LAHIRNYA MASA DEPAN MANUSIA-MANUSIA BARU SETELAH WABAH CORONA BERAKHIR.

 LAHIRNYA MASA DEPAN MANUSIA-MANUSIA BARU SETELAH WABAH CORONA BERAKHIR.

 

Sudah hampir dua bulan lebih Indonesia telah di sibukkan dengan wabah virus yang dinamakan Covid-19 (Corona Virus Disease 2019) konon katanya berasal pertama kali dari Wuhan China. Virus yang mengegerkan negara-negara di belahan dunia ini membuat kacaunya kegiatan di semua sektor, mulai dari sektor ekonomi hingga pariwisata pun kena dampak yang luar biasa dari wabah ini.

Belum ada negara manapun yang siap dengan kedatangan wabah ini termasuk Indonesia. dibandingkan negara-negara maju lainnya, Indonesia masih jauh dibelakang terkait kesiapan penanganan wabah virus ini. Angka kematian yang disebabkan oleh Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 689 jiwa atau 8,4%, sedangkan 1.002 jiwa atau 12,2% pasien dinyatakan sembuh. Itu artinya tingkat kesembuhan lebih besar dari angka kematian.[1]

Bisakah Indonesia mengendalikan penyebaran Covid-19 yang semakin menggila ini? Kekhawatiran pasti dirasakan oleh setiap orang. Negara sekelas Amerika Serikat saja dibikin kewalahan dengan virus ini. Jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Negara Pam Sam ini sudah mencapai lebih dari 50 ribu orang.[2]

Berbagai upaya pemerintah Indonesia telah dikerahkan untuk memutus rantai penyebaran virus ini, mulai dari Physical Distance hingga karantina wilayah. Akan tetapi hal ini bisa terwujud jika masyarakat kooperatif untuk mematuhi aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Akankah aturan itu bisa ditegakkan? Mengingat masyarakat Indonesia dengan berbagai keragaman dan tingkat kesadaran kedisplinan saja masih kurang.



Berkaca dari masyarakat China yang tertib dengan aturan yang telah ditetapkan pemerintah, mereka pun akhirnya bisa lepas dari bayang-bayang Covid-19. Sikap saling memotivasi dan membantu antar sesama menjadi nilai positif yang perlu dicontoh oleh masyarakat Indonesia. Berbanding terbalik dengan kondisi masyakat Indonesia yang selalu menebar ketakutan di media sosial bahkan munculnya sikap acuh merasa dirinya kebal akan penyakit tersebut karena rasa tawakal kepada Tuhan malah menjadi petaka bagi saudaranya sendiri.

Lebih ironis lagi akhir-akhir ini kita dikagetkan dengan berita ada oknum yang menolak jenazah tenaga medis untuk dikuburkan di kampung halaman. Sungguh menyedihkan, kurangnya literasi dan sikap provokatif dari oknum tersebut malah menambah ketakutan dari masyarakat akan dampak bahayanya Covid-19 ini. Tenaga medis yang menjadi garda terdepan yang seharusnya kita lindungi dan berikan perhatian lebih justru mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan.

Belajar dari kasus-kasus yang telah terjadi disekitar, semoga masyarakat Indonesia bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya. Menjadi pribadi yang saling mengasihi sesama, saling gotong royong seperti yang telah melekat pada jati diri bangsa Indonesia. Mau tidak mau, siap tidak siap, suka tidak suka banyak dari kita yang telah berubah menjalani hidup kita di masa depan. Covid-19 akan mengubah kebiasaan, dan perilaku manusia, yang pada akhrinya akan mengubah dunia. Sedikit atau banyak.

Sepertinya akan banyak orang yang akan melihat dirinya sendiri ke belakang, dan melihat bahwa inilah saat dimana banyak hal berubah di sekeliling mereka dan hidup mereka.

Tanpa kita sadari kehidupan kita banyak sekali yang habitual, dikerjakan karena kebiasaan. Karena covid-19 banyak kebiasaan yang harus berubah. Orang-orang bekerja dan bepergian dengan cara yang berbeda, rutinitas harian mereka dan ritme kehidupan mereka berubah, termasuk ketika mereka makan dan bagaimana mereka berkomunikasi dengan orang lain. Kemudian, kebiasaan-kebiasaan baru pun mulai terbentuk.

Kita akan menjadi lebih hati-hati menyentuh apapun, kita akan mempertimbangkan banyak hal sebelum melakukan perjalanan maupun melakukan sesuatu.

Hal yang terpenting adalah setiap guncangan seperti yang terjadi saat ini, akan meninggalkan nilai positif baru yang mengakar pada banyak orang. Masyarakat menjadi banyak perasaan senasib, sepenanggungan, saling menjaga, saling memahami, saling melindungi, saling mengingatkan. Inilah sebuah nilai kolektif yang bisa mengubah cara kita berhubungan dengan orang lain dan menghasilkan ikatan yang kuat, besar, dan megakar.

Pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) oleh pemerintah dan mengharuskan kita untuk melakukan segala aktivitas di rumah saja membuat kita lebih mempunyai waktu bersama orang tercinta yang selama ini tanpa kita sadari waktu itu telah banyak terbuang karena berbagai aktivitas di luar rumah. Seringnya kita di rumah dan berkumpul bersama keluarga, memunculkan perasaan bahwa berapa selama ini kita tidak terbiasa menghabiskan waktu dengan anggota keluarga kita. Mungkin ada beberapa yang merasa canggung awalnya. Namun lambat laun kita akan menemukan kesenangan sederhana kehidupan keluarga. Membersihkan rumah bersama anak-anak atau keluarga, bermain game bersama, dan aktivitas lainnya. Keluarga lah yang bisa jadi akan membantu kita meringankan beban pikiran kita tentang berapa sulitnya kondisi saat ini.

Bagi kalian yang bekerja atau belajar dari rumah, bersiaplah. Inilah pola aktifitas bekerja dan sekolah di masa depan. Bagaimana kita bekerja di rumah, bagaimana kita menjalani hidup sehari-hari di rumah, bagaimana kita belajar di rumah, bagaimana kita tetap sehat, bagaimana kita tumbuh, dan justru bertambah inovatif. Semua ini akan menentukan pola untuk masa depan.

Terkait bagaimana kehidupan sosial setelah pandemi corona berakhir, psikolog Alexandra Gabriella A., M.Psi, C.Ht pun mencoba menuangkan prediksinya mengenai pola kehidupan masyarakat setelah berakhirnya corona.[3]

   

1.        Prediksi kehidupan sosial setelah pandemi corona berakhir.

Menurut Alexandra, setelah pandemi corona berakhir, kemungkinan besar kekhawatiran masyarakat masih akan berlanjut.  Beberapa orang juga mungkin akan mengalami gejala-gejala gangguan psikologis yang didasari oleh kecemasan, seperti hipokondriasis atau illness, anxiety disorder, psikosimatis, grem phobia, hoarding makanan, dan gangguan psikologis lainnya. Namun, hal positifnya orang-orang cenderung akan tetap melakukan pola hidup bersih, mulai dari kebersihan diri hingga kebersihan lingkungan.

2.        Kebiasaan baru yang akan dilakukan masyarakat.

Menurut Alexandra, masyarakat cenderung tidak lagi jajan sembarangan, selalu mencuci tangan rutin mengonsumsi vitamin dan makan yang menyehatkan. Namun perlu diingat, jika kebiasaan tersebut dilakukan secara berlebihan juga tidak baik. Maka harus dilakukan secara seimbang. Selain dapat lebih menjaga kebersihan, masyarakat juga diprediksi akan hidup lebih teratur. Mereka tak lagi suka berdesak-desakan untuk megantri karena mereka tak mau tertulat virus atau penyakit dari orang lain.

3.        Pelajaran yang bisa diambil dari wabah covid-19

Meskipun pandemi covid-19 menciptakan banyak kerugian di berbagai sektor kehidupan, namun dengan adanya wabah ini masyakat dapat banyak belajar.  Mereka dapat mengambil pelajaran berharga bahwa hidup bersih dan menjaga kesehatan merupakan hal yang sangat penting, jangan sampai menunggu sakit atau ada wabah baru. Masyarakat seharusnya lebih memahami ungkapan mencegah lebih baik daripada mengobati. Kita pun dapat belajar untuk lebih menerima, agar dapat mudah beradaptasi.

 

Kita harus selalu menanamkan sikap optimistis dalam diri. Kita harus yakin bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, setelah kemudahan muncul kesulitan. Sabar, tawakal, jangan takut dan bersedih, serta selalu berdoa dan berikhitiar adalah senjata pamungkas yang kita miliki. Belum lagi khazanah warisan leluhur yang masih ada hingga saat ini. Sebut saja gotong royong, tepo seliro, mangan ora mangan asal kumpul, ringan sama dijinjing berat sama dipikul. Semua itu bisa kita gunakan untuk bahu membahu menyelamatkan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Setelah usai pandemi covid-19 kita berharap untuk bisa mengambil nilai positif dari apa yang telah kita lakukan selama masa pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Teruslah menjadi pribadi yang peduli terhadap sesama, membantu meringankan beban sesama saudara kita yang lebih membutuhkan.

Ketika bumi sedang mengobati dirinya dari kotoran-kotoran yang telah dibuat oleh manusia, kini saatnya manusia untuk intropeksi diri agar mau belajar dari apa yang kita lakukan selama wabah covid-19 ini menyerang.

Mulai dari menjaga kebersihan, peduli terhadap sesama, hingga sampai sikap religius yang harus selalu dipupuk untuk memperkuat keimanan dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Banyak dari kita yang meskipun "terkurung" dalam rumah, namun berasa dalam posisi "istimewa", yakni secara umum pendapatan kita tidak atau belum terdampak. Di luar sana ada jutaan orang yang kehidupan sehari-harinya begitu terpengaruh, usahanya terdampak, dan pendapatannya menurun drastis bahkan bisa jadi nol.

Inilah waktunya untuk berbagi dan jutaan orang sudah dan sedang melakukannya. Inilah salah satu hal (baru yang semoga bisa) mengajar di jutaan dari kita dimasa seperti sekarang ini.

Roda perekonomian pasar global yang belum bisa berputar maksimal sampai akhir 2020, setidaknya tidak membawa negara kita runtuh secara dramatis. Rakyat kecil akan terkena imbas dari semua ini. Indonesia yang mempunyai ideologi Pancasila sebagai senjata paling sakti untuk menyatukan perbedaan masyarakatnya berpeluang maju ke garda terdepan sebagai tolak ukur ketahanan sebuah bangsa dalam menghadapi zaman baru yang ufuknya sudah terbit bersama pandemi. Mari kita buktikan dengan segenap jiwa raga, bahwa negeri gemah ripah loh jinawi ini dihidupi manusia pemberani dan peduli.



[1] https://covid19.kemkes.go.id/ (diakses tanggal 25 April 2020)

[2] Korban meninggal Virus Corona Amerika Capai 50 Ribu Orang (https://dunia.tempo.co/read/1335351/korban-meninggal-virus-corona-amerika-capai-50-ribu-orang/full&view=ok, diakses tanggal 25 April 2020)

[3] Psikolog Kuak 3 Prediksi Kehidupan Masyarakat Setelah Corona Berakhir. (https://www.popmama.com/life/health/sarrah-ulfah/psikolog-kuak-prediksi-kehidupan-masyarakat-setelah-corona-berakhir, diakses tanggal 24 April 2020)

0 Post a Comment:

Posting Komentar