PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DENAH DENGAN PERMAINAN PENCARIAN HARTA KARUN MENGGUNAKAN MEDIA MAKET KOTA DI DAERAH 3T
Achmad Hambali,S.Pd.,Gr.
SMP Negeri Pumi, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Abstrak
Permasalahan dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah daerah 3T yang mana masih kurangnya keterlibatan peserta
didik secara aktif untuk mengikuti pembelajaran, sehingga hasil belajar yang
mereka peroleh kurang maksimal. Hal ini disebabkan oleh penerapan strategi yang
kurang tepat. Best practice ini bertujuan mendeskripsikan pembelajaran
ketrampilan membaca denah diantaranya : (1) Mendeskripsikan proses pembelajaran ketrampilan membaca denah dengan permainan pencarian
harta karun dengan media maket kota di daerah 3T. (2) Mendeskripsikan hasil belajar membaca denah peserta didik di
daerah 3T dengan permainan pencarian harta karun menggunakan media maket kota.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : (1) metode observasi, (2)
metode tes, (3) metode dokumentasi (4) metode wawancara. Pelaksanaan tindakan
meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil dan
simpulan menunjukkan : (1) proses pelaksanaan pembelajaran membaca denah dengan permainan pencarian
harta karun menggunakan media maket kota di daerah 3T dapat terlaksana dengan
baik. (2) pelaksanaan pembelajaran membaca denah dengan permainan pencarian
harta karun menggunakan media maket kota di daerah 3T, dibuktikan dengan
peningkatan perolehan nilai hasil belajar yaitu nilai tertinggi 90, nilai
teredah 70, rata-rata belajar 80,4.
Kata
kunci : membaca denah, permainan pencarian harta karun, maket kota, daerah
3T
A.
PENDAHULUAN
Membaca menduduki
posisi serta peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan manusia,
terlebih pada era informasi dan komunikasi seperti sekarang ini. Membaca
merupakan sebuah jembatan bagi siapa saja dan di mana saja yang berkeinginan
meraih kemajuan dan kesuksesan, baik di lingkungan dunia pendidikan maupun di
dunia pekerjaan. Oleh karena itu, para pakar sepakat
bahwa kemahiran membaca merupakan kondisi prasayarat mutlak bagi setiap manusia
yang ingin maju.
Soedarso (1989) menyatakan bahwa dengan gencarnya arus informasi seperti
sekarang ini tuntutan untuk membaca akan semakin besar pula. Padahal waktu yang
tersedia akan semakin terbatas. Oleh karena itu, pada zaman ini orang yang
tidak memiliki kemahiran membaca yang layak akan mudah terombang-ambing bahkan
tergilas oleh arus informasi. Senada dengan pendapat Soedarso, Sutan menyatakan
bahwa keterampilan membaca adalah salah satu fungsi kemanusiaan yang tertinggi
dan menjadi pembeda manusia dengan makhluk lain (2004:1). Di dunia modern saat
ini, kemampuan membaca dapat menentukan kualitas seseorang. Membaca menjadikan
seseorang memiliki ilmu pengetahuan yang luas, bijaksana, dan memiliki
nilai-nilai lebih dibandingkan orang yang tidak membaca. Hal ini menunjukan
bahwa orang yang gemar membaca mempunyai daya saing yang lebih tinggi dibanding
orang yang tidak gemar membaca.
Membaca merupakan
salah satu aspek dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Tujuan
pembelajaran membaca adalah agar peserta didik memiliki kegemaran dan
keterampilan membaca serta meningkatkan pengetahuan untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menunjukan bahwa pembelajaran membaca
dikatakan berhasil jika peserta didik mampu menerapkan keterampilan membaca
yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk keterampilan
membaca yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah keterampilan
membaca denah.
Ada tiga indikator
yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran membaca denah.
Indikator tersebut meliputi (1) mengidentifikasi tempat atau arah yang dituju
pada denah sesuai dengan arah mata angin yang tepat, (2) menemukan tempat atau
arah yang dituju pada denah, dan (3) menjelaskan tempat atau arah yang dituju
dalam denah sesuai dengan arah mata angin dengan tepat. Peserta didik dikatakan
berhasil dan terampil membaca denah apabila ketiga indikator tersebut tercapai.
Ketidaktercapaian
indikator-indikator pembelajaran membaca denah tentu disebabkan oleh banyak
faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru. Peserta didik menuturkan bahwa salah satu yang membuat
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tidak menyenangkan adalah setiap
pembelajaran peserta didik hanya membaca teks yang panjang, mengerjakan soal,
atau mencatat buku paket. Umumnya, guru hanya menjelaskan kemudian memberi tes
di akhir pembelajaran. Padahal pembelajaran membaca denah adalah kegiatan yang
aplikatif. Peserta didik tentu akan lebih mudah memahami ketika diajak praktik
secara langung. Ketika diwawancarai, peserta didik mengaku senang ketika
pembelajaran yang bersifat praktik. Pembelajaran yang bersifat teoretis tidak
membuat peserta didik merasa pembelajaran itu penting. Selain itu, pembelajaran
secara teori saja tidak memunculkan tantangan untuk diselesaikan sehingga
peserta didik tidak termotivasi ketika mengikuti pembelajaran.
Kondisi tersebut
akhirnya menimbulkan keinginan bagi penulis untuk melakukan inovasi dalam
pembelajaran membaca denah. Perlu adanya pembelajaran yang menyenangkan,
menantang, dan menarik bagi peserta didik. Guru tidak sekadar memberi ceramah.
Akan tetapi, guru mengajak peserta didik untuk mempraktikan langsung apa yang
akan dipelajari. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah memilih
model pembelajaran yang sesuai, kegiatan yang menantang dan menyenangkan, serta
media yang menarik.
Cara belajar yang
paling menyenangkan adalah melalui kegiatan bermain. Hal tersebut didasarkan
atas teori bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Oleh karena itu, salah satu
hal yang dapat digunakan unuk menarik perhatian peserta didik adalah melalui
permainan. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan salah satu perserta didik
ketika diwawancarai. Peserta didik tersebut
menyatakan “Kami senang ketika guru memberi pelajaran dengan permainan”.
Permainan digunakan
untuk memperagakan atau menirukan suatu keadaan yang sebenarnya. Pembelajaran
melalui permainan sangat efektif untuk menjelaskan konsep yang sulit dijelaskan
dengan kata-kata. Melalui permainan yang dirancang khusus, peserta didik dapat
mengalami sendiri suatu kejadian secara langsung. Berdasarkan pertimbangan
tersebut peneliti berpikiran bahwa permainan tepat digunakan dalam pembelaran
membaca denah.
Pembelajaran membaca
denah menuntut peserta didik dapat menerapkan keterampilan membaca denah dalam
situasi yang sebenarnya. Peneliti mencari sebuah jenis permainan yang
memungkinkan peserta didik berada dalam situasi yang memungkinkan menemukan
tempat atau arah yang tertera pada denah. Akhirnya, peneliti menawarkan
permainan pencarian harta karun. Permainan pencarian harta karun merupakan
aktivitas pencarian suatu harta yang tersembunyi di suatu tempat. Untuk dapat
menemukan harta tersebut, peserta didik diberi sebuah denah yang menunjukan
letak harta karun tersebut.
Permainan pencarian
harta karun tentunya akan membutuhkan ruang yang luas dan pengawasan ekstra
dari guru. Oleh karena itu peneliti mencari cara untuk mengatasi hal tersebut.
Maket kota adalah alternatif yang paling mungkin. Peserta didik akan mencari
harta karun dengan menjelajahi tiruan kota. Maket dibuat dengan bahan yang
mudah didapat dan menarik perhatian peserta didik, seperti styrofoam, kardus, batang korek api, kertas foto, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian masalah serta
pertimbangan-pertimbangan yang dikemukakan tersebut, peneliti mengadakan
penelitian dengan judul Peningkatan
Keterampilan Membaca Denah Dengan Permainan Pencarian Harta Karun Menggunakan
Media Maket Kota Pada Peserta Didik di Daerah 3T.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
pembelajaran dengan permainan pencarian harta karun dengan media maket kota
dilaksanakan dalam upaya meningkatkan ketrampilan membaca denah peserta didik
di daerah 3T?
2.
Dengan
penerapan pembelajaran menggunakan permainan pencarian harta karun dan media
maket kota, bagaimana hasil belajar ketrampilan membaca denah peserta didik di daerah
3T?
Tujuan
Penulisan
1.
Mendeskripsikan
proses pembelajaran ketrampilan membaca denah dengan permainan pencarian harta
karun dengan media maket kota di daerah 3T.
2.
Mendeskripsikan
hasil belajar membaca denah peserta didik di daerah 3T dengan permainan pencarian
harta karun menggunakan media maket kota.
Manfaat
Penulisan
1.
Bagi
guru
Best
practice ini digunakan sebagai salah satu pengalaman
terbaik penulis dalam pengabdianya sebagai seorang guru di sekolah 3T dalam
menerapkan sebuah strategi pembelajaran yang tepat kemudian memacu semangat
guru dalam pembelajaran aktif dan kreatif guna meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
2.
Bagi
peserta didik
Memotivasi
peserta didik agar lebih bersemangat dan terlihat aktif dalam mengikuti
pembelajaran sehingga membuat hasil belajarnya meningkat
3.
Bagi
sekolah
Best
practice ini merupakan pengalaman sebuah tugas
pengabdian pada negeri sebagai salah seorang guru di daerah 3T di SMP Negeri
Pumi kabupaten Alor. Hal ini akan ditingkatkan pada proses pelaksanaan proses
pembelajaran meningkatkan ketrampilan membaca denah dengan permainan pencarian
harta karun dan menggunakan media maket
kota.
B.
METODE
Best Practice ini merupakan sebuah pengalaman tugas pengabdian
pada negeri sebagai seorang guru yang bertugas di daerah 3T tepatnya di SMP
Negeri Pumi kabupaten Alor. Hal ini yang akan ditingkatkan pada proses
pelaksanaan pembelajaran membaca denah dengan bermain pencarian harta
karun menggunakan maket kota pada
peserta didik di daerah 3T. Adapun sumber data terdiri dari kelas VIII yang
berjumlah 18 orang pada tahun pelajaran 2019/2020. Penulis menggunakan metode
studi deskriptif kualitatif atas praktik baik (best practice) ini.
1.
Kerangka
Berpikir
Dimulai dari sebuah permasalahan kelas yang terjadi pada saat
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca denah, yang mana peserta didik
kurang terlibat secara aktif saat proses pembelajaran tersebut. Melihat kondisi
demikian, guru melaksanakan obervasi terkait dengan keaktifan para peserta
didik saat proses pembelajaran beserta hasil belajarnya. Dari observasi yang
dilaksanakan makan ditemukannya peserta didik ternyata didapati prosentase
58,3% saja yang memperoleh nilai tuntas
diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Sedangkan 41,7% lainnya memperoleh
nilai dibawah KKM.
Peningkatan hasil belajar sangat erat sekali kaitannya dengan
sebuah proses pembelajaran. Proses pengajaran pada dasarnya terdiri atas
beberapa komponen yang saling berkaitan sebagai upaya mencapai tujuan
pembelajaran. Salah satu bagian dari upaya yang ditempuh yaitu mencari suatu
alternatif strategi pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara
aktif dalam proses belajar mengajar di kelas. Dengan menggunakan strategi
pembelajaran yang tepat maka akan memacu peserta didik untuk terlibat aktif
dalam sebuah proses pembelajaran. Dari kondisi tersebut kemudian guru mencoba
mencari sebuah solusi yang terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang
terjadi. Penulis menemukan alternatif berupa strategi dan media pembelajaran
yaitu belajar dengan bermain menemukan harta karun menggunakan media maket
kota.
Strategi pembelajaran tersebut kemudian di laksanakan di kelas VIII
pada saat memasuki materi membaca denah. Dari situlah respon baik yang
diperoleh dari segi keterlibatan peserta didik dan menunjukkan perubahan cukup
signifkan. Guru senantiasa mendampingi dan memberikan solusi tatkala peserta
didik menemui sebuah permasalahan atau kendala terkait materi yang sedang
disampaikan. Untuk lebih lengkapnya berikut kerangka berpikir Best Practice ini.
·
Keterlibatan
peserta didik dalam KBM kurang ·
Hasil
belajar peserta didik 41,7% tidak memenuhi KKM |
·
Penerapan
strategi belajar dengan bermain
mencari harta karun menggunakan media maket kota |
·
Keterlibatan
peserta didik meningkat ·
Hasil
belajar meningkat |
Permasalahan |
Solusi |
Hasil yang diharapkan |
Gambar 1.
Kerangka Berpikir
2.
Metode
Pelaksanaan
Metode yang dipergunakan dalam pengumpulan data antara lain (1)
metode observasi, (2) metode tes, (3) metode dokumentasi, dan (4) metode
wawancara. Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu observasi
pelaksanaan proses pembelajaran membaca denah dengan permainan pencarian harta
karun menggunakan maket kota untuk meningkatkan ketrampilan membaca denah
peserta didik.
Instrument pertama adalah pedoman observasi yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrument disusun untuk
melihat langkah-langkah pelaksanaan proses pembelajaran membaca denah dengan
permainan pencarian harta karun menggunakan media pembelajaran maket kota untuk
meningkatkan kemampuan membaca denah peserta didik. Pilihan jawaban yang
diberikan berdasarkan hasil observasi dengan memilih “ya” atau “tidak” dan
disertai dengan komentar. Dalam proses pembelajaran para observer menuliskan
kegiatan peserta didik sesuai dengan apa yang mereka amati. Instrument kedua
adalah berupa pertanyaan lisan (wawancara) yang diberikan kepada peserta didik
terkait dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Instrument yang
ketiga merupakan tes hasil belajar, skala nilai untuk setiap tes adalah 0 dan
100.
Tahapan pelaksanaan Best Practice pembelajaran membaca denah
dengan permainan pencarian harta karun menggunakan maket kota adalah sebagai
berikut :
a.
Perencanaan
Pada tahap ini dilaksanakan identifikasi masalah yang akan
digunakan untuk pembelajaran membaca denah dengan permainan pencarian harta
karun menggunakan media maket kota dan menyusun perangkat yang dibutuhkan.
b.
Pelaksanaan
Tahap ini guru melaksanakan pembelajaran membaca denah dengan
permainan pencarian harta karun menggunakan media maket kota sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c.
Observasi
Pada tahap ini guru melakukan observasi dengan cara mencatat
kejadian-kejadian yang terjadi yaitu berupa hal-hal yang positif ataupun negative
pada saat pembelajaran.
d.
Refleksi
Refleksi sebagai tahapan untuk menganalisa terkait rangkaian
pembelajaran yang telah dilaksanakan beserta tindak lanjut bila diperlukan.
C.
HASIL
PEMBAHASAN
Pembelajaran
bahasa Indonesia khusunya materi membaca denah terlalu membosankan di daerah 3T
(Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) jika hanya dijelaskan dengan media gambar.
Ketertarikan belajar peserta didik akan berpengaruh pada hasil belajar. Dengan kata lain, ketika memasuki materi yang
meraka kurang menyenangkan bagi mereka maka sudah dipastikan mereka akan kurang
antusias untuk mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
tersebut diwujudkan dalam penggunaan strategi, pendekatan, model, dan metode
pembelajaran. Diantara istilah-istilah dalam bidang pembelajaran tersebut,
strategi pembelajaran merupakan hal penting dan mendasar yang harus dipahami
dan dijalankan oleh guru (Awang,I.S, 2017:10). Strategi pembelajaran yang
dilakukan merupakan strategi yang dipandang paling tepat untuk memudahkan
peserta didik memahami pelajaran dan mampu menciptakan proses belajar yang
menyenangkan. (Yani : 2018). Dengan menggunakan strategi pembelajaran yang
tepat makan akan memacu peserta didik untuk terlibat aktif dalam sebuah proses
pembelajaran. Dari sinilah kemudian guru mengembangkan sebuah strategi
pembelajaran yang lebih menyenangkan yaitu permainan pencarian harta karun
menggunakan maket kota.
Bermain bagi seorang anak adalah sesuatu
yang sangat penting. Padmonodewo (2002) berpendapat bahwa bermain merupakan kegiatan
yang sangat penting bagi anak seperti halnya kebutuhan terhadap makanan bergizi
dan kesehatan untuk pertumbuhannya. Seperti halnya orang dewasa, bagi seorang
anak bermain adalah suatu pekerjaan.
Bermain adalah kebutuhan wajib bagi anak
untuk mengembangkan diri dalam proses pendewasaan. Namun, dalam kenyataannya
banyak peserta didik yang kehilangan waktu bermain dikarenakan setiap pagi
mereka harus bersekolah, duduk diam berjam-jam mendengarkan penjelasan dari
guru yang terkadang terasa membosankan. Padahal menurut Hetheriongton dan Parke
(dalam Djuanda 2006:86) bermain bagi anak berfungsi untuk mempermudah
perkembangan kognitif anak. Bermain memungkinkan anak meneliti lingkungannya,
mempelajari segala sesuatu, serta memecahkan masalah yang dihadapi.
Banyak sekali permaian yang dapat diadaptasi sebagai sarana pembelajaran.
Salah satunya adalah permainan pencarian harta karun. Permainan pencarian harta
karun adalah permainan yang mendunia dan sederhana. Anak-anak suka dengan
permainan ini.
Permainan pencarian harta karun adalah
permainan mencari suatu harta yang tersembunyi di suatu tempat tertentu. Untuk
dapat menemukan harta yang tersembunyi tersebut peserta permainan dibekali
sebuah petunjuk arah berwujud denah yang mengarahkan mereka dan timnya ke harta
karun yang sudah disiapkan. Cara permainan pecarian harta karun adalah (1)
mengelompokan peserta didik, (2) setiap kelompok diberi petunjuk (denah)
sebagai pemandu ke lokasi, (3) peserta membaca denah dan mendiskusikan letak
harta karun dengan anggota kelompok, (4) peserta mencari harta karun dengan
bantuan denah yang diberikan, (5) pemenang adalah kelompok tercepat yang
menemukan harta karun.
Berdasarkan uraian-uraian di atas,
permainan pencarian harta karun merupakan permainan mencari suatu harta yang
tersembunyi di suatu tempat tertentu dengan pemenang adalah orang yang tercepat
menemukan harta tersebut.
Maket terbuat dari papan, kardus, styrofoam,
dan bahan lainnya yang mudah didapat. Maket kota menjadi arena bagi peserta
didik untuk melakukan permainan pencarian harta karun. Selain meminimalkan
ruang permainan, maket kota memudahkan guru mengawasi pembelajaran karena
kegiatan permainan terpusat di satu ruangan. Dalam pembelajaran, guru
menyediakan beberapa maket yang sejenis dan denah yang sama. Peserta didik
saling berlomba menemukan harta karun yang tersembunyi dalam suatu tempat.
Pelaksanaan
Pembelajaran Membaca Denah dengan Permainan Pencarian Harta Karun Menggunakan
Maket Kota.
Pada
pelaksanaan pembelajaran membaca denah dengan permainan Pencarian harta karun
menggunakan maket kota dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1.
Perencanaan
a.
Menentukan
masalah-masalah yang terdapat dalam kelas
b.
Menentukan
pendekatan pembelajaran dengan permainan pencarian harta karun menggunakan
maket kota yang sesuai untuk menyelesaikan masalah.
c.
Membuat
perangkat pembelajaran, bahan ajar, dan lembar observasi
2.
Pelaksanaan
Hasil observasi, deskripsi perilaku ekologis, catatan harian
peserta didik, wawancara, dan dokumentasi foto menunjukkan perilaku peserta
didik ssangat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Peserta didik
tidak canggung untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Peserta didik yang
mengobrol dengan teman dan tidak memperhatikan penjelasan guru semakin
berkurang. Keaktifan dan kedisiplinan dalam kegiatan diskusi kelompok juga
meningkat. Kemampuan bekerja sama peserta juga meningkat. Peserta didik juga terlihat
jujur ketika mengerjakan kuis. Perubahan
perilaku peserta didik dijelaskan pada uraian berikut :
a)
Keaktifan
Keaktifan
peserta dianalisis melalui hasil observasi, deskripsi perilaku ekologis dan
dokumentasi foto. Peserta didik dikatakan aktif apabila (1) aktif menjawab dan
bertanya apabila menemukan kesulitan dan (2) aktif terlibat dalam permainan
pencarian harta karun.
Keaktifan
juga dapat dianalisis berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis. Keaktifan
peserta didik dalam bertanya jawab
dengan guru sangat baik. Sebagian peserta didik, tidak malu bertanya apabila menemukan
kesulitan. Dalam kegiatan permaian pencarian harta karun hampir semua perserta
didik terlibat aktif dalam kelompoknya. Hampir tidak terlihat peserta didik
yang tidak aktif terlibat dalam permainan pencarian harta karun.
b)
Kerjasama
Kemampuan
kerja sama dapat dianalisis dari hasil deskripsi perilaku ekologis, wawancara,
dan dokumentasi foto. Perubahan perilaku kerja sama dapat diamati dengan
membandingakan hasil deskripsi perilaku ekologis, wawancara, dan dokumentasi
foto yang dikumpulkan.
Berdasarkan
deskripsi perilaku ekologis, sebagian peserta didik pada pembelajaran membaca
denah dapat bekerja sama dengan baik dengan anggota kelompoknya. Semua peserta
lebih terbuka untuk berkelompok dengan teman yang dipilihkan guru. Tidak ada
peserta didik yang menolak untuk berkelompok.
Hasil
wawancara yang dilakukan dengan peserta didik yang memperoleh nilai tinggi
dalam pembelajaran membaca denah menyatakan bahwa peserta didik tersebut senang
terhadap anggota kelompok yang dipilihkan guru. Menurutnya, hal tersebut
membantu peserta didik agar dapat bekerja sama dengan siapa saja dan dalam pembelajaran harus dapat bekerja
sama dengan siapa pun.
c)
Keantusiasan
Peserta
didik telah menunjukan keantusiasan yang tinggi terhadap pembelajaran membaca
denah dengan permainan pencarian harta karun menggunakan media maket kota pada
pembelajaran membaca denah.
Jumlah
peserta didik yang memperhatikan penjelasan guru pada pembelajaran membaca
lebih banyak jika dibandingkan pembelajaran membaca dengan metode yang biasanya
karena dengan model pembelajaran dan media ini kegiatan pembelajaran tidak
membosankan.
d)
Kejujuran
Pembelajaran
yang menyenangkan tentunya akan lebih memberikan pemahaman bagi peserta didik.
Kejujuran dalam pembelajaran ini terlihat peserta didik dalam melakukan
kegiatan pembelajaran dengan permainan pencarian harta karun menggunakan media
maket kota dan dalam mengerjakan kuis yang telah diberikan.
3.
Observasi
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung sebagai
bahan untuk refleksi terkait dengan pelaksanaan strategi pembelajaran. Selama
observasi guru mencatat kejadian-kejadian yang positif dan negatif untuk
dipersiapkan sebagai bahan pertimbangan analisa proses pembelajaran.
4.
Refleksi
Pembelajaran
yang telah dilaksanakan maka dilakukan sebuah refleksi untuk memberikan sebuah
tindak lanjut (bila perlu) terhadap strategi yang telah diterapkan pada
pembelajaran-pembelajaran berikutnya.
Hasil
Belajar Peserta Didik
Data hasill belajar peserta didik sebelum melaksanakan pembelajaran
dengan permainan pencarian harta karun menggunakan media maket kota diperoleh
data yaitu sebanyak 58,3% peserta didik yang telah mendapatkan nilai diatas
KKM, sedangkan sisanya belum memenuhi KKM. Dengan demikian sebelum melaksanakan
pembelajaran dengan permainan pencarian harta karun menggunakan media maket
kota nilai hasil belajara peserta didik masih kurang bila dilihat dari segi
KKM. Oleh karena itu kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan permainan pencarian
harta karun menggunakan media maket kota maka diperoleh nilai seperti pada
tabel berikut :
Tabel 1 : Hasil
Belajar Peserta Didik kelas VIII
Nilai |
Kelas VIII |
Nilai
Tertinggi |
90 |
Nilai
Terendah |
70 |
KKM |
75 |
Rata-rata
hasil belajar |
80,4 |
Strategi pembelajaran dengan permainan pencarian harta karun
menggunakan media maket kota ini memberikan sebuah atmosfer baru khususnya pada
pembelajaran Bahasa Indonesia. hal tersebut dapat dilihat dari tabel nilai
hasil belajar peserta didik yang mana menunjukkan peningkatan hasil belajar
yang cukup signifikan setelah diberikan sebuah strategi pembelajaran dengan
permainan pencarian harta karun menggunakan media maket kota. Prosentase
peserta didik yang memperoleh nilai diatas KKM meningkat menjadi 83,3%.
Kemudian 16,7% peserta didik yang belum memenuhi KKM. Nilai tertinggi naik
menjadi 90, terendah 70, dan rata-rata nilai kelas 80,4 (data nilai penilaian
akhir semester genap tahun pelajaran 2019/2020).
Strategi pembelajaran dengan permainan pencarian harta karun
menggunakan media maket kota dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di daerah 3T
merupakan sebuah alternatif penyelesaian terkait masalah dalam strategi
pembelajaran. Strategi ini terbukti telah memberikan dampak yang signifikan
terhadap keaktifan, serta hasil belajar peserta didik khususnya di daerah 3T
(Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Hal tersebut sangat sejalan dengan sebuah
pernyataan bahwa kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam
pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya (Susanti,2018:34)
D.
SIMPULAN
DAN SARAN
1.
Simpulan
a.
Proses
pelaksanaan pembelajaran membaca denah dengan permainan pencarian harta karun
menggunakan media maket kota di daerah 3T dapat terlaksana dengan baik karena
adanya kesungguhan seorang guru dalam melaksanakan sebuah inovasi pembelajaran
dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik.
b.
Pelaksanaan
pembelajaran membaca denah dengan permainan pencarian harta karun menggunakan
media maket kota dapat meningkatkan ketrampilan membaca denah pada mata
pelajaran bahasa Indonesia, dibuktikan dengan perolehan nilai hasil belajar
yang meningkat yaitu nilai tertinggi 90, nilai terendah 70, dan rata-rata hasil
belajar 80,4.
2.
Saran
a.
Dalam
pelaksanaan pembelajaran membaca denah dengan permainan pencarian harta karun
menggunakan media maket kota yang memacu peserta didik untuk terlibat aktif
pada proses pembelajaran hingga meningkatkan hasil belajar.
b.
Hasil
Best Practice ini hendaknya dijadikan sebuah refleksi bagi guru bahasa
Indonesia dalam menggali inovasi dalam pembelajaran.
c.
Kelompok
Kerja Guru (KKG) mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya lebih intensif
kaitanya sebagai wadah ressmi para guru bahasa Indonesia dalam bertukar
pengalaman serta mengembangkan inovasi pembelajaran.
Daftar Pustaka
Awang, I.S., (2017). Strategi Pembelajaran,
Tinjauan Umum Bagi Pendidik. Sintang : STKIP Persada Khatulistiwa.
Djuanda,
Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa
Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas
Padmonodewo,
S. 2002. Alat Permainan dan Kegiatan
Bermain Orang Tua Bersama Anak (0-5 Tahun), Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak
Usia Dini No. 2 Tahun 2002
Soedarso.
1989. Sistem Membaca Cepat dan Efektif.
Jakarta: PT. Gramedia.
Sutan,
Firmanawaty. 2004. 3 Langkah Praktis
Menjadikan Anak Maniak Membaca. Jakarta: Puspa Swara
Yani. 2018. Pembelajaran Menggunakan Strategi
(Paham, Ingat, Nyata, Telaah, Aplikasi, Refleksi) Sebagai Alternatif
Peningkatan Hasil Belajar. Prosiding Seminar Guru Dikdas Berprestasi,
Membangun Keteladanan Guru Pendidikan Dasar Untuk Meningkatkan Keterampilan
Abad 21, Jakarta :1 s.d 4 Oktober 2018. 12.
0 Post a Comment:
Posting Komentar