sudah murah sekali, Bu.”

Pembeli

:

“Ya sudah, Bu, saya ambil semua Rp. 16.000,00”

Penjual

:

“Terima kasih, Bu.”

Pembeli

:

“Sama-sama, Bu”

 

Percakapan di atas merupakan proses negosiasi antara penjual dengan pembeli. Penjual dan pembeli dalam percakapan tersebut melakukan negosiasi atau tawar-menawar mengenai harga buah mangga. Dalam percakapan tersebut dapat disimpulkan bahwa negosiasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a.         Negosiasi dilakukan dua pihak atau lebih, baik antarindividu, antar lembaga maupun antara individu dengan lembaga.

b.         Negosiasi berbentuk komunikasi secara langsung.

c.         Negosiasi terjadi apabila terdapat perbedaan pendapat, keinginan, dan tujua antara dua pihak atau lebih.

d.        Hasil negosiasi berujung pada dua kemungkinan, yaitu sepakat atau tidak sepakat.

 

2.        Menjelaskan Cara Menyampaikan Pengajuan dan Penawaran

Pada dasarnya, negosiasi berisi penawaran yang diberikan oleh kedua belah pihak. Penawaran tersebut diharapkan dapat diterima oleh pihak yang lain. Berikut beberapa cara agar penawaran yang Anda berikan dapat diterima.

a.         Mulai ajukan penawaran dengan menyampaikan argumen yang terkuat dengan didukung oleh sebuah fakta.

b.         Jangan berbelit-belit saat mengajukan penawaran. Anda harus menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan jelas.

c.         Anda harus menggunakan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung pihak yang Anda ajak untuk bernegosiasi.

d.        Kesepakatan yang dihasilkan tidak merugikan kedua belah pihak yang terkait.

 

Bacalah penggalan teks negosiasi berikut!

Penjahit

:

“Ada yang bisa saya bantu, Bu?”

Pelanggan

:

“Saya ingin pesan baju seperti ini.” (menyodorkan desain baju).

Penjahit

:

“Oh, desain ini ya? Ukurannya untuk badan seperti ibu?”

Pelanggan

:

“Iya”

Penjahit

:

“Untuk desain seperti ini harganya Rp. 500.000,-, Bu.”

Pelanggan

:

“Mahal sekali. Apakah tidak bisa turun?”

Penjahit

:

“Bisa, tetapi hanya sedikit. Bagaimana jika Rp. 450.000,00? Itu sudah murah, Bu.”

Pelanggan

:

“Baiklah, saya setuju. Saya harap baju ini bisa selesai tepat waktu”

Penjahit

:

“Kami selalu mengusahakan untuk tidak mengecewakan pelanggan, Bu.”

 

Dari percakapan di atas dapat dilihat bahwa penjahit memberikan penawaran kepada pelanggan untuk harga menjahit baju. Penjahit memberikan harga, namun pelanggan meminta untuk menurun harga. Penjahit memberikan harga yang lebih murah, pelanggan pun menyetujuinya. Penawaran yang diberikan penjahit disampaikan dengan jelas dan menggunakan bahasa yang sopan. Kedua belah pihak akhirnya menyepakati ongkos untuk menjahit baju.

 

3.        Menjelaskan Syarat Tercapainya Persetujuan (Kesepakatan)

 

Salah satu tujuan negosiasi adalah untuk mendapatkan atau mencapai kondisi penyelesaian atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi bersama. Dengan melakukan negosiasi, diharapkan kedua belah pihak mendapatkan atau mencapai kondisi saling menguntungkan sehingga masing-masing pihak merasa menang (win-win solution)

 

Dalam sebuah negosiasi, kedua belah pihak yang bersangkutan memiliki hak yang sama dalam menentukan adanya sebuah persetujuan antara kedu belah pihak sehingga proses untuk menerima dan memberi dalam hal ini sangat berlaku untuk mencapai suatu kesepakatan bersama. Syarat tercapainya persetujuan saat bernegosiasi sebagai berikut.

a.         Perlu adanya sebuah kesepakatan

b.         Persetujuan harus didasari dengan tidak adanya tekanan atau paksaan.

c.         Kesepakatan harus saling menguntungkan

d.        Persetujuan harus bersifat praktis dan dapat diterapkan dalam melakukan sebuah perjanjian

 

B.  Menjelaskan Pengajuan, Penawaran, dan Persetujuan dalam Teks Negosiasi.

 

Negosiasi dilakukan karena pihak-pihak yang berkepentingan perlu membuat kesepakatan mengenai persoalan yang menuntut penyelesaian bersama. Tujuan negosiasi adalah untuk mengurangi perbedaan posisi setiap pihak. Mereka mencari cara untuk menemukan butir-butir yang sama sehingga akhirnya kesepakatan dapat dibuat dan diterima bersama. Istilah-istilah lain kerap digunakan pada proses negosiasi, antara lain penawaran, tawar-menawar, perundingan, perantaraan, atau barter.

 


 

1.    Menganalisis Faktor Penentu Keberhasilan Negosiasi.

 

Keberhasilan dalam bernegosiasi bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan negosiasi sebagai berikut:

a.         Kesepakatan yang ditawarkan harus menguntungkan kedua belah pihak dan tidak boleh ada yang dirugikan.

b.         Adanya kesepakatan antara kedua belah pihak yang terkait.

c.         Kesepakatan yang dicapai harus praktis dan dapat dilakukan oleh kedua pihak.

d.        Penawaran harus didasari dengan alasan yang kuat dan mampu mempengaruhi pihak lain.

 

Simaklah contoh teks negosiasi antara pengusaha dan karyawan koperasi berikut!

 

Pinjaman Koperasi

Pengusaha

:

“Selamat pagi, Pak”

CS

:

“Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu, Pak?”

Pengusaha

:

“Apakah saya bisa bertemu dengan kepala bagian simpan pinjam.”

CS

:

“Bisa, Pak. Mari saya antar.”

Pengusaha

:

“Begini Pak, saya akan mengembangkan usaha kuliner saya. Apakah saya bisa mengajukan pinjaman untuk tambahan modal?”

Pihak Koperasi

:

“Bisa saja, Pak. Memang berapa yang Anda butuhkan?”

Pengusaha

:

“Saya butuh tambahan modal 20 juta, Pak. Apa saya bisa mendapat pinjaman itu?”

Pihak Koperasi

:

“Maaf, Pak. Jumlah pinjaman Bapak terlalu besar. Mungkin koperasi hanya bisa meminjamkan 10 juta, Pak”

Pengusaha

:

“Apa tidak bisa lebih dari itu, Pak? Saya kan sudah lama menjadi anggota koperasi ini.”

Pihak Koperasi

:

“Baiklah, untuk bapak, kami berikan 13 juta. Bagaimana pak?”

Pengusaha

:

“Saya berharap lebih dari itu, Pak. Saya sangat membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usaha saya.”

Pihak Koperasi

:

“Baiklah. Koperasi hanya mampu memberikan pinjaman maksimal sebesar 15 juta”

Pengusaha

:

“Baiklah, Pak. Kapan uang itu dapat dicairkan? Kalau bisa secepatnya.”

Pihak Koperasi

:

“Kalau bapak setuju uang itu bisa dicairkan secepatnya.”

Pengusaha

:

“Ya, lalu bagaimana selanjutnya?”

Pihak Koperasi

:

“Kami akan mengusahakan agar pinjaman tersebut dapat segera cair, Pak.”

Pengusaha

:

“Baiklah kalau begitu terima kasih atas kerja samanya, saya permisi dulu, Pak.”

           

Faktor yang menentukan tercapainya kesepakatan dalam negosiasi antara pengusaha dan pihak koperasi sebagai berikut.

 

Faktor Penyebab

Keberhasilan Negosiasi

Bukti Kutipan

Alasan pengusaha adalah sudah lama menjadi anggota di Koperasi tersebut.

‘Apa tidak bisa lebih dari itu, Pak? Saya kan sudah lama menjadi anggota Koperasi ini.”

Meminta pihak koperasi agar memberikan pinjaman lebih dari penawaran pertama.

“Saya berharap lebih dari itu, Pak. Saya sangat membutuhkan tambahan modal untuk usaha saya.”

Kesediaaan pengusaha untuk berkompromi, menerima perbedaan pendapat.

“Baiklah, Pak. Kapan uang itu dapat dicairkan? Kalau bisa secepatnya.”

 

2.    Menggunakan Alasan yang Tepat untuk Melakukan Pengajuan dan Penawaran.

 

Agar dapat berhasil dalam bernegosiasi, Anda harus memberikan alasan-alasan kuat yang dapat mendukung penawaran yang Anda ajukan. Alasan yang diberikan juga harus logis dan berdasarkan pada fakta. Bacalah kalimat teks negosiasi “Pinjaman Koperasi”. Anda dapat melakukan analisis terhadap alasan-alasan yang dikemukakan oleh pengusaha agar bisa mendapatkan pinjaman dari koperasi. Alasan yang digunakan yaitu pengusaha ingin mengembangkan usaha kuliner yang ia miliki serta pengusaha sudah lama menjadi anggta di koperasi tersebut.

 

3.    Menjelaskan Pola-pola Penyajian Teks Negosiasi

 

Teks negosiasi memiliki pola penyajian dan penyampaian yang berbeda-beda. Teks negosiasi dapat disajikan dalam bentuk dialog dan narasi (cerita pendek). Pola penyajian berbentuk dialog seperti pada contoh teks “Pinjaman Koperasi”. Pola penyajian dalam bentuk dialog merupakan pola penyajian penulisan teks negosiasi yang berbentuk percakapan antar pihak yang mengajukan penawaran.

 

Pola penyajian teks negosiasi berbentuk narasi atau cerita pendek merupakan pola penyajia teks negosiasi dalam bentuk cerita pendek atau yang biasa disebut dengan narasi. Teks negosiasi dengan pola ini terdapat unsur penawaran di dalamnya.

 

Perhatikan contoh teks negosiasi berbentuk narasi berikut!

 

Negosiasi antara Bu Tiwi dan Penjual Daging Ayam

 

Hari ini Bu Tiwi akan mengadakan arisan di rumahnya. Bu Tiwi pergi ke pasar untuk membeli daging ayam karena Bu Tiwi akan memasak opor ayam. Bu Tiwi menuju lapak penjual daging ayam segar. Ia mulai memilih-milih daging ayam dengan kualitas yang baik.

 

Ibu Penjual daging ayam menjelaskan bahwa ayam-ayam tersebut baru disembelih tengah malam tadi, jadi daging-daging tersebut masih segar dan masih bagus kualitasnya. Setelah bercakap-cakap tentang kualitas ayam potong tersebut, Bu Tiwi menanyakan harga daging ayam tersebut. Satu kilogram dada ayam dihargai Rp. 45.000,00, sedangkan satu kilogram paha ayam dihargai Rp. 38.000,00. Satu kilogram sayap dihargai Rp. 33.000,00. Bu Tiwi merasa harga tersebut masih terlalu mahal. Bu Tiwi pun mengajukan penawaran harga kepada penjual daging. Bu Tiwi menawar dada ayam dengan harga Rp. 38.000,00 per kilogramnya dan paha ayam Rp. 33.000,00. Penjual daging ayam tersebut menolak dengan alasan tidak mendapat laba jika menjual ayamnya dengan harga yang ditawar Bu Tiwi. Penjual menanyakan kepada Bu Tiwi berapa kilo ayam yang dibutuhkan. Bu Tiwi membutuhkan 2 kilogram dada dan 2 kilogram paha. Penjual ayam pun menurunkan sedikit dari harga semula, yakni dada ayam seharga Rp. 43.000,00 dan paha ayam seharga Rp. 37.000,00. Akan tetapi, Bu Tiwi masih merasa jika harga yang sudah diturunkan masih cukup mahal.

 

Bu Tiwi kemudian menaikkan tawarannya menjadi Rp. 40.000,00 untuk harga dada ayam dan Rp. 35.000,00 untuk paha ayam. Penjual menyetujui penawaran kedua Bu Tiwi karena merasa harga sudah termasuk modal dan laba. Di sisi lain, Bu Tiwi juga merasa harga tersebutlah yang relevan. Setelah menyepakati harga, Bu Tiwi membayar seluruh ayam yang dibelinya.

 

TUGAS MANDIRI

Kerjakan Tugas berikut!

Bacalah teks negosiasi antara penjual dan pembeli berikut.

Penjual

:

“Silakan Bu, mau beli apa?”

Pembeli

:

“Ada kaus sepak bola untuk anak-anak, Mbak?”

Penjual

:

“Ada, Bu. Semua baru datang ini, Silakan dipilih sendiri.”

Pembeli

:

“Kaus  Timnas Indonesia tidak ada, Mbak?”

Penjual

:

“Sebentar, Bu. Saya cari dahulu. Ukuranya apa, Bu?”

Pembeli

:

“Ukurannya M ya, Mbak.”

Penjual

:

“Ada ini, Bu. Ukuran M. Kebetulan tinggal satu saja.”

Pembeli

:

“Harganya berapa, Mbak?”

Penjual

:

“Untuk ibu Rp. 55.000,00 saja, Bu.”

Pembeli

:

“Mahal sekali, Mbak. Tidak boleh Rp. 35.000,00 ya, Mbak? Saya kan sudah sering beli di sini, Mbak.”

Penjual

:

“Ya tidak boleh, Bu. Ini sudah paling murah disini. Tambah lagi ya?”

Pembeli

:

“Kalau mau Rp. 40.000,00, ya?”

Penjual

:

“Kalau segitu saya tidak dapat untung dong, Bu. Tambah Rp.5.000,00 ya?”

Pembeli

:

“Ya sudah. Berarti Rp. 45.000,00, ya?” ini uangnya.”

Penjual

:

“Terima kasih”

Pembeli

:

“Sama-sama”

 

Tulislah faktor penyebab keberhasilan pada negosiasi jual beli di atas. Sertakan juga kutipan dalam negosiasi tersebut. Kerjakan dalam bentuk tabel seperti berikut.

 

Faktor Penyebab Keberhasilan Negosiasi

Bukti Kutipan

 

 

 

 

 

 

 

 

C.  Menganalisis Struktur dan Kaidah Teks Negosiasi.

 

Negosiasi dapat berbentuk resmi maupun tidak resmi. Kedua bentuk negosiasi ini dapat dituangkan dalam bentuk teks negosiasi. Teks negosiasi adalah teks yang di dalamnya berisi proses untuk mencapai suatu perjanjian atau kesepakatan antara kedua belah pihak. Kesepakatan tersebut bertujuan untuke memenuhi kepuasan pihak yang bersangkuran dalam elemen tertentu, seperti kerja sama dan kompetisi.

 

1.    Struktur Teks Negosiasi

Teks negosiasi memiliki struktur teks yang membedakannya dengan jenis teks yang lain. Dalam teks negosiasi terdapat bagian awal, inti, dan penutup teks. Secara terperinci, struktur yang dimiliki teks negosiasi, yaitu orientasi, pengajuan, pemenuhan, penawaran, dan persetujuan. Berikut penjelasan struktur teks negosiasi.

 

a.      Orientasi

Orientasi adalah pengenalasan awal atau perbincangan awal antara pihak pertama dan pihak kedua. Orientasi pada teks negosiasi merupakan struktur yang pertama kali muncul dan menjadi pembuka dari percakapan dan sebuah negosiasi. Dalam bagian orientasi, biasanya terdapat kalimat basa-basi, seperti sapaan, salam, dan sebagainya.

 

b.      Pengajuan

Pengajuan adalah saat pihak pertama menanyakan atau mencari barang yang diinginkan kepada pihak kedua. Pada bagian ini biasanya berisikan sebuah pertanyaan mengenai barang atau masalah yang sedang di hadapi.

 

c.       Penawaran

Penawaran adalah terjadinya tawar-menawar antara penjual dan pembeli. Bagian penawaran merupakan awal dari sebuah proses negosiasi. Inti dari sebuah negosiasi adalah proses tawar-menawar antara kedua belah pihak dengan mengajukan beberapa usulan yang akan menguntungkan. Awal sebuah kesepakatan akan muncul pada bagian ini.

 

d.      Persetujuan

Pada bagian persetujuan sudah menunjukkan bahwa kedua pihak yang terkait sudah memiliki kesepakatan yang saling menguntungkan. Persetujuan adalah ketika dua belah pihak setuju dengan kesepakatan yang terjadi. Ketidaksetujuan terjadi jika antara dua belah pihak tidak mencapai sebuah kesepakatan. Contoh persetujuan dalam negosiasi adalah ketika pembeli membayarkan sejumlah uang untuk barang yang dibeli dan penjual memberikan barangnya kepada pembeli.

 

 

 

 

Struktur Teks Negosiasi

Orientasi

Pengajuan

Penawaran

Setuju/Tidak Setuju

 

Perhatikan struktur teks negosiasi “Pinjaman Koperasi” berikut:

 

Pengusaha

:

“Begini Pak, saya akan mengembangkan usaha kuliner saya. Apakah saya bisa mengajukan pinjaman untuk tambahan modal?”

Orientasi

Pihak Koperasi

:

“Bisa saja, Pak. Memang berapa yang Anda butuhkan?”

 

Pengusaha

:

“Saya butuh tambahan modal 20 juta, Pak. Apa saya bisa mendapat pinjaman itu?”

Pengajuan

Pihak Koperasi

:

“Maaf, Pak. Jumlah pinjaman Bapak terlalu besar. Mungkin koperasi hanya bisa meminjamkan 10 juta, Pak”

Penawaran

Pengusaha

:

“Apa tidak bisa lebih dari itu, Pak? Saya kan sudah lama menjadi anggota koperasi ini.”

Pengajuan

Pihak Koperasi

:

“Baiklah, untuk bapak, kami berikan 13 juta. Bagaimana pak?”

Penawaran

Pengusaha

:

“Saya berharap lebih dari itu, Pak. Saya sangat membutuhkan tambahan modal untuk mengembangkan usaha saya.”

Pengajuan

Pihak Koperasi

:

“Baiklah. Koperasi hanya mampu memberikan pinjaman maksimal sebesar 15 juta”

Penawaran

Pengusaha

:

“Baiklah, Pak. Kapan uang itu dapat dicairkan? Kalau bisa secepatnya.”

Persetujuan

Pihak Koperasi

:

“Kalau bapak setuju uang itu bisa dicairkan secepatnya.”

 

Pengusaha

:

“Ya, lalu bagaimana selanjutnya?”

 

Pihak Koperasi

:

“Kami akan mengusahakan agar pinjaman tersebut dapat segera cair, Pak.”

 

Pengusaha

:

“Baiklah kalau begitu terima kasih atas kerja samanya, saya permisi dulu, Pak.”

 

 

Dalam mencapai kesepakatan, selain menerima alasan yang disampaikan pihak yang menyajikan pengajuan, penawar biasanya juga mengajukan tuntutan. Dalam contoh negosiasi “Pinjaman Koperasi”, proses pengajuan dan penawaran terjadi lebih dari satu kali hingga tercapai kesepakatan antara pengusaha dan pihak koperasi.

 

2.    Menyebutkan Unsur-unsur Surat Penawaran

Dalam negosiasi formal, seperti negosiasi jual-beli barang di sebuah perusahaan, biasanya melampirkan surat penawaran resmi. Surat penawaran adalah surat yang berisi tentang penawaran suatu barang atau jasa yang ditujukan kepada perseorangan atau instansi perusahaan. Surat penawaran resmi bertujuan untuk menawarkan barang kepada calon pembeli. Surat penawaran juga bisa digunakan untuk menawarkan kerja sama dengan perusahaan atau orang lain. Surat penawaran ditulis untuk memperlihatkan maksud suatu perusahaan untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan lainnya. Biasanya, surat penawaran digunakan oleh perusahaan-perusahaan penyaluran atau biasa disebut distributor. Tujuan dari surat penawaran adalah untuk menawarkan barang kepada calon pembeli. Surat penawaran pada umumnya berbentuk formal dan dengan jelas mencantumkan rincian harga dan jenis barang yang ditawarkan kepada perusahaan lain. Rincian harga dan jenis barang dicantumkan dalam lampiran.

Pada umumnya, di dalam surat penawaran barang diterangkan keunggulan dan keuntungan dari perusahaan yang akan menjual barang mereka agar menarik perusahaan lain untuk memesan dan membeli barang pada perusahaan tersebut. Surat penawaran barang tersebut hanya untuk membantu menjual produk saja, sedangkan yang berperan penting dalam penawaran itu sendiri adalah penjual. Si penjual harus mampu melakukan negosiasi, baik dalam harga maupun cara pembayarannya.

Secara umum, struktur surat penawaran sebagai berikut:

a.         Kepala surat atau kop surat, berisi nama lembaga/instansi, alamat, kontak telepon dan website/email

b.        Tempat dan tanggal surat, menjelaskan lokasi dan waktu ditulisnya surat.

c.         Nomor surat, meliputi nomor urut penulisan surat, kode surat, angka bulan, dan tahun.

d.        Lampiran, berguna bagi penerima surat tentang adanya keterangan-keterangan tambahan selain surat itu sendiri.

e.         Hal, merupakan inti surat penawaran.

f.         Alamat penerima surat.

g.        Salam pembuka.

h.        Isi surat, terdiri atas pembuka, isi atau maksud surat penutup.

i.          Salam penutup.

j.          Nama jelas pengirim, dilengkapi dengan tanda tangan dan nama terang pembuat surat.

 

Perhatikan contoh surat penawaran berikut!

PT ARTOMORO

Jl. Imam Bonjol Nomor 163 Sragen. Telp (0271) 445566

 

 

 

 

13 Februari 2022

No

:

146 / PT-AM / II / 2021

 

Hal

:

Penawaran kerja sama

 

Lampiran

:

1 Bendel

 

 

Dengan Hormat,

Berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari situs perusahaan Bapak, bersama ini kami dari PT Artomoro, distributor utama yang bergerak di bidang distribusi onderdil sepeda motor bermaksud untuk menjalin kerja sama dengan Bapak, dengan sistem kerja sama persentase dengan rincian harga barang dan presentase bagi hasil sebagaimana terlampir. Namun, jika ada hal-hal yang belum tercantum di surat penawaran ini dapat kita komunikasikan lebih lanjut. Kami menunggu keputusan Bapak selambat-lambatnya tujuh hari setelah surat ini Bapak terima.

 

Hormat kami,

PT ARTOMORO

 

 

Hafizh Raffi Alfarizqi

 

 

3.    Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi

a.      Pasangan Tuturan

Tuturan adalah ucapan atau ujaran. Dalam negosiasi terdapat tuturan langsung berupa tanya dan jawab antara penutur dengan mitra tutur. Berikut contoh tuturan dalam teks negosiasi.

 

Penjual

:

“Mau beli apa. Pak?” [bertanya]

Pembeli

:

“Mau beli sepatu, untuk ayah saya.” [menjawab]

Penjual

:

“Bagaimana kalau yang ini? Ini murah. Harganya Rp. 185.000,00” [menawarkan]

Pembeli

:

“Wah, mahal sekali, Mas? Rp. 150.000,00 tidak boleh?” [meminta]

Penjual

:

“Tidak boleh, Mas. Sepatu ini bahannya bagus.” [menolak permintaan]

 

Pasangan tuturan yang mungkin terdapat dalam negosiasi sebagai berikut:

1). Memberi salam ® membalas salam

2). Mengajukan pertanyaan ® menjawab atau tidak menjawab

3). Meminta ® memenuhi atau menolak permintaan

4). Memberi tawaran ® menerima atau menolak tawaran

5). Mengajukan usul ® menerima atau menolak usulan.

b.      Tuturan Santun dan Persuasif

1)   Tuturan Santun

Dalam bernegosiasi, penawaran harus diajukan dengan bahasa yang santun. Hal tersebut dimaksudan agar tidak menyinggung perasaan pihak yang diajak bernegosiasi. Bahasa yang santun adalah bahasa yang bersifat positif dan tidak menyinggung perasaan lawan bicara. Sebagai contoh memberikan salam, menggunakan sapaam yang sesuai dengan usia dan jabatan, dan menolak dengan kata-kata yang halus. Contoh bahasa santun, seperti “terima kasih”, “maaf”, “tolong”, “permisi”, dan “silakan”.

 

2)   Tuturan Persuasif

Inti dari sebuah negosiasi adalah agar pihak yang diajak negosiasi mau menuruti penawaran yang diajukan negosiator. Oleh karena itu, saat negosiasi harus menggunakan tuturan persuasif. Tuturan persuasif merupakan tuturan yang digunakan untuk membujuk. Tuturan persuasif adalah tuturan yang berisi imbauan atau ajakan secara halus agar lawan bicara mau atau bersedia mengikuti kemauan yang disampaikan oleh penutur kalimat tersebut. Tujuan menggunakan tuturan persuasif adalah agar lawan negosiasi bersedia mengikuti usulan negosiator.

 

Perhatikan teks di bawah ini!

 

Siang itu seorang pengusaha bernama Pak Dwi datang ke rumah Pak Budi.

Pak Dwi

:

“Selamat siang, Pak Budi. Saya Dwi seorang pengusaha di bidang dekorasi interior.”

Pak Budi

:

“Selamat siang. Ada apa ya, Pak?”

Pak Dwi

:

“Saya datang kemari ingin menyampaikan maksud saya untuk menyewa kios Bapak yang ada di Jalan Perjuangan, Pak. Kebetulan lokasinya strategis di pinggir jalan yang ramai. Saya ingin menanyakan beberapa harga sewa kios Bapak selama setahun?”

Pak Budi

:

“Iya, Pak, kebetulan sudah dua bulan ini kios tersebut tidak ada yang menyewa. Saya menawarkan harga Rp. 12.000.000,00 per tahunnya, Pak.”

Pak Dwi

:

“Wah, lumayan mahal juga ya, Pak. Saya kira tidak sampai Rp.10.000.000,00.”

Pak Budi

:

“Lokasinya cukup strategis, Pak. Toko Bapak akan ramai pengunjung nantinya.”

Pak Dwi

:

“Bagaimana kalau saya tawar Rp. 9.000.000,00, Pak? Anggaran saya tidak cukup kalau untuk menyewa dengan harga Rp. 12.000.000,00. Jika bapak setuju akan menyewa selama 2 tahun.”

Pak Budi

:

“Tidak boleh Pak kalau Rp. 9.000.000,00. Bagaimana kalau Rp. 10.000.000,00? Harga sudah murah, Pak?”

Pak Dwi

:

“Baiklah, Pak. Saya akan bayar Rp. 20.000.000,00 untuk sewa kios itu selama 2 tahun.”

 

Contoh tuturan persuasif pada negosiasi di atas sebagai berikut.

a)    “Wah, lumayan mahal juga ya, Pak. Saya kira tidak sampai Rp.10.000.000,00.”

b)   “Lokasinya cukup strategis, Pak. Toko Bapak akan ramai pengunjung nantinya.”

c)    “Bagaimana kalau saya tawar Rp. 9.000.000,00, Pak? Anggaran saya tidak cukup kalau untuk menyewa dengan harga Rp. 12.000.000,00. Jika bapak setuju akan menyewa selama 2 tahun.”

d)   “Tidak boleh Pak kalau Rp. 9.000.000,00. Bagaimana kalau Rp. 10.000.000,00? Harga sudah murah, Pak?”

 

D.  Mengonstruksikan Teks Negosiasi

Teks negosiasi memiliki pola penyajian yang penyampaian yang berbeda-beda. Teks negosiasi dapat disajikan dalam bentuk dialog dan narasi (cerita pendek). Mengonstruksi adalah kegiatan membuat susunan teks secara utuh. Mengonstruksi teks negosiasi adalah menyusun teks negosiasi secara utuh. Teks negosiasi dapat disajikan dalam bentuk dialog, narasi, maupun gabungan antarkeduanya. Untuk menyusun teks negosiasi, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi permasalahan yang perlu dinegosiasikan oleh beberapa pihak karena adanya perbedaan kepentingan. Berikut langkah-langkah untuk menyusun teks negosiasi.

1.      Menentukan tujuan                                                     4.  Menentukan solusi dalam penawaran.

2.      Menentukan pihak-pihak yang bernegosiasi               5.  Menentukan model kesepakatan.

3.      Menentukan koflik.

 

Dalam teks negosiasi terdapat konflik yang dialami oleh dua belah pihak atau antara penjual dan pembeli. Hal yang sama juga ada dalam narasi. Cerita narasi juga dibangun dari konflik yang diakami tokoh-tokoh di dalamnya. Konflik di dalam teks narasi membuat cerita menjadi semakin menarik. Dengan kesamaan seperti itulah, suatu teks negosiasi akan menarik pula kalau dikonversikan ke dalam sebuah cerita (narasi). Teks negosiasi yang berjudul “Pinjaman Koperasi” dapat dikonversikan menjadi teks narasi seperti berikut.

 

Pinjaman koperasi

 

Pak Riko adalah seorang pengusaha kuliner. Bisnis kulinernya semakain ramai, oleh karena itu, dia berencana untuk mengembangkan bisnisnya dengan membuka cabang restoran yang baru. Namun, Pak Riko memiliki permasalahan untuk mengembangkan usahanya, dia kekurangan modal untuk membuka cabang baru. Pak Riko sudah menjadi anggota di Koperasi Maju Bersama selama 10 tahun.

Pagi hari, Pak riko datang ke Koperasi Maju Bersama, dia berencana untuk meminjam uang sebagai tambahan modal. Setelah menunggu beberapa saat, Pak Riko bertemu dengan bagian simpan pinjam dari Koperasi Maju Bersama. Pak Riko bercerita tentang uang yang akan ia pinjam sebesar 20 juta rupiah kepada karyawan koperasi tersebut. Namun, karyawan koperasi menolak keinginan Pak Riko karena karena menurutnya pinjaman Pak Riko terlalu besar. Menurut karyawan koperasi, pihak koperasi hanya dapat memberi pinjaman modal sebesar 10 juta rupiah. Pak Riko merasa jumlah itu belum cukup untuk modal mendirikan cabang baru. Pak Riko meminta karyawan koperasi untuk dapat menambah pinjaman. Pak Riko beranggapan bahwa dia sudah lama menjadi anggota di koperasi itu sehingga dia dapat meminjam modal sebesar 20 juta rupiah. Karyawan koperasi pun menawarkan pinjaman sebesar 15 juta rupiah karena koperasi hanya mampu meminjamkan uang kepada Pak Riko paling banyak 15 jtuta rupiah. Pak Riko pun menyetujui tawaran tersebut. Pak Riko memutuskan untuk meminjam di Koperasi Maju Bersama sebesar 15 juta rupiah. Karyawan koperasi pun mengatakan akan segera mencairkan uang untuk modal usaha Pak Riko.

 

 

 

TUGAS 1


 


0 Post a Comment:

Posting Komentar