PERAN ORANG TUA DAN MASYARAKAT DALAM MENUMBUHKAN BUDAYA LITERASI PADA ANAK-ANAK DI DAERAH TERPENCIL
Daerah
terpencil identik dengan keterbelakangan sosial, tidak adanya fasilitas yang
memadai layaknya daerah berkembang atau maju, bahkan pula identik dengan pola
pikir masyarakat yang masih terbelakang dan wawasan sempit. Masyarakat di
daerah terpencil yang rata-rata masih buta huruf tentunya tidak menginginkan
anak-anak mereka mengalami nasib yang sama seperti orangtuanya. Dengan adanya
pemerataan pendidikan hingga ke daerah terpencil merupakan sebuah anugerah bagi
masyarakat setempat untuk mendapatkan pendidikan yang layak untuk anak-anak
mereka, agar anak-anak di daerah terpencil juga mendapatkan hak yang sama
seperti warga negara Indonesia lainnya.
Bukan
menjadi rahasia umum bahwa masyarakat di daerah terpencil merupakan merupakan
salah masyarakat terbelakang dalam hal membaca dan menulis. Kita sebagai Warga
Negara Indonesia belum terbiasa melakukan sesuatu berdasarkan pehamanan dari
membaca, dan belum dapat mengaktualisasikan diri melalui tulisan. Membaca dan
menulis belum mengakar kuat dalam budaya bangsa kita. Masyarakat lebih sering
menonton atau mendengar dibandingkan membaca apalagi menulis. Kondisi diatas
tidak hanya terjadi pada kalangan masyarakat di daerah terpencil, lingkungan
terpelajar atau dunia pendidikan pun masih jauh dari apa yang disebut budaya
literasi. Dari situlah perang orang tua sangat dibutuhkan dalam meningkatkan
literasi anak. Literasi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
mengolah dan memahami kemampuan kognitif, pengetahuan bahasa tulis dan lisan.
Mengenai
literasi pada anak banyak fenomena yang terjadi, salah satunya yaitu mengenai
beberapa survei yang dilakukan terdapat perbedaan antara anak satu dengan yang
lainnya, dimana dua dari lima anak sudah dapat membaca dan menulis. Padahal
usianya sama-sama 7 tahun.
Dengan
adanya fenomena tersebut untuk membiasakan atau meningkatkan membaca sangat
dibutuhkan peran orang tua yang harus dimulai dari keluarga, karea secara umum
orang tua mengambil peran strategis dalam perkembangan dan pendidikan anak.
Bagaimanapun juga, anak akan mudah meniru hal-hal yang berada di sekitar
mereka, termasuk kebiasaan orang tua. Salah satunya adalah kebiasaan dalam
membaca. Orang tua yang gemar membaca akan diikuti oleh anak lambat laun akan
menajdi kebiasaan anak. Orang tua seyogyanya juga memberikan contoh untuk
membiasakan membaca. Orang tua harus dapat menciptakan lingkungan yang
mendukung menumbuhkan minat baca seperti ruang baca dengan buku bacaan.
Budaya
literasi anak, akan lebih mudah tertanam dengan peran orang tua. Menurut Soejono
Soekamto peran adalah bagian yang dimainkan seseorang. Dengan kata lain peran
berarti bagian dari tugas yang harus dilakukan. Sedangkan orang tua menurut M.
Arifin adalah orang yang menjadi pendidik dan membina yang berada di
lingkungan. Jadi peran orang tua yaitu keikut sertaan dalam proses pendidikan
anak. Dalam hal ini, peran yang dapat diambil orang tua dalam meningkatkan
literasi adalah.
1.
Orang tua menjadi figur teladan kepada anak untuk menyukai bacaan.
Jika orang tua memang kurang suka membaca buku, dapat diawali
dengan membaca artikel ringan yang ada di media massa.
2.
Mengajak anak untuk mengunjungi perpustakaan daerah atau
perpustakaan umum terdekat.
Dengan mengunjungi perpustakaan, anak menjadi dekat dengan sumber
bacaan anak bisa diajak untuk meminjam buku atau sekadar membaca di
perpustakaan.
3.
Menjadikan buku sebagai hadiah ketika anak memperoleh prestasi.
Seiring mengajak anak ketoko buku dan membelikan buku yang anak
inginkan dapat membentuk kepribadian anak untuk mencintai buku. Buku menjadi
sesuatu yang penting dan wajib dimiliki dari pada mainan dan pakaian.
4.
Tidak kalah pentingnya adalah control orang tua selalu memberikan
buku bergizi kepada anak.
Tidak semua buku baik bagi perkembangan anak. Hanya buku-buku
bermutulah yang mampu menumbuhkan karakter positif anak. Disini orang tua
sangat berperan untuk menyeleksi bacaan mana yang menyehatkan dan bacaan mana
yang menyesatkan.
Tanpa
pendamping, buku-buku yang banyak kita sumbangkan hanya menumpuk tanpa arti.
Bagi saya, pendampingan ini sangat penting karean anak-anak juga sangat butuh
ditemai dan didengarkan.
Itulah
peran keluarga dan masyarakat di daerah terpencil yang bisa dilakukan untuk
menumbuhkan budaya literasi di sekitar kita. Budaya membaca dan menulis tidak
bisa tumbuh dengan tiba-tiba, butuh peran keluarga yang menjadi sekolah pertama
bagi anak-anak serta peran aktif masyarakat di sekitar kita. Lakukan semuanya
dengan menyenangkan tanpa memaksa. Yuk, jadi #SahabatKeluarga dan bangun budaya
#LiterasiKeluarga mulai dari rumah Anda.
0 Post a Comment:
Posting Komentar