Achmad Hambali, S.Pd., Gr.

Guru Penggerak Angkatan 7 - Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Ac

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Contoh Teks Eksplanasi - Gempa Palu

GEMPA PALU



PERNYATAAN UMUM

Gempa besar pernah melanda kota Palu pada 28 September 2018, pukul 18.02 WITA. Pusat gempa berada di 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut kota Palu dengan kedalaman 10 km. Guncangan gempa bumi ini dirasakan di Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Mamuju, bahkan hingga Kota Samarinda, Kota Balikpapan, dan Makassar.


PENJELASAN UMUM

Gempa tersebut memicu gelombang laut setinggi 5 meter di Kota Palu. Kekuatan gempa di bulan September 2018 tersebut mencapai 6.0 skalarichter. Akibat gempa tersebut, setidaknya sebanyak 2.045 orang meninggal dunia, 632 orang luka-luka, 5.000 orang hilang, 16.732 penduduk mengungsi, dan 66.390 rumah hancur. Pusat gempa berada di darat, yaitu sekitar Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala. Di Makassar, getaran sempat dirasakan beberapa detik. Di Palopo, Sulawesi Selatan, guncangan terasa cukup besar hingga membuat warga meninggalkan rumah. Sementara di Balikpapan, guncangan gempa juga dirasakan di rusunawa dan hotel. Secara umum, gempa dirasakan berintensitas kuat selama 2-10 detik. Selain mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa, gempa bumi ini juga mengakibatkan gejala likuefaksi beberapa saat setelah puncak gempa terjadi. Likuefaksi atau pencairan tanah ini memakan banyak korban jiwa dan material. Dua tempat yang paling parah mengalami bencana ini adalah Kelurahan Petobo dan Perumnas Balaroa di Kota Palu.


INTERPRESTASI

Gempa bumi dan tsunami Palu juga turut dirasakan oleh daerah sekitarnya, seperti Kabupaten Donggala, Kota Samarinada, dan Kota Balikpapan. Selain menewaskan ribuan orang, gempa bumi dan tsunami Palu ini juga mengakibatkan gejala likuefaksi atau pencairan tanah.

Langkah Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia 2026



Timnas Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi babak kualifikasi FIFA World Cup 2026. Dalam beberapa tahun terakhir, prestasi timnas semakin meningkat, terutama setelah kemenangan di turnamen regional. Pelatih timnas telah menyusun strategi baru dengan harapan bisa membawa Indonesia lolos ke ajang sepak bola terbesar di dunia.

Pada bulan september tahun 2024, Timnas akan menghadapi pertandingan penting melawan beberapa negara Asia lainnya. Persiapan yang matang telah dilakukan oleh tim pelatih, dan para pemain pun terlihat antusias menyambut tantangan tersebut: mereka bertekad memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara. Target utama timnas adalah lolos dari fase grup kualifikasi dan melangkah ke putaran berikutnya.

Beberapa pemain andalan Indonesia, seperti Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman, akan menjadi tulang punggung dalam pertandingan-pertandingan krusial tersebut. Kedua pemain ini telah menunjukkan performa luar biasa di kompetisi klub mereka di Eropa dan Asia. Selain itu, ada juga beberapa pemain muda yang diproyeksikan untuk menambah kekuatan tim.

Tantangan terbesar yang dihadapi timnas adalah menghadapi negara-negara dengan tradisi sepak bola kuat seperti Korea Selatan dan Jepang. Namun, pelatih yakin bahwa dengan persiapan yang baik, Indonesia bisa memberikan perlawanan berarti. "Kita harus bekerja keras dan fokus," ujar sang pelatih: menurutnya, keberhasilan bisa diraih dengan disiplin dan kekompakan.

Selain kekuatan di lapangan, timnas juga mendapat dukungan penuh dari masyarakat Indonesia. Para suporter yang dikenal dengan sebutan Garuda Fans selalu hadir dalam setiap pertandingan penting, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Dukungan moral ini diharapkan bisa menjadi dorongan tambahan bagi para pemain untuk tampil maksimal.

Sayangnya, masalah cedera beberapa pemain kunci menjadi kendala dalam persiapan tim. Kapten tim, Asnawi mangkualam, dikabarkan mengalami cedera lutut saat latihan. Tim medis timnas berusaha keras agar ia bisa pulih tepat waktu dan siap bermain di pertandingan penting tersebut. Kondisi Asnawi akan terus dipantau oleh tim pelatih dan dokter tim.

Langkah Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026 masih panjang, namun harapan masyarakat Indonesia tetap tinggi. Semua pihak berharap bahwa dengan kerja keras, disiplin, dan dukungan penuh, Indonesia bisa membuat sejarah baru di dunia sepak bola. Dengan persiapan yang baik, impian menuju FIFA World Cup bukanlah hal yang mustahil.

Contoh Teks Eksplanasi - OMBAK BONO

OMBAK BONO



Ombak adalah sebuah gelombang permukaan yang umum terjadi di lautan akibat adanya energi yang mengalir di air tersebut. Namun, berbeda dengan ombak yang terjadi di muara Sungai Kampar, kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.


Ombak ini disebut dengan Ombak Bono. Bahkan gelombang permukaan dari ombak bono memiliki ukuran yang cukup tinggi sehingga bisa digunakan untuk berselancar. Peristiwa unik ini akan muncul ketika air laut pasang dan memasuki Sungai Kampar. Di saat yang bersamaan air Sungai Kampar juga mengalir ke laut sehingga terjadi benturan yang menghasilkan ombak. Semakin besar pasang air laut, maka akan semakin besar pula ombak yang dihasilkan. Faktor lain yang mendukung terciptanya ombak bono adalah aliran air sungai menuju muara, hujan, air, pasang, posisi bulan, tinggi rendah kedalaman air, dan lingkungan hutan sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS). Beberapa sungai di dunia yang memiliki ombak adalah sungai Amazon di Brazil, sungai Qiantang di China, Sungai Eisbach di Jerman, dan sungai Zambezi di Zambia.

W.S. Rendra: Sang Penyair Multi-dimensi

Sumber Gambar : Kompas.com

W.S. Rendra, yang memiliki nama lengkap Willibrordus Surendra Broto Rendra, adalah salah satu tokoh sastra terbesar di Indonesia. Lahir pada 7 November 1935 di Solo, Jawa Tengah, Rendra dikenal sebagai penyair, dramawan, dan aktor yang memiliki pengaruh besar dalam dunia kesusastraan dan teater Indonesia. Karya-karyanya yang mendalam dan penuh makna, serta peranannya dalam mengembangkan teater modern Indonesia, membuatnya dijuluki sebagai "Burung Merak" oleh banyak penggemarnya.


Rendra memulai karier sastranya pada usia muda. Ia menulis puisi sejak duduk di bangku sekolah menengah dan terus mengasah bakatnya di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Di universitas ini, Rendra aktif dalam kegiatan teater dan sastra, memperkenalkan gaya penulisan dan pementasan yang inovatif dan eksperimental. Puisi-puisinya, seperti "Blues untuk Bonnie" dan "Mencari Bapak," menggambarkan realitas sosial dengan gaya yang khas, penuh simbolisme, dan kritik sosial yang tajam.


Pada tahun 1967, Rendra mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta, yang menjadi pusat pengembangan teater kontemporer di Indonesia. Bengkel Teater tidak hanya menghasilkan banyak karya teater yang monumental, tetapi juga melahirkan banyak seniman dan aktor berbakat. Di bawah bimbingan Rendra, teater ini dikenal karena keberaniannya mengeksplorasi tema-tema sosial dan politik yang kontroversial, sekaligus mempertahankan kualitas artistik yang tinggi.


Salah satu karya teater Rendra yang paling terkenal adalah "Mastodon dan Burung Kondor," yang pertama kali dipentaskan pada tahun 1973. Pementasan ini menggambarkan konflik antara kekuatan besar yang korup dengan rakyat kecil yang tertindas, sebuah tema yang relevan dengan situasi politik Indonesia pada masa itu. Karya ini, bersama dengan banyak pementasan lainnya, menunjukkan keberanian Rendra dalam menggunakan teater sebagai alat untuk menyuarakan kritik sosial dan politik.


Selain karyanya di bidang teater, Rendra juga dikenal karena puisi-puisinya yang mendalam dan penuh makna. Ia sering menggunakan bahasa yang sederhana namun sarat dengan makna, mencerminkan kehidupan sehari-hari dengan cara yang begitu nyata dan menyentuh. Puisi-puisi seperti "Sajak Sebatang Lisong" dan "Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta" menggambarkan kehidupan sosial dengan gaya yang lugas dan penuh emosi.


W.S. Rendra juga dikenal sebagai seorang intelektual yang aktif menyuarakan pandangannya tentang berbagai isu sosial dan politik. Ia sering terlibat dalam berbagai diskusi dan forum, baik di dalam maupun di luar negeri, membahas peran seniman dalam masyarakat dan pentingnya kebebasan berekspresi. Rendra percaya bahwa seni harus menjadi cermin masyarakat, yang tidak hanya merefleksikan tetapi juga mengkritisi dan menginspirasi perubahan.


W.S. Rendra meninggal dunia pada 6 Agustus 2009, namun warisannya terus hidup melalui karya-karyanya yang abadi. Pengaruhnya dalam dunia sastra dan teater Indonesia sangat besar, menginspirasi generasi seniman muda untuk terus berkarya dan berani menyuarakan kebenaran. Dengan dedikasinya terhadap seni dan keberaniannya dalam menghadapi tantangan, Rendra tetap dikenang sebagai salah satu tokoh besar yang telah memberikan warna tersendiri dalam perjalanan kesusastraan dan seni Indonesia.

Sutan Takdir Alisjahbana (1908—1993)

Sutan Takdir Alisjahbana (1908—1993)



Sutan Takdir Alisjahbana pengarang Indonesia yang banyak berorientasi ke dunia Barat. Dia mengatakan bahwa otak Indonesia harus diasah menyamai otak Barat. Walaupun banyak ditentang orang, Sutan Takdir Alisjahbana tetap dengan pendiriannya itu. Sutan Takdir Alisjahbana lahir di Natal, Tapanuli, Sumatra Utara, tanggal 11 Februari 1908, dan meninggal tanggal 31 Juli 1993. Jenazahnya dimakamkan di sebuah bukit di sekitar Bogor. 

Sutan Takdir Alisjahbana menempuh pendidikan dasar di HIS Bengkulu. Setelah tamat dari HIS, ia melanjutkan pendidikan ke Kweekschool di Bukittinggi kemudian ia pindah ke Lahat, lalu ke Muara Enim. Setelah menamatkan pendidikan di Kweekschool, ia melanjutkan sekolahnya ke Hogere Kweekschool (HKS) Bandung tahun 1925--1928. Pendidikan yang dijalaninya di Bandung itu adalah pendidikan guru. Tahun 1931 ia mengikuti pendidikan di Hoofdacte Cursus Jakarta, sejenis pendidikan guru, dan tamat tahun 1933. Tahun 1937 ia mengikuti kuliah di Rechtshcogeschool (Sekolah Hakim Tinggi) Jakarta dan tamat tahun 1942. Di samping itu, tahun 1940 ia mengikuti kuliah di Fakultas Sastra, Universiteit van Indonesie, program studi Ilmu Bahasa Umum, Filsafat Asia Timur dan tamat tahun 1942. Tahun 1979 Sutan Takdir Alisjahbana mendapat gelar Doctor Honoris Causa untuk Ilmu Bahasa dari Universitas Indonesia dan tahun 1987 mendapat gelar Doctor Honoris Causa untuk Ilmu Sastra dari Universiti Sains Malaysia. 

Sutan Takdir Alisjahbana mulai bekerja sebagai guru sekolah dasar (Hollandsch Inlandsche School) di Palembang, Sumatra Selatan, tahun 1928—1929. Setelah dua tahun mengajar, tahun 1930 ia pindah ke Jakarta. Dia menjabat redaktur kepala pada Penerbit Balai Pustaka dan pimpinan majalah Pandji Poestaka tahun 1930—1942. Tahun 1942—1945 ia bertugas sebagai penulis ahli dan anggota Komisi Bahasa Indonesia, Jakarta. Tahun 1945—1950 menjabat Ketua Komisi Bahasa Indonesia. Dalam tahun-tahun itu, ia juga menjabat Ketua Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan kemudian ia ddiangkat sebagai guru dan Direktur SMA Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan. Tahun 1946—1948 ia bertugas sebagai dosen di Universitas Indonesia untuk mata kuliah Bahasa Indonesia, Sastra , dan Sejarah Kebudayaan. Setelah mendirikan Universitas Nasional, ia menjabat rektor universitas itu. Di samping itu, ia menjabat guru besar luar biasa di Akademi Luar Negeri, Jakarta, guru besar di Universitas Andalas, guru besar di Akademi Jurnalistik, guru besar di University of Malaya, Kuala Lumpur, dosen di Fakultas Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, dan dosen di Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta. 

Tahun 1933 Sutan Takdir Alisjahbana mendirikan dan menerbitkan majalah Poedjangga Baroe bersama-sama dengan Amir Hamzah dan Armijn Pane. Majalah ini menyuarakan pembaharuan sastra. Sutan Takdir Alisjahbana menampilkan beberapa tulisan yang berorientasi pada pendiriannya itu, yaitu pembaruan ala Barat. 

Sutan Takdir Alisjahbana beragama Islam. Sampai akhir hayatnya ia telah beristri tiga kali. Tahun 1929 ia menikah dengan Raden Ajeng Rohani Daha. Dari pernikahannya itu, mereka memperoleh tiga orang anak, yaitu Samiati, Iskandar, dan Sofyan. Raden Ajeng Rohani Daha meninggal dunia tahun 1935. Tahun 1941 Sutan Takdir Alisjahbana menikah dengan Raden Roro Sugiarti. Dari pernikahan itu, mereka memperoleh dua orang anak, yaitu Mirta dan Sri Artaria. Raden Roro Sugiarti meninggal dunia tahun 1952 di Los Angeles. Tahun 1993 Sutan Takdir Alisjahbana menikah lagi dengan Dr. Margaret Axer di Bonn, Jerman Barat. Dari pernikahannya itu, mereka memperoleh anak empat orang, yaitu Tamalia, Marita, Marga, dan Mario. 

Karya Sutan Takdir Alisjahbana yang berupa novel, antara lain Tak Putus Dirundung Malang (Balai Pustaka, 1929) dan Layar Terkembang. Dia juga menulis puisi, antara lain Tebaran Mega(kumpulan puisi) dan esai sastra, antara lain Kebangkitan Puisi Baru Indonesia. Tulisannya yang berhubungan dengan masalah bahasa, misalnya Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia dan Dari Perjuangan dan Pertumbuhan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Modern (kumpulan karangan tentang bahasa Indonesia). Dia juga menulis masalah kebudayaan, yakni Polemik Kebudayaan (Balai Pustaka, Edisi III, 1977) dan Perkembangan Sejarah Kebudayaan Dilihat dari Jurusan Nilai-Nilai (Idayu, edisi II, 1977). Salah satu karangannya yang menjadi pemicu terjadinya polemik pada tahun 1936 dan dimuat dalam buku kumpulan karangan yang disunting oleh Achdiat K. Mihardja berjudul Polemik Kebudayaan. Selain itu, ia juga menulis masalah filsafat, seperti Pembimbing ke Filsafat (Dian Rakyat, 1945) dan Kelakuan Manusia di Tengah-Tengah Alam Semesta (Dian Rakyat, 1983). Sutan Takdir juga menulis masalah pendidikan, antara lain Museum Sebagai Alat Pendidikan (Dian Rakyat, 1954). Artikelnya dalam bidang seni, antara lain "Perkembangan Seni Indonesia dan Kebudayaan yang sedang Tumbuh". Artikelnya dalam masalah sosial, antara lain "Pemandangan dalam Dunia Surat Kabar" (Pandji Poestaka, Tahun. VII, 1930). Artikelnya dalam masalah agama, antara lain "Pembangunan Ekonomi dan Etik Ekonomi Islam" (Ilmu dan Budaya, Thn IV, No. 3, April 1982). Sutan Takdir juga menulis artikel tentang sejarah, seperti "Gandhi, Perlawanan Mengalah di Inia" (Pandji Poestaka", Tahun. VIII, No. 41, 1930). 

Berbagai tanggapan terhadap peran Sutan Takdir Alisjahbana dalam memajukan dan mengembangkan kesusastraan di Indonesia, antara lain dikemukakan oleh H.B. Jassin dalam Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai I (1985). H.B Jassin secara tidak langsung mengakui kedudukan Sutan Takdir Alisjahbana sebagai pemberi arah perkembangan kesusastraan Indonesia. Sementara itu, Pamusuk mengatakan bahwa di samping sebagai sastrawan, Sutan Takdir Alisjahbana juga dikenal sebagai pemikir, dalam hal ini pemikir kebudayaan yang kontroversial karena pemikirannya sering tidak diterima umum atau bertentangan dengan pendapat umum yang berlaku. 

Berikut sejumlah karya Sutan Takdir Alisjahbana (1) Tak Putus Dirundung Malang (novel), diterbitkan di Jakarta oleh Balai Pustaka tahun 1929 dan edisi ke-10 dicetak oleh Dian Rakyat tahun 1989, (2) Dian yang Tak Kunjung Padam (novel) diterbitkan oleh Balai Pustaka, 1932, dan edisi ke-10 dicetak oleh Dian Rakyat tahun 1989, (3) Layar Terkembang (novel) diterbitkan oleh Balai Pustaka, tahun 1937, dan edisi ke-20 dicetak oleh Balai Pustaka tahun 1990, (4) Anak Perawan di Sarang Penyamun (novel) diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1940, dan edisi ke-10 dicetak oleh Dian Rakyat tahun 1989, (5) Tebaran Mega (kumpulan puisi) diterbitkan oleh Pustaka Rakyat tahun 1935 dan dicetak ulang tahun 1963, (6) Puisi Lama (kumpulan dan komentar tentang puisi Indonesia Klasik) diterbitkan Dian Rakyat tahun 1946, dan edisi ke-6 oleh Dian Rakyat tahun 1975, (7) Puisi Baru (kumpulan dan komentar tentang puisi Indonesia modern) diterbitkan oleh Dian Rakyat, Jakarta, tahun 1946, dan edisi ke-7 oleh Dian Rakyat tahun 1975, (8) Grotta Azzura, Kisah Cinta dan Cita (novel) diterbitkan oleh Dian Rakyat tahun 1970 dan edisi ke-3 oleh Dian Rakyat tahun 1990, (9) Kalah dan Menang (novel) tahun 1978, (10) Lagu Pemacu Ombak (kumpulan puisi) tahun 1978. Organisasi profesi internasional yang diikuti oleh Sutan Takdir Alisjahbana, antara lain (1) Committee of Directors of the International Federation of Philosophical Societies di Brussel (1954—1959), (2) Societe de Linguistique du Paris (1951—1994), dan (3) World Futures Studies Federation, Roma (1974—1994), dan (4) Koninklijk Institute voor Taal-Land-en Volkenkunde (KITLV) Belanda (1976—1994). Sutan Takdir Alisjahbana juga tercatat sebagai ketua Akademi Jakarta yang pertama. Sutan Takdir Alisjahbana mendapat anugerah dari Kaisar Jepang The Order of Sacred Treasure, Gold and Scheer untuk karyanya Kalah dan Menang.


Sumber: https://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Sutan_Takdir_Alisjahbana | Ensiklopedia Sastra Indonesia - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Teks Argumentasi - Materi Kelas XI Kurikulum Merdeka



A.    TEKS ARGUMENTASI


Teks argumentasi merupakan tulisan yang berisi suatu gagasan atau pendapat dengan maksud untuk menyatakan kebenaran. Kebenaran tersebut didasarkan dari pendapat yang di dukung dengan ataupun fakta sebagai bukti penguat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari teks argumentasi adalah untuk memenuhi pembaca agar memiliki pendapat yang sama dengan penulis.

Sama halnya dengan jenis teks lain, teks argumentasi jufa memiliki ciri-ciri tertentu sebagai berikut:

1.   Terdiri atas kalimat yang berisi pernyataan, ide, dan pendapat dari penulis

2.   Pernyataan, ide, atau pendapat penulis tersebut didasarkan pada data dan fakta sebagai pendukung.

3.   Nilai kebenarannya hanya dapat ditinjau dari data dan fakta yang dipaparkan.

4.   Bagian akhir teks argumentasi berisi simpulan dari pandangan penulis dengan cara yang lebih luas.

 

Adapun teks argumentasi berdasarkan struktur paragrafnya dikelompokkan menjadi sebagai berikut:

1.   Paragraf argumentasi analogi atau perbandingan.

Contoh  :   Seseorang memiliki ilmu pengetahuan dan berpendidikan tinggi, Ia akan seperti padi, setangkai padi yang mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi. Semakin Ia berwawasan, semakin Ia merendahkan hati seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir bernas.

 

2.   Paragraf argumentasi generalisasi atau umum.

Contoh :   Setelah diadakan survey ke permukiman liar di sepanjang rel kereta api itu, banyak penduduk menempati rumah-rumah yang terbuat dari bahan berupa seng, papan, dan kardus. Rumah itu tidak memiliki MCK, pendek, pengap, berlantai tanah, dan lembab. Jadi, dapat dikatakan bahwa tempat tinggal mereka tidak layak huni dan tidak sehat.

 

3.   Paragraf argumentasi sebab - akibat

Contoh :   Masa pademi Covid-19 yang tidak kunjung usai hadirkan banyak persoalan baru. Sebelumnya, pada awal peristiwa banyak pekerja yang dirumahkan. Selain itu, banyak bisnis dan UMKM yang gulung tikar. Belum lagi angka kemiskinan yang kian tinggi. Tidak heran jika banyak orang yang ingin masa pandemic ini segera berakhir.

 

Wujudkan Pendidikan Berkualitas dengan Taat Membayar Pajak

Wujudkan Pendidikan Berkualitas dengan Taat Membayar Pajak

Oleh : Achmad Hambali


Sumber Gambar : kompasiana.com

Pendidikan berkualitas menjadi fondasi utama bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang baik tidak hanya mencakup pengetahuan akademis, tetapi juga membentuk karakter, keterampilan, dan kreativitas individu. Namun, untuk mewujudkan sistem pendidikan yang berkualitas, diperlukan dukungan dari berbagai sektor, termasuk keterlibatan aktif masyarakat dalam membayar pajak.


Pajak merupakan salah satu sumber pendanaan terbesar bagi negara dalam menyediakan layanan publik, termasuk pendidikan. Setiap warga negara memiliki tanggung jawab untuk membayar pajak sesuai dengan kemampuan finansialnya. Namun, sayangnya, masih ada sebagian masyarakat yang enggan atau bahkan menghindari kewajiban membayar pajak. Padahal, kontribusi pajak yang tepat dapat memberikan dampak besar terhadap penyediaan fasilitas pendidikan yang berkualitas.


Salah satu alasan mengapa pembayaran pajak menjadi penting dalam mewujudkan pendidikan berkualitas adalah karena pendapatan pajak digunakan untuk membiayai pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pendidikan. Mulai dari pembangunan gedung sekolah, pengadaan peralatan pembelajaran, hingga pelatihan guru, semuanya membutuhkan dana yang cukup besar. Tanpa dukungan pajak yang memadai, pemerintah akan kesulitan untuk meningkatkan standar pendidikan.


Selain itu, pembayaran pajak yang taat juga berdampak pada ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas di sektor pendidikan. Dengan pendapatan pajak yang memadai, pemerintah dapat memberikan insentif yang menarik bagi para tenaga pendidik, baik itu dalam bentuk peningkatan gaji maupun pelatihan profesional. Hal ini akan mendorong semakin banyak individu yang berkompeten dan berdedikasi untuk terlibat dalam dunia pendidikan.


Tidak hanya itu, pajak juga memainkan peran penting dalam menjamin akses pendidikan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Melalui program subsidi atau bantuan pendidikan, pemerintah dapat memberikan bantuan keuangan kepada keluarga kurang mampu sehingga anak-anak mereka tetap dapat mengenyam pendidikan yang layak. Dengan demikian, kesenjangan dalam akses pendidikan dapat diminimalkan, dan setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensinya.


Namun, upaya untuk mewujudkan pendidikan berkualitas dengan membayar pajak tidak selalu berjalan lancar. Masih banyak tantangan yang harus dihadapi, termasuk tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya membayar pajak dan pengelolaan dana pajak yang transparan dan efisien. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan memastikan penggunaan dana pajak yang tepat sasaran.


Pertama-tama, perlu dilakukan sosialisasi secara massif tentang pentingnya membayar pajak bagi pembangunan pendidikan. Pendidikan tentang pajak sebaiknya dimulai sejak dini, baik di lingkungan sekolah maupun melalui media massa, agar masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang peran dan manfaat pajak.


Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan transparansi dalam pengelolaan dana pajak, termasuk dana yang dialokasikan untuk pendidikan. Informasi mengenai penggunaan dana pajak seharusnya mudah diakses oleh publik sehingga masyarakat dapat memastikan bahwa kontribusi mereka benar-benar digunakan untuk kepentingan bersama, termasuk penyediaan pendidikan yang berkualitas.


Tidak kalah pentingnya, penegakan hukum terhadap pelanggar pajak juga perlu ditingkatkan. Dengan memberlakukan sanksi yang tegas bagi para pelanggar, diharapkan dapat menjadi dorongan bagi masyarakat untuk mematuhi kewajiban pajak mereka dengan lebih baik.


Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, pendidikan berkualitas menjadi kunci utama untuk memenangkan persaingan. Untuk itu, setiap individu, tanpa terkecuali, perlu menyadari tanggung jawabnya dalam membayar pajak demi mendukung pembangunan pendidikan yang berkualitas. Hanya dengan keterlibatan aktif dan kesadaran kolektif masyarakatlah, kita dapat mewujudkan visi pendidikan yang merata dan bermutu untuk semua anak bangsa.

Rubrik Penilaian Tugas Akhir Video Drama

 Rubrik Penilaian Tugas Akhir Video Drama



Rubrik Penilaian Menulis Teks Biografi

 Rubrik Penilaian Menulis Teks Biografi