FUNGSI DAN NILAI LIRIK LAGU NEA DALAM SASTRA LISAN KOLANA KABUPATEN ALOR

 FUNGSI DAN NILAI LIRIK LAGU NEA DALAM SASTRA LISAN KOLANA KABUPATEN ALOR

 

Achmad Hambali,S.Pd.,Gr.

hambaliachmad88@gmail.com

SMP Negeri Pumi, Kec. Alor  Timur Laut, Kab. Alor, NTT

 


Abstrak

Penelitian ini difokuskan pada fungsi dan nilai lirik lagu Nea dalam sastra lisan Kolana Kabupaten Alor. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi dan nilai sebuah lagu. Ada beberapa konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian ini, mereka adalah teori budaya, teori cerita rakyat, teori fungsi sastra, dan teori nilai sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan naturalistik. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari informan di lapangan. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi langsung, rekaman, wawancara, dan membuat catatan (menulis catatan). Analisis data menggunakan analisis interaktif dengan tiga tahapan analisis, yaitu reduksi data, penyajian data, dan inferensi. Lirik lagu Nea yang dikumpulkan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah lirik lagu Nea yang diperoleh dari empat informan berbeda. Masing-masing Informan yang diteliti adalah pengguna aktif lagu Nea di kampung suku Kolana kecamatan Alor Timur Kabupaten Alor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi lirik lagu Nea meliputi (1) fungsi informasi, (2) fungsi edukatif, dan (3) fungsi hiburan. Sedangkan nilai-nilai yang terkandung dalam lirik lagu Nea meliputi (1) nilai-nilai moral, (2) nilai-nilai filosofis, dan (3) nilai estetika.

 

Kata kunci: Fungsi, Nilai dan Lirik Lagu Nea

 

A.      PENDAHULUAN

Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Bangsa yang mempunyai keanekaragaman budaya yang tersebar di setiap daerah. Bahasa, hukum, adat-istiadat, kesenian, serta berbagai bentuk corak identitas sebagai khazana kekayaan bangsa. Kebudayaan yang tumbuh di Indonesia merupakan hasil kegiatan dan penciptaan akal budi manusia yang meliputi kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Kebudayaan tersebut digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif. Karena dalam kebudayaan terdapat gagasan dan keinginan yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan. Nilai tersebut diwujudkan dalam hasil karya manusia untuk digunakan sebagai pedoman bagi tingkah laku manusia sehingga manusia dengan sadar menanggapi lingkungannya.

 

Folklor

Folklor, menurut Bauman (dalam Kuta Ratna, 2011 : 102) adalah folklor diadopsi dari bahasa Jerman (volkskunde), pertama kali digunakan tahun 1846 oleh William Jhon Thoms. Meskipun demikian dalam perkembangan berikut secara etimologis leksikal, folklor (folklore) dianggap berasal dari bahasa inggris, dari akar kata folk (rakyat, bangsa, kolektivitas tertentu) dan lore (adat istiadat, kebiasaaan). Jadi, lore adalah keseluruhan aktifitas, dalam hubungan ini aktivitas kelisanan dari folk.

Hal lain yang dikemukakan oleh Danandjaja (2007 : 5) bahwa penggunaan istilah tradisi lisan untuk mengganti istilah folklor kurang tepat, istilah tradisi lisan mempunyai arti yang terlalu sempit sedangkan folklor lebih luas. Tradisi lisan mencakup cerita rakyat, teka-teki , peribahasa, dan nyanyian rakyat, sedangkan folklor mencakup lebih dari itu seperti tarian rakyat dan arsitektur rakyat.

Kata Ratna, (2011 : 104-105) menyatakan bahwa folklor lisan dalam hubungan ini disamakan dengan sastra lisan, sedangkan folklor setengah lisan dan non lisan termasuk tradisi, lisan, maka tradisi lisan merupakan wilayah kajian antropologi dan kajian budaya (cultural studies) sedangkan sastra lisan merupakan wilayah kajian sastra dan linguistik.

 

Karya Sastra

Dengan demikian Kuta Ratna (2007 : 269-270) membedakan karya sastra menjadi dua macam, yaitu sastra lama (klasik) dan satra baru (modern). Sastra lama juga disebut sastra daerah (regional), menggunakan bahasa (daerah), tersebar diseluruh Nusantara. Sebaliknya sastra modern juga disebut sastra Indonesia (nasional), menggunakan bahasa Indonesia penyebarannya pada umumnya terbatas di kota-kota besar. Sebagai objek kajian, kedudukan sastra lama dan sastra modern sama, relevensinya tergantung dari sudut pandang dan kepentingan suatu penelitian. Sastra lama yang dimaksudkan disini merupakan bagian dari aspek kebudayaan daerah diistilahkan sebagai sastra lisan.

Dalam hal ini, Djamaris (2002 : 4-5) mengemukakan bahwa sastra lisan adalah tradisi yang disampaikan dari mulut ke mulut. Cerita dilafalkan oleh tukang cerita, kemudian dilagukan dan didendangkan oleh tukang cerita kepada pendengarnya. Untuk itu, sastra lisan dapat difungsikan sebagai media untuk hiburan dan mendidik manusia kearah yang lebih baik.

Sastra lisan memberikan konsep nilai sebagai alat perantaran sosial untuk dipatuhi secara kolektif. Dalam hal ini sastra lisan yang dimaksud adalah nyanyian rakyat. Menurut Jan Harold Brunvand (Danandjaja, 2007 : 141), nyanyian rakyat adalah salah satu genre atau bentuk folklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar secara lisan diantara kolektif tertentu, berbentuk tradisional, serta banyak mempunyai varian yang keberadaannya sebagai bagian dari bentuk tradisi lisan di Indonesia.

Varian nyanyian rakyat yang dimaksud salah satu diantaranya adalah nyanyian. Lagu Nea masyarakat Kolana – Alor yang digunakan sebagai nasihat kepada anak, sehingga anak bisa lebih menghargai dan menghormati pengorbanan seorang ibu.

 

B.       METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Kuta Retna (2012 : 46-47) mengemukakan bahwa dalam metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya dan sesuai dengan namanya, metode kualitatif mempertahankan hakikat nilai-nilai. Penelitian juga menggunakan pendekatan naturalistic, yang berusaha mengungkapkan fenomena sebagaimana adanya (Endraswara, 2009 : 85). Penelitian sastra lisan akan melibatkan pengarang, lingkungan sosial dimana pengarang berada, termasuk unsur-unsur kebudayaan pada umumnya. Kemudian penelitian tersebut lebih mengutamakan nilai dan fungsi pada syair lagu Nea untuk dideskripsikan secara teliti dan analisisnya tanpa disertai perhitungan statistik.

Jenis dan sumber data penelitian ini berupa syair lisan yang dinyanyikan dan diperoleh dari informan melalui hasil rekaman. Data dalam penelitian ini berasal dari data lisan selanjutnya disusun dan ditranskripsikan dalam bentuk kata dan kalimat secara tertulis.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti, terdiri dalam beberapa bagian yang meliputi teknik, (1) observasi, (2) wawancara, (3) perekaman, (4) pencatatan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis teks dan analisis model interaktif (interactive model of analysis) yang dikembangkan Miles dan Humberman, (1992 : 16) bahwa analisis model interaktif ini meliputi tiga komponen penting yang selalu bergerak, yaitu  reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan/verifikasi. Untuk lebih jelasnya, analisis model interaktif dijelaskan sebagai berikut :

1.         Data lisan lagu Nea yang diperoleh dari catatan-catatan tertulis, hasil wawancara dan observasi di lapangan, akan dikumpulkan kemudian dilakukan transfer data dengan memindahkan data lisan lagu Nea dalam bentuk tulisan.

2.         Semua data teks lagu Nea masih dalam bahasa aslinya (bahasa Kolana) yang telah dikelompokkan langsung diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

3.         Analisis yang dilakukan berupa kata-kata atau kalimat dalam syair Nea yang difokuskan pada fungsi dan nilainya.

4.         Hasil analisis fungsi dan nilai yang ditemukan didalam teks lagu Nea digolongkan dengan membentuk rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis.

5.         Penyajian data teks lagu Nea diorganisasikan berdasarkan fungsi dan nilai yang disusun secara berurutan untuk dijadikan landasan sebagai kesimpulan akhir.

 

C.      HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Fungsi Lagu Nea

         Nea                                                (Mama)

a1.  Nea e susu oba Sole gawari            (Mama betapa susah hidupmu ini)

       Ameng tapolo                                  (di tempat kering berlumpur)

       Dukung arukung                            (itu rumah mu)

       So mi amuru                                   (aku merantau mencari ilmu)

                                                                        

a2.  Nea sikolo nawari kana                  (Mama kau berjalan diatas bukit berduri)

       Nepa so jadirinamu                        (Ayah ku telah tiada)

       O Nea … Aida oba tapim anasu    (O Mama… betapa malang hidupmu ini)

 

a3.  A serla  muku salara dumu            (mama berlari diatas bukit berduri)

       So mi amuru                                   (aku merantau mencari ilmu)

       ilu aroko wong tamudu                  (mama lewati lembah yang dalam)

       Aida amidi                                       (seorang diri)

       Asoi amidi Asoi asiri                       (seorang diri disuruh kesana – sini)

       Aida wo Gasola kana                      (bagai seorang hampa)

 

a4.  O Nea.. Aida oba tapimianasu..     (O mama sungguh sayang hidup sendiri)

       O Nea..  aida oba taimianasu         (O mama sungguh sayang hidup sendiri)

 

Pembahasan

Fungsi Lagu Nea

Fungsi informasi

Berdasarkan segi fungsi sangat berkaitan dengan liriknya sebagai karya sastra yang dimanfaatkan seorang anak untuk media informasi.  Menurut informan Joy Erlin Laure, sebagai tokoh pelaku saat dilakukan wawancara bahwa, syair lagu Nea ini dinyanyikan ketika seorang anak merindukan orangtua khususnya seorang ibu. Lirik yang menunjukkan fungsi informasi dalam syair lagu Nea berikut :

Lirik (a.1)

Nea e susu oba Sole gawari : (Mama betapa susah hidupmu ini)

Ameng tapolo : (di tempat kering berlumpur)

Dukung arukung : (itu rumah mu)

So mi amuru : (aku merantau mencari ilmu)

Lirik lagu Nea ini difungsikan sebagai informasi kepada anak tentang pengakuan bahwa ibunya hidup penuh dengan kesusahan, hidup dibawah penderitaan sedangkan sang anak pergi merantau untuk mencari ilmu demi menggapai cita-citanya. Hal ini perlu dicontoh sebagai motivasi bahwa seorang yang hidup dibawah penderitaan tetapi masih semangat mencari ilmu meskipun kondisi orang tua di kampung halaman penuh dengan penderitaan.

 

Fungsi Edukatif

Lirik lagu Nea ini mengemban nilai edukatif, karena digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan, nasihat, doa, pendidikan, dan ajaran-ajaran tentang nilai-nilai kebenaran, etika dan perilaku untuk ditiru seorang anak. Lirik lagu Nea yang mengemban fungsi edukatif pada lagu Nea yang dinyanyikan informan Joy Erlin Laure dapat dilihat dalam lirik berikut :

Lirik (a.1)

Nea e susu oba Sole gawari : (Mama betapa susah hidupmu ini)

Ameng tapolo : (di tempat kering berlumpur)

Dukung arukung : (itu rumah mu)

So mi amuru : (aku merantau mencari ilmu)

Lirik lagu Nea ini mengemban fungsi edukatif, yaitu dengan kondisi orang tua yang hidup dengan penuh perjuangan dan penderitaan, kita harus tetap semangat dalam mencari ilmu untuk mewujudkan cita-cita untuk menjadi yang lebih baik. Semangat untuk menuntut ilmu inilah yang bisa dipetik nilai edukatifnya agar kita yang hidup lebih baik harus lebih giat dalam mencari ilmu untuk mewujudkan mimpi. Kewajiban menuntut ilmu selaras dengan sabda Rasulullah SAW dalam sebuah Hadist yang di riwayatkan oleh Imam Turmudzi, yang artinya sebagai berikut : ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)

 

Fungsi hiburan

Fungsi keindahan merupakan sifat kekhasan dari karya sastra itu sendiri. Artinya menggunakan karya sastra untuk menghibur dalam nyanyian kerinduan. Fungsi estetis yang diemban oleh lirik ini diberi nuansa bunyi yang efonis seperti dalam bait larik puisi yang bersajak ab, ab, dari lirik yang membentuk susunan kata-kata dalam kekuatan statistik atau gaya bahasa yang digunakan penyair seperti halnya disajikan dibawah ini :

A serla  muku salara dumu

So mi amuru

ilu aroko wong tamudu

Aida amidi

Asoi amidi Asoi asiri

Aida wo Gasola kana

Persamaan lirik syair seperti bentuk perulangan dalam sajak, kesannya untuk mempengaruhi perasaan pendengar, sehingga gaya bahasa dan keindahannya yang digunakan semata hiasan, fungsinya menyiratkan makna yang telah dicari dan ditemukan dibalik lirik bahasa yang terungkap.

 

Nilai Lagu Nea (Mama)

Nilai yang dimaksud adalah konsep-konsep mengenai apa yang dianggap masyarakat bernilai, berharga, dan penting dalam hidup sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada warga masyarakat. Data yang ditemukan dari informan, disusun dan diterjemahkan berdasarkan nilai dalam liriknya. Nilai yang ditemukan dalam lirik lagu Nea sastra lisan Kolana Kabupaten Alor dapat dilihat dalam syair sebagai berikut :

Nilai moral

Nilai moral merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan, sehingga tercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik, serasi, bermanfaat, dan individu. Nilai itu tercermin dalam nilai-nilai perilaku dan etika yang diemban oleh syair dibawah ini:

Lirik         a2.     Nea sikolo nawari kana

                          Nepa so jadirinamu

                          O Nea … Aida oba tapim anasu

Lirik         a3.     A serla  muku salara dumu

                          So mi amuru

                          ilu aroko wong tamudu

                          Aida amidi

                          Asoi amidi Asoi asiri

                          Aida wo Gasola kana

Syair tersebut menekankan kepada kita bahwa kita harus terus gigih dalam mencari ilmu, karena orang tua kita khususnya ibu kita yang telah ditinggal oleh suaminya rela membanting tulang dan mengarungi bukit berduri untuk membiayai kehidupan kita untuk mencari ilmu guna mewujudkan cita-cita.  Kita sebagai anak harusnya bisa mengambil hikmah dalam syair ini, karena dibalik kesuksesan kita terdapat orang tua yang rela mengorbankan dirinya demi kita agar menjadi manusia yang lebih baik.

 

Nilai filosofis

Nilai filosofis adalah nilai yang mempresentasikan pandangan hidup atau kebijaksanaan hidup masyarakat Kolana untuk mengendalikan dan mengarahkan manusia dalam bersikap, berperilaku atau perbuatan kearah yang lebih baik. Dalam syair lagu Nea ditemukan nilai filosofis yang dengan penggalan lirik syair sebagai berikut :

a2.     Nea sikolo nawari kana

          Nepa so jadirinamu

          O Nea … Aida oba tapim anasu

a3.     A serla  muku salara dumu

          So mi amuru

          ilu aroko wong tamudu

          Aida amidi

          Asoi amidi Asoi asiri

          Aida wo Gasola kana

Makna yang tersirat dari penggalan syair ini, merupakan wujud dari pengorbanan seorang ibu untuk mewujudkan mimpi anaknya yang sedang merantau mencari ilmu. Ada pepatah mengatakan kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah, artinya pengorbanan seorang ibu tak bisa ada ujungnya. Pengorbanan seorang ibu kepada anaknya tak bisa dinilai dengan apapun dan sampai kapanpun. Meskipun hidup sendiri dalam derita dan perjuangan, tidak ada sedikitpun rasa untuk penyesalan yang terlukis diwajahnya, dengan semangat yang terus ditunjukkan tanpa mengenal rasa lelah demi mewujudkan mimpi sang anak yang sedang merantau menimba ilmu di negeri orang.

 

Nilai estetis

Estetis dalam pandangan ini, terfokus pada bahasa yang diciptakan oleh penembang syair lisan, sehingga dapat memberikan efek estetis membentuk bunyi efonis dalam nyanyian dengan demikian orang yang mendengar merasa tersentuh hatinya, namun fungsi utamanya adalah mengamankan sistem nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Jadi nilai estetis pada lirik lagu Nea ini lebih mengutamakan nilai keindahan yang mengandung dimensi nilai moral, filosofis, religius, dan sosial bukan hanya terpatok pada nilai yang menyenangkan dan memberi kepuasan pada perasaan sekalipun nilai itu sendiri dapat pula menimbulkan kenikmatan estetis dan statisnya. Dengan demikian seorang tokoh pelantun lagu Nea memanfaatkan sarana bahasa untuk mencapai efek maksimal terhadap orang yang hendak dinyanyikannya, agar lebih mudah dalam menanamkan nilai-nilai pada generasi penerusnya. Nilai estetis dapat ditemukan dalam penggalan lirik syair Nea sebagai berikut:

a1.     Nea e susu oba Sole gawari

          Ameng tapolo

          Dukung arukung

          So mi amuru

Lirik ini mengandalkan statistika yang nampak pada kata so mi amuru yang mengandung makna aku merantau mencari ilmu yang bermakna bahwa kita harus terus belajar mencari ilmu walau dengan kondisi apapun. Maksud yang diinginkan adalah memberikan motivasi kepada semua orang bahwa meskipun dalam kondisi terpuruk kita harus tetap mencari ilmu meskipun hidup di tanah rantau

a2.     Nea sikolo nawari kana

          Nepa so jadirinamu

          O Nea … Aida oba tapim anasu

a3.     A serla  muku salara dumu

          So mi amuru

          ilu aroko wong tamudu

          Aida amidi

          Asoi amidi Asoi asiri

          Aida wo Gasola kana

Syair tersebut menghasilkan bentukan kata dan makna yang dalam. Dari segi unsur keindahan bahasa tersebut terlihat pada perulangan bunyi yang terlihat pada pengulangan bunyi yang ditimbulkan dari rima. Syair ini menggunakan pola bunyi yang dominan di depan dan di tengah dengan bunyi (u) “A serla  muku salara dumu, So mi amuru, ilu aroko wong tamudu“ sedangkan rima (a a), yaitu di setiap akhir larik syair ini diakhiri dengan bunyi (a), (u), (i) “Nea sikolo nawari kana, Nepa so jadirinamu, O Nea … Aida oba tapim anasu,  Aida amidi, Asoi amidi Asoi asiri, Aida wo Gasola kana” sehingga menimbulkan suasana bunyi yang merdu dan indah.

Keindahan syair yang digunakan dalam lagu Nea ini terdiri dari lirik-lirik yang indah dan mengandung nilai sastra yang luhur serta dalam akan kandungan makna. Kemajemukan kata dan bahasa yang disusun secara indah yang dinyanyikan menimbulkan kepuasan dan hiburan bagi yang mendengarkan.

 

D.      SIMPULAN

Fungsi dan nilai lagu Nea dalam sastra lisan Kolana – Alor yaitu :

1.         Berfungsi informasi kepada orang yang meliputi (a) informasi akan pentingya mencari ilmu meskipun dalam kondisi apapun. (b) informasi adanya kehidupan sosial, (c) informasi tentang kasih sayang ibu kepada anaknya.

2.         Berfungsi edukatif kepada anak, yang terdiri dari (a) penanaman rasa cinta dan kasih sayang kepada seorang ibu yang hidup penuh pengorbanan agar anaknya bisa terus menuntut ilmu untuk meraih mimpi. (b). penanaman ajaran-ajaran tentang nilai ketuhanan. (c). penanaman ajaran-ajaran nilai moral dan etika.

3.         Berfungsi hiburan meliputi kekuatan estetis dan stilistis bunyi bahasa dalam syair Nea yang dinyanyikan dapat memberi dimensi magis yang mengakibatkan anak bisa lebih menghormati dan menghargai pengorbanan seorang ibu.

Nilai –nilai pada lagu Nea dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.         Nilai moral dalam lagu Nea yang ditemukan meliputi (a) pengamalan kewajiban menuntut ilmu, (b) pengamalan nilai kewajiban untuk menghargai dan menghormati ibu.

2.         Nilai filosofis lagu Nea menggambarkan (a) sikap seorang ibu sebagai manusia yang mandiri harus menentukan pegangan hidup untuk bertahan hidup dan mencari nafkah dengan penuh penderitaan demi anak agar bisa menuntut ilmu di perantauan. (b) sikap seorang anak yang harus bisa menghormati pengorbanan seorang ibu yang hidup penuh dengan kesusahan akan tetapi terus berjuang demi anaknya.

3.         Nilai estetis yang ditemukan berupa nilai yang menggambarkan keindahan dalam segi bentuk yaitu, gaya bahasa dan persamaan rima yang berakhiran a-b-a-b membentuk estetis pada stilistis awalan kata, tengah, dan akhiran sehingga menimbulkan efonis yang berirama harmonis. Kata-kata ini dibentuk dalam lirik syair yang jika dinyanyikan akan menimbulkan kekuatan magis bagi yang mendengar sehingga membuat orang lebih menghargai dan menghormati perjuangan seoarang manusia bernama ibu.

 

E.       DAFTAR PUSTAKA

Danandjaja, James. 2007. Folklor Indonesia. Jakarta : Grafiti.

Djamaris, Edwar. 2002. Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Endraswara, Suwardi. 2009. Metodologi Penelitian Folklor. Media Presindo FBS Universitas Negeri Yogyakarta.

Miles, Matthew dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Tjejep Rohendi Rohidi (penerjemah). Jakarta : UI Pres.

Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Sastra dan Cultural Studies. Respresentasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

____________________.2011. Antropologi Sastra, Peranan Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

____________________. 2012. Teori, Metode dan Teknik Penilaian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

 

0 Post a Comment:

Posting Komentar