BAHASA INDONESIA SEBAGAI KEKUATAN PEMERSATU MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI PULAU UJUNG NEGERI
Oleh :
Achmad
Hambali,S.Pd.,Gr.
SMP N Pumi,
Alor, NTT
Alor merupakan sebuah kabupaten kepulaun yang terletak di Propinsi
Nusa Tenggra Timur (Sunda Kecil) berbatasan langsung dengan Negara Republik
Demokratik Timor Leste. Alor mempunyai 15 pulau, yakni 9 pulau berpenghuni dan
6 tidak berpenghuni. Kabupaten Alor mempunyai 17 kecamatan yang mempunyai
budaya dan etnis serta bahasa yang berbeda-beda. Masyarakat Alor kaya dengan
bahasa. Ada sekitar 42 bahasa, 12 diantaranya logat atau dialeknya hampir sama,
sedangkan sisanya memang beda sekali.
Kabupaten Alor memiliki keunikan tersendiri, yaitu setiap kampung
atau desa memiliki bahasa yang berbeda-beda. Jangankan satu desa, setiap
dusunnya pun boleh jadi berbeda bahasanya. Hal ini disebabkan oleh topografi
dan geografi di wilayah Alor yang terdiri dari kepulauan, pegunungan,
perbukitan, dan lembah. Setiap desa dipisahkan oleh kondisi alam yang
sedemikian sulit, sehingga antara satu desa dengan desa lainnya, warga menggunakan bahasanya sendiri.
Peran Bahasa Indonesia yang telah dikenal luas sejak “Soempah
Pemoeda”, 28 Oktober 1928 inilah yang menjadikan masyarakat di Kabupaten Alor
menjalin komunikasi antara suku yang satu dengan suku yang lain. Bahasa
Indonesia bisa menjalankan fungsi sebagai bahasa pemersatu di Kepulauan Alor.
Dengan menggunakan bahasa Indonesia rasa kesatuan dan persatuan bangsa yang
berbagai etnis terpupuk. Kehadiran bahasa Indonesia di tengah-tengah belasan
hingga puluhan bahasa daerah Alor tidak menimbulkan pengaruh negatif bagi etnis
yang menggunakannya. Sebaliknya, justru kehadiran bahasa Indonesia dianggap
sebagai pengaruh positif untuk melindungi daerah.
Dalam hubungannya sebagai alat untuk menyatukan berbagai suku yang
mempunyai latar belakang budaya dan bahasa masing-masing, bahasa Indonesia
justru dapat menyerasikan hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa meninggalkan
identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar
belakang bahasa etnik yang bersangkutan. Bahkan lebih dari itu dengan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan ini, kepentingan nasional diletakkan jauh
diatas kepentingan daerah dan golongan.
0 Post a Comment:
Posting Komentar